about

Pada 2019 lalu, Gubuak Kopi bersama Gajah Maharam mengadakan Solok Mural Competition di Solok, Sumatra Barat yang bertemakan “Alam Bareh Solok". Dengan mengundang keterlibatan seniman dari berbagai kota, merespon persoalan di Kota Solok yang masih gaduh dengan persoalan identitas, menertawakan kebiasaannya sendiri, menyuarakan semangat optimisme untuk terlibat membangun kota,  dan mengimajinasikan kota masa depan yang lebih baik.  Saat ini, Solok Mural Competition beralih muka menjadi Tenggara – Street Art Festival yang bertujuan meluaskan wacana, baik dari segi penyelenggaraan maupun artistik. Program-program saat ini mencakup, Residensi Seniman, Lokakarya, Jam Session, dan tentunya pemberian penghargaan untuk kawan-kawan muda yang berpartisipasi.

In 2019, Gubuak Kopi along with Gajah Maharam held an event called Solok Mural Competition in Solok, West Sumatra with the theme “Alam Bareh Solok". With involving invited artists from various cities, they responded to the problems in Solok City who are still racketing with identity issues, laughing at their own habits, voicing the spirit of optimism to be involved to build the city, and imagining a city of a better future. Currently, the Solok Mural Competition has changed its face to Tenggara – Street Art Festival—Tenggara means Southeast—, which aims to broaden the discourse, both in terms of organization and artistry. The 2020 programs are, Artist-in-Residency, Workshops, Jam Sessions, and of course giving awards to the emerging artist.

Program-program

Artist in Residence | 18-28 November 2020

Tenggara Street Art Festival mengundang 8 orang street artist terlibat dalam residensi singkat di Solok, melakukan riset, kolaborasi, dan produksi karya. Para seniman diundang untuk membaca lebih lanjut isu di lokasi yang disoroti oleh tim kurasi, kemudian merespon dengan karyanya. Baik dikerjakan secara kolaborasi, individu, ataupun grup.

Seniman residensi: Autonica (Yogyakarta), Blesmokie (Jakarta), Bujangan Urban (Jakarta), Dhigel (Jakarta), Genta Rekayasa (Medan), Masoki (Padang), Minangtypers (West Sumatra), Rumah Ada Seni (Padang).

Tenggara Street Art Festival invites 8 street artists to be involved in a short residency in Solok, doing research, collaboration, and works production. The artists are invited to read more about the issues in the locations that highlighted by the curation team, then respond it with their work. Whether it done collaboratively, individually, or in groups.

Artists in residence: Autonica (Yogyakarta), Blesmokie (Jakarta), Bujangan Urban (Jakarta), Dhigel (Jakarta), Genta Rekayasa (Medan), Masoki (Padang), Minangtypers (West Sumatra), Rumah Ada Seni (Padang).

Workshop - Remaja Bermedia | 21-22 November 2020

Tahun ini, Tenggara Street Art Festival berkolaborasi dengan platform Remaja Bermedia. Sebuah lokakarya kreatif untuk remaja dalam memahami kerja-kerja mediasi melalui praktik seni. Para remaja juga diajak untuk mengalami proses kesenian bersama seniman-seniman mentor dan memproduksi karya bersama.

Program ini membuka partisipasi untuk 40 remaja Sumatera Barat yang ingin mempelajari hal baru dan terlibat mengikuti proses produksi karya seniman residensi.

info festival: tenggarafestival.id

(website tenggarafestival.id dalam perbaikan, harap menunggu. Untuk pendaftaran klik tombol di bawah)

This year, Tenggara Street Art Festival is collaborating with the Remaja Bermedia platform. A creative workshop for teenagers in understanding mediation through art practice. Teenagers are also invited to experience the art process with the artists and produce works together.

This program opens participation for 40 West Sumatran teenagers who want to learn new things and involve in the production process of residency artists' works.

