Residensi Daur Subur 2018

Tahun 2018 Gubuak Kopi melalui Program Daur Subur, mengagendakan program residensi terbuka untuk seniman/penulis/peneliti/pegiat media dan pertanian untuk mendalami isu-isu terkait kebudayaan masyarakat pertanian di Sumatera Barat, bertukar pengetahuan, bereksperimen, serta mengelaborasinya dalam pemahaman yang lebih luas dan relevan dalam konteks zaman maupun kebudayaan lokalnya.

Ketentuan

Program ini terbuka sepanjang tahun dengan durasi residensi minimal 2 bulan.

Penawaran dari tuan rumah: Fasilitas kantor, penginapan, studio, perpustakaan, bantuan asisten untuk mengeksplorasi perspektif lokal dan berhubungan dengan sumber daya di Sumatera Barat.

Ditanggung oleh seniman: para seniman dianjurkan dapat mencari sponsor dari daerah masing-masing. Biaya yang dibayar oleh seniman yang disponsori atau tidak sangat beragam. Sebagai gambaran, standar biaya adalah senilai 800.000 IDR per minggu, sudah termasuk fasilitas penginapan, asisten, sepeda, dan fasilitas kantor.

Output: Presentasi publik, Pameran atau pertunjukan.

Wawasan Lokasi

Gubuak Kopi terletak di Kota Solok, 3 KM ke pusat kota. 60 KM atau durasi tempuh 2 Jam dari Kota Padang. 2 setengah jam dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM). 70 KM ke Bukittinggi, durasi tempuh kurang dari 3 Jam. 2 ke Kota Padangpanjang. 1 Jam ke Sawahlunto.

Wilayah sorotan Gubuak Kopi
Beberapa tahun ini Gubuak Kopi tidak hanya menyoroti persoalan yang ada di Kota Solok, namun juga di beberapa daerah lain seperti:

Padang Sibusuk: Studi alih fungsi lahan pertanian, dari sawah menjadi pertambangan emas secara masif, dan sekarang sedang berupaya kembali ke sawah.
1 Jam dari Gubuak Kopi

Batu Bajanjang: Studi dampak sosial perebutan lahan pertanian warga oleh negara dan perangkatnya.
1 setengah Jam dari Gubuak Kopi

Selingkaran Danau Singkarak: Studi degradasi lingkungan, kebijakan lingkungan, dan keberpihakan.
1 Jam dari Gubuak Kopi

Gubuak Kopi akan sangat senang jika teman-teman tertarik untuk melanjutkan dan ikut mempertajam isu yang sedang kami pelajari. Namun, tidak tertutup kemungkinan jika teman-teman ingin menyoroti isu-isu lain dari prespektif Daur Subur: Kebudayaan Masyarakat Pertanian.

Gubuak Kopi bersedia menjadi kawan diskusi untuk mengeskplorasi isu di Solok dalam presepektif lokal.

Proyek Berjalan

Di sampai isu yang sedang digambarkan di atas. Pelamar juga dapat terlibat dalam beberapa program Daur Subur yang sedang berjalan:

  • Bakureh Project: Proyek ini secara khusus membaca dan mengembangkan posisi bakureh sebagai kekuatan sosial dan media kreatif lokal dengan tetap sadar akan sejarah, tradisi, dan perkembangan kontemporernya. Bakureh Project diprakarsai oleh Delva Rahman dalam kerangka kerja program Daur Subur, sebuah platform yang digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi. Hasil dari pembacaan atau penelitian proyek ini nantinya akan disajikan dalam berbagai bentuk output, seperti produk media alternatif (teks, foto, dan video), penelitian berbasis kemasyarakatan, maupun karya seni kolaboratif lainnya.

Proyek ini dimulai pada Juni – Agustus 2018. Penginapan dan pameran ditanggung oleh Gubuak Kopi.

  • Lapuak-lapuak Dikajangi: proyek pengembangan nilai-nilai tradisi melalui platform multimedia. Proyek tahunan ini berupaya menjambatani kolaborasi seniman lintas disiplin bersama komunitas lokal. 

Agenda residensi dimulai pada Agustus – Oktober 2018. Presentasi publik berupa pameran multimedia ditanggung oleh Gubuak Kopi.

Markas Gubuak Kopi
Partisipan Residensi Daur Subur 2018

Ogy Wisnu Suhanda

Ogy Wisnu Suhandha biasa disapa Cugik, lahir di Bukittinggi, Desember 1991. Lulusan pendidikan Seni Rupa, Universitas Negeri Padang. Aktif berkegiatan di Ladang Rupa Bukittinggi, sebuah kelompok yang menyebut diri sebagai pengembang seni dan budaya Kota Bukittinggi. Ia juga merupakan partisipan Lokakarya Media: Kutur Daur Subur yang diselenggarakan oleh Gubuak Kopi (2017). Terlibat dalam kegiatan pameran Minang Young Artist Project (2017). Pembicara dalam simposium “Ruang Alternatif dan Penontonnya” di Andalas Film Exibition (2017).

Dalam residensi ini Ogy memiliki ketertarikan untuk mendalami isu salah satu isu yang tengah didalami oleh Gubuak Kopi melalui proyek Lapuak-lapuak Dikajangi #2, yakni tentang tradisi silek. Residensi ini akan difasilitasi oleh program Daur Subur selama 4 bulan ke depan.

Silahkan update perkembang residensinya melalui media sosialnya: @ogywisnu dan web ini.

Ade Surya Tawalapi

Ade Surya Tawalapi, biasa disapa Ade, pegiat sastra dan pertanian di Pekanbaru. Lulusan Sastra Rusia, Universitas Indonesia. Sekarang aktif di SAYURANKITA, sebuah platform yang digagas sebagai laboratorium berpikir dan praktik di ranah pertanian secara umum, yang dikombinasikan dengan sudut pandang sosiokultural dan pengelolaan media alternatif di Kota Pekanbaru. juga aktif menulis di blog personalnya www.adetawalapi.wordpress.com.

Ade merupakan partisipan dari Bakureh Project, dan akan menjalankan proyek tersebut dengan metode risidensi. Selain tugas dalam Bakureh Project, Ade juga mempersiapkan materi presentasi residensinya selama 3 bulan ke depan. Silahkan ikuti perkembangan residensinya melalaui web ini dan media sosialnya @instawa_