Festival info: tenggarafestival.id

(The website Tenggarafestival.id is undergoing maintenance, please wait. For registration click the button below)

Jamming Session | 26-28 November 2020

Pada sesi ini, kita mengundang para street artist untuk bersilaturahmi dan berkarya bersama di Kota Solok. Undangan ini terbuka untuk segala medium street artist, baik itu mural, grafiti, poster, wheatpaste, stensil, dan medium baru sekalipun. Para street artist bisa mengajukan konsep atau design karyanya untuk diseleksi dan dikurasi sesuai lokasi yang disediakan oleh penyelenggara. Tahun ini kita meningkatkan kuota menjadi 80 tembok, yang tersebar di 10 titik. Partisipan terpilih wajib mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Kami menyediakan handsanitizer dan masker.

Kami tidak menentukan tema spesifik, namun kemampuan teman-teman semua membaca isu-isu kontemporer akan sangat menarik perhatian kamu. Selain itu, sebagai alternatif isu, teman-teman juga bisa menyimak keterangan lokasi dan penjelasan kategori award pada kolom-kolom di bawah ini.

Website tenggarafestival.id sedang dalam pengembangan, silahkan mendaftar dengan mengklik tombok di bawah.

In this session, we invite young street artists to stay in touch and work together in Solok. This invitation is open to all medium street artists, be it murals, graffiti, posters, wheatpaste, stencils, and even new mediums. Street artists can submit a concept or design of their work to be selected and curated according to the location that provided by the organizer. This year we increased the quota to 80 walls, spread over 10 points. Selected participants must comply with applicable Covid-19 health protocols. We provide handsanitizers and masks.

We do not specify a specific theme, but the ability all of you to read contemporary issues will really attract your attention. In addition, as an alternative issues, you can also check to location descriptions and explanation of award categories in the columns below.

*web tenggarafestival.id is under development, please register by clicking the button below

Awarding | 28 November 2020

Penghargaan ini adalah salah satu bentuk apresiasi untuk kawan-kawan muda yang terlibat dalam Jam Session. Kami mengundang 3 orang juri untuk menemukan karya potensial pada 4 kategori award.

  1. Tenggara Award untuk karakter visual yang orisinil, sadar akan capaian estetika dalam konteks street art. Dalam hal ini juri juga akan mempertimbangkan koherensi antara bentuk dan narasi yang tengah direspon.
  2. Gubuak Kopi Award untuk karya yang mewakili semangat otokritik dan optimis. Memahami permasalahan di sekitar kita, menertawakannya, sebagai cara memeriksa diri dan berbenah.
  3. Solok Milik Warga Award untuk karya yang memiliki semangat dan keberpihakan terhadap warga berdaya. Menyoroti, serta menjadi bagian dari supporting sistem untuk warga yang mengatasi persoalannya, serta menjawab kebutuhannya sendiri.
  4. Cadas Award untuk street artist yang bertindak eksploratif terhadap media karyanya dan menawarkan kebaharuan terhadap gagasan mengenai “street art".
  • Juri dipilih oleh Tenggara Street Art Festival untuk bebas menentukan penilainnya berdasarkan kategori award. Pengalaman, wawasan, serta keberpihakannya terhadap kebaharuan dan tujuan dari festival ini, menjadi dasar kami memilih para juri. Untuk itu keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.
  • Ukuran karya tidak mempengaruhi penilaian. Namun, kemampuan seniman memaksimalkan dan merespon keterbatasan ruangnya akan menjadi nilai tambah dalam penilaian.

This award for young people who are involved in the Jam Session. We invite 3 judges to find potential works in 4 award categories.

  1. Tenggara Award for original visual characters, aware of aesthetic achievements in the context of street art. In this case the jury will also consider the coherence between the form and the narrative being responded to.
  2. Gubuak Kopi Award for works that represent the spirit of self-criticism and optimism. Understanding the problems around, laughing at themselve, as a way to examine ourselves and changes.
  3. Solok Milik Warga Award for works that have enthusiasm and support for empowered citizens. Highlight, as well as become part of a supporting system for society who solve their problems and answer their own needs.
  4. Cadas Award for street artist who explores the media of his work and offers novelty to the idea of ​​"street art".
  • The jury is selected by the Tenggara Street Art Festival to be free to determine their judgments based on the award category. Experience, insight, and siding with the novelty and purpose of this festival, became the basis for us to choose the jury. For this reason, the jury's decision cannot be contested.
  • The size of the work does not affect the assessment. However, the artist's ability to maximize and respond to limited space will be an added value in the assessment.
Para Juri
Andang Kelana
Jakarta
(1983, Jakarta) adalah seorang seniman, kurator, desainer grafis-web partikelir, dan juga pedagang. Dia adalah salah satu pendiri dan anggota Dewan Artistik Forum Lenteng, di sana ia mengelola Visual Jalanan sebuah wadah yang fokus dalam pembahasan budaya swakarya sejak 2012. Saat ini bersama kawannya, ia mengelola sebuah ruang kerja bersama bernama Pejaten Huis dan juga sesekali menjadi kasir di Toko Store.
Bujangan Urban
Jakarta
Bujangan Urban dengan nama lahir Rizky Aditya Nugroho, atau lebih akrab disapa Jablay. Ia kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual Interstudi sejak 2003, dan sejak itu pula bergabung dengan Artcoholic, sebuah komunitas seni jalanan yang aktif menanggapi ruang-ruang publik Jakarta. Kemudian Ia dan kawan-kawan mendirikan sebuah kolektif yang fokus dalam karya-karya di jalanan, Gardu House (Artcoholic, Tembok Bomber dan kawan-kawan dari InterStudi Jakarta pada 2011an). Karya-karya Bujangan Urban dapat ditemukan di berbagai ruang publik Jakarta, umumnya berupa pesan-pesan personal dalam bentuk grafiti, mural, dan stensil. Selain berkarya, ia juga membentuk band digital bernama Racun Kota. Pameran tunggal pertamanya adalah Yang Sombong di Makan Djaman Yang Songong di Makan Teman di RURU Gallery, Jakarta pada 2008.
Verdian Rayner
Solok
Verdian Rayner (Solok, 1989) biasa disapa Dian. Lulusan Seni Murni Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. Saat ini, selain sibuk dengan lapak streetfoodnya, ia juga aktif menggambar, membuat mural, custom paint, pin striping, dan produksi visual kreatif lainnya. Selain itu ia juga aktif menjadi vokal di beberapa grup musik underground, salah satunya adalah Blindside. Ia juga memiliki ketertarikan di dunia motor custom. Ia juga terlibat sebagai partisipant terpilih Solok Mural Competition (2019), dan Silek Art Festival (2018). Tahun 2020 ini ia baru saja menggelar solo showcase di program Tamera Showcase, Rumah Tamera - Solok Creative Hub.

Location for Jaming Session

  • Terminal Bareh Solok adalah salah satu fasilitas publik yang cukup besar di Kota Solok. Terminal bus ini menjadi transit perjalanan antar provinsi. Lokasi ini memiliki romannya sendiri. Lokasi yang dulu sangat ramai oleh orang yang datang dan pergi ini perlahan sepi oleh mudahnya untuk memiliki kendaraan pribadi, akses bandara, bus antar kota yang tidak memilih untuk memuat penompang di sana. Ada banyak faktor lain tentunya. Oleh generasi kini, lokasi ini lebih sering disebut sebagai lokasi roadrace dan konser musik. Selain itu, akses transportasi umum, seperti angkot, ke lokasi ini cukup sulit. Tapi belakangan lokasi mulai membenahi dirinya, berbarengan dengan bus-bus antar kota antar provinsi mulai mengupgraget fasilitasnya. Kehadiran terminal dan akses transportasi ini turut mempengaruhi akses sirkulasi warga kota Solok dan sekitarnya. Mempengaruhi arah rantau ataupun akses kebutuhan lainnya.
  • Area Remaja dan Anak Sekolahan. SMK N 1 Kota Solok, SMP N 1 Kota Solok, SMP N 3 Kota Solok adalah berada terpisah di Kota Solok. Beberapa jalur gang yang akan kita isi dengan karya “seni visual" ini, sebelum pandemi, dilewati oleh ratusan siswa setiap harinya. Kini sebagian besar siswa harus belajar di rumah dan mulai kehilangan kesempatan untuk bermain bersama dan berkumpul. Hal ini kita maklumi sebagai bagian upaya berbagai pihak untuk mencegah penyebaran Covid-19. Dalam beberapa sudut pandang generasi produktif hari ini, aktivitas di sekolah tidak hanya soal pembelajaran di kelas, tetapi juga perjalanan membentuk karakter remaja. Remaja adalah generasi tengah bersia-siap menjadi menjadi masa depan. Ada banyak hal akhirnya harus mereka biasakan, lalu generasi seperti apakah yang lahir setelah pandemi ini?
  • Taman Pramuka lokasi kemah ini adalah salah satu situs wisata di Kota Solok. Lokasi ini biasa dijadikan lokasi berkemah, olah raga ekstrim, dan bersantai bersama keluarga atau pasangan. Lokasi ini yang sekilas bisa menjadi pilihan untuk liburan yang ramah ini, belum terkelola dengan baik tidak menjadi pilihan umum. Pagar-pagar sering tertutup.

Camping Area

Penyelenggara menyediakan area perkemahan untuk para partisipan Jamming Session. Partisipan disarankan untuk membawa perlengkapan kemah sendiri. Namun, panitia juga menyedia tenda dalam jumlah terbatas untuk tidak memiliki tenda.

Lokasi perkemahan ada di Taman Pramuka yang juga menjadi pusat kegiatan. Setiap partisipan wajib menghormati norma sosial yang berlaku di lokasi tersebut, tidak membawa banyak bahan plastik sekali pakai, dan tidak membuang sampah sembarangan. Para peserta wajib mengikuti protokol pencegahan Covid-19.

Covid-19 Health Protocol

Sehubung dengan pandemi yang disebabkan oleh Covid-19, untuk keamanan dan kesehatan bersama, kami mengajak teman-teman semua untuk memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

  • Seluruh partisipan (residensi, workshop, dan jam session) harus memakai masker selama kegiatan. Untuk itu, penyelenggara menyediakan masker sekali pakai setiap harinya.
  • Penyelenggara juga memberi handsanitzer untuk setiap peserta.
  • Peserta wajib mencuci tangan setiap memasuki lokasi.
  • Menjaga jarak fisik selama kegiatan.
  • Membawa hasil test rapid non-reakif untuk partisipan yang berasal dari luar Sumatera Barat.

Open Call for Volunteer

Tahun ini Tenggara Street Art Festival membuka kesempatan pada teman-teman semua untuk berbagi dan belajar bersama dalam mengelola festival. Untuk itu kami mengundang teman-teman untuk mendaftar menjadi volunteer (relawan) festival ini.

Persyaratan dan pendaftaran, silahkan klik link di bawah

FaQ / Pertanyaan yang sering muncul

  • Apakah Jamming Session ini merupakan kompetisi? Tidak. Jamming Session bukanlah kompetisi. Ini hanyalah undangan untuk berkarya bersama. Belajar dari tahun sebelumnya, kami sadar teman-teman tidak melihat ajang ini sebagai kompetisi melainkan ajang silaturahmi, berbagi pengalaman, bersilaturahmi, dan bersama-sama merebut ruang publik dengan seni yang kawan-kawan minati.
  • Apakah ada tema khusus untuk Jamming Session? Tidak. Kami tidak memberikan tema spesifik untuk sesi ini. Ini adalah momen teman-teman untuk melepaskan diri dari cara kerja “commission works" atau kepentingan menghias kota. Kawan-kawan hanya perlu menemukan karakter visual kawan-kawan masing-masing, dan mengembangkannya sebagai sebuah karya bertanggung jawab. Bertanggung jawab dalam hal ini, kawan-kawan kita minta untuk mampu mengajukannya dalam konsep yang tertulis dan merepresentasikannya dalam bentuk sketsa. Soal kategori awarding adalah kepentingan pengelola festival untuk mengapresiasi praktek kawan-kawan muda yang kami anggap potensial. Untuk itu kami memilih juri yang dalam pemetaan kami cukup memumpuni mewakili semangat tersebut. Selain itu, kami sadar street art adalah seni yang sadar akan konteks ruang publiknya, dan sebagian besar teman-teman tidak berasal dari Solok. Sebagai pertimbangan kami juga membagikan pengantar sekilas tentang lokasi di halaman web ini (di atas).
  • Kami tidak cukup cat, apa kami bisa mendapat tambahan cat? Bisa. Penyelenggara menyediakan subsidi 5 warna cat tembok dalam jumlah yang terbatas.
  • Sekarang sedang maraknya Covid-19, bagaimana cara kita mengantisipasinya? Kami menyediakan handsanitizer dan masker untuk setiap partisipan yang lolos kurasi. Namun, untuk partisipan dalam format kelompok, kami hanya menyediakannya untuk satu orang. Selain itu, kami menganjurkan kawan-kawan semua untuk selalu mencuci tangan sebelum berkumpul. Kami menyediakan tempat untuk itu. Kami juga akan memeriksa suhu kawan-kawan semua dan menganjurkan untuk menjaga jarak. Untuk mohon menghormati jika panitia mengingatkan kawan-kawan terkait hal itu. Selain itu, lokasi-lokasi yang akan kita tempati juga akan kami semprot dengan desinfectant.
  • Di formulir pendaftaran kami diminta untuk mengunggah 5 dokumentasi karya. Apakah itu wajib dan harus karya “street art"? Tidak. Memang sebelumnya kami membuat itu wajib, namun itu adalah kesalahan teknis dan sudah kami perbaiki. Kawan-kawan bisa mengupload sketsa dan karya visual apapun, namun kami berharap itu berupa dokumentasi karya street art.
  • Untuk apa kami harus mengunggah dokumentasi karya? Selain sebagai perayaan, kami juga melihat festival ini sebagai sebuah institusi yang efektif untuk memetakan aktivitas street art di Sumatra secara khusus, dan Asia Tenggara secara umum. Dokumentasi tersebut akan masuk database kami, yang akan dikelola untuk kepentingan penelitan/pendidikan dan publikasi non-komersil oleh kami dan mitra festival (tenggarafestival.id, gubuakkopi.id, rumahtamera.com, visualjalanan.org, dan platform @solokmilikwarga).
  • Membuat karya street art tidak selalu dalam waktu singkat apakah kami boleh menginap? Panitia menyediakan lokasi kemah (camping ground) untuk para partisipan terpilih. Teman-teman kami sarankan untuk membawa peralatan kemah sendiri. Namun, jika teman-teman tidak memilikinya, segera beritahu kami. Kami menyediakan beberapa tenda, dalam jumlah yang terbatas.
  • Apa saja yang perlu kami ketahui soal fasilitas kemah (camping)? Area kemah yang kami sediakan berada di Taman Pramuka, Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Selama kegiatan lokasi ini kami kelola bersama warga sekitaran lokasi. Untuk itu penting bagi kita semua menghormati beberapa aturan untuk keselematan dan keamanan bersama, seperti tenda terpisah untuk lawan jenis, tidak mengkonsumsi narkoba, tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak fasilitas dan tanaman, dan aturan umum lainnya.
  • Bagaimana transportasi kami dari lokasi kemah ke lokasi kami membuat karya? Lokasi ini memang tidak banyak dilewati kendaraan umum, namun teman-teman pengguna telepon pintar dapat mendownload aplikasi ojek online yang tersedia. Untuk makan, panitia akan mengantarkan makan siang ke lokasi teman-teman berkarya. Sedangkan makan malam, kita lakukan di lokasi kemah bersama-sama. Oh iya, kami juga memberi uang transportasi lokal untuk teman-teman semua selama tanggal 26-28 November 2020.
  • Jika sampai durasi yang ditentukan karya kami belum selesai apakah kami bisa melanjutkannya di hari berikutnya? Iya. Bisa. Namun, kami tidak menanggung lagi transportasi, konsumsi, dan kebutuhan protokol kesehatan teman-teman.

Public Program

Visual Art Workshop – Remaja Bermedia
21-22 November 2020
@ Rumah Tamera

Jamming Session & Camping
26-28 November 2020
@ Kota Solok

Music Nigt & Awarding
28 November 2020
@ Taman Pramuka Kota Solok

Rumah Tamera – Solok Creative Hub
Komunitas Gubuak Kopi

Festival Committee

Festival Director
Volta Ahmad Jonneva

Artistict Advisers
Albert Rahman Putra, Andang Kelana

Curatorial and Selector Team
Verdian Rayner, Volta A. Jonneva, Dika Adrian, Teguh Wahyundi, M. Riski, Zekalver Muharam, Hafizan

Production
Biki Wabihamdika

Public Relation
Patrisia Juwita, Albert Rahman Putra, Meliya Fitri, Volta A. Jonneva

Writer
Biahlil Badri, Albert Rahman Putra

Publication
Andang Kelana, Teguh Wahyundri

Documentation
Zekalver Muharam, Panji Nugraha, Veronica P. Kirana, BSCCN, Gajah Maharam Photography

Database
Gubuak Kopi – Art and Media Studies

Terima Kasih

Untuk pertanyaan terkait festival ini, silahkan ajukan melalui kolom di bawah ini

Thank You

Any questions related to this festival, please submit via the column below

Tenggara News
Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal ...
Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal ...
Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal ...
Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal ...
Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal ...
Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal ...
Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal ...
Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal ...
Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal ...
Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal ...
Awal Desember lalu, seorang kawan dari Palu mengirimkan tangkapan layar dari sebuah berita daring tentang berdirinya Little Eropa di Lembah Harau, Sumatra Barat. Di gambar ...
Catatan Proses Tenggara Festival 2020 Beberapa waktu sebelum penutupan Tenggara Street Art Festival, Dinas Pariwisata Kota Solok menelpon kami, ia menyampaikan pesan dari Mimi Batik. Salah ...
Catatan Proses Tenggara Festival 2020 Sepertinya kelompok musik yang satu ini tidak perlu banyak perkenalan lagi. @orkestamanbunga yang berbasis di Kota Padangpanjang ini sudah berdiri sejak ...
Catatan Proses Tenggara Festival 2020 Papan Iklan adalah sebuah proyek musik yang dikelola warga ekosistem @rumahtamera, yakni @muhrisky15@zakarzzzz@m.biahlil_badri dan @badikkk. Proyek musik ini hadir dalam format ...
Catatan Proses Tenggara Festival 2020 Kisshy Neolle Amara adalah salah seorang musisi solo asal Solok. Sabtu, 28 Novemberi 2020 lalu ia berkesempatan memeriahkan malam penutupan Tenggara ...
Catatan Proses Tenggara Festival 2020 Tahun ini, Tenggara Street Art Festival 2020, menyiapkan 4 kategori award (penghargaan). Penghargaan ini adalah salah satu bentuk apresiasi untuk kawan-kawan ...
Catatan Proses Tenggara Festival 2020 Taman Bidadari, lokasi mural yang satu ini berjarak sekitar 200 meter saja dari Rumah Tamera. Jarak yang cukup dekat. Selain tempat ...
Catatan Proses Tenggara Festival 2020 Sabtu, 6 Desember 2020 lalu, salah seorang seniman Sanggar Galatiak Solok mengirim beberapa gambar para remaja yang berlatih di lapangan basket ...
Catatan Proses Tenggara Festival 2020 Apa yang kita bayangkan ketika mendengar Pos Ronda? Jika kamu tinggal di Sumatera Barat kamu mungkin mempunyai citraan visual yang sama ...
Catatan Proses Tenggara Festival 2020 Imutisme, sesuatu yang menurutnya imut, adalah sebutan Nica pada caranya berkarya, berjejaring, dan untuk menebar kegembiraan. Keimutan ini digambarkan dengan garis/karakter ...
Gallery

Visit www.tenggarafestival.id

See more documentation and notes about this program here!
Partner and Supporter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.