DAUR SUBUR
Tentang Daur Subur

DAUR SUBUR adalah sebuah platfrom seni sebagai studi mengenai kebudayaan yang berkembang di masyarakat pertanian, di Solok secara khusus dan Sumatera Barat secara umum. Daur Subur berupaya menggali aspek pengetahuan dari beragam perisitiwa kebudayaan masyarakat pertanian, kerbelangsungannya, dan meresponnya untuk memahami persoalan hari ini. Studi ini digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi sejak tahun 2017, melibatkan partisipan dari berbagai komunitas, latar belakang ilmu, dan disiplin seni.

Linimasa

Proyek Daur Subur (2017-now)

Daur Subur #1 - Kultur Daur Subur
2017
Kultur Daur Subur adalah sketsa awal dari studi mengenai kebudayaan yang berkembang di masyarakat pertanian Sumatera Barat. Daur Subur melibatkan partispan lintas disiplin untuk mendokumentasikan, menelusuri arsip-arsip, memetakan dan mengkaji isu-isu terkait dari sudut pandang anak muda.
Daur Subur #2 - Lapuak-Lapuak Dikajangi
2017
Lapuak-lapuak Dikajangi adalah sebuah proyek seni yang merupakan bagian dari platform Daur Subur, sebuah studi tentang kebudayaan masyarakat pertanian di Sumatera Barat. Proyek ini dikembangkan melalui Lokakarya Daur Subur #2 sebagai upaya pelestarian nilai-nilai tradisi melalui platform seni multimedia.
Daur Subur #3 - Mamboncah
2018
Mamboncah adalah pembacaan dari pola alih-fungsi lahan yang kerap dilakukan oleh masyarakat Padang Sibusuk sejak tahun 1990-an. Negeri yang sebelumnya sempat diyakini sebagai daerah lumbung padi dan desa teladan ini, kini beralih pada pertambangan emas.
Daur Subur #4 - Bakureh Project
2018
Bakureh Project adalah sebuah studi nilai-nilai kebudayaan lokal melalui tradisi “masak bersama”. Bakureh secara harfiah berarti “berkuli”, namum dalam konteks ini defenisi bakureh merujuk pada tradisi ‘gotong-royong masak’ yang dikomandoi oleh ibu-ibu dalam perhelatan.
Daur Subur #5 - Parak Kopi
2019
Proyek ini bagian dari studi tentang kebudayaan pertanian di Sumatera Barat. Pada Daur Subur ke #5 ini, proyek ini secara khusus mengkaji dan merespon kebudayaan masyarakat pertanian di komunitas urban Alai, Parak Kopi, Kota Padang.
Daur Subur #6 - Kampung Jawa
2021
Proyek ini diselenggarakan dalam bentuk lokakarya riset dan penulisan kolektif. Para partisipan dari beragam disiplin dan komunitas melakukan pertemuan-kunjungan, dan memetakan aktivitas warga berdaya, dalam mengelola sumber daya lokal, dalam konteks pandemi.
Daur Subur #7 - Circumstance
2021
Terminologi “circumstance” adalah tentang situasi yang memungkinkan tindakan atau peristiwa-peristiwa tertentu muncul. Melihat kekinian atau sesuatu yang kiwari dari daya sinkronisasi, antara situasi-kondisi dengan peristiwa dan tindakan. Dalam proyek ini “Circumstance” menyoroti inisiatif masyarakat pertanian Solok dalam merespons persoalan setempat dan menyikapinya secara spiritual
Daur Subur #8 - Downshifting
2022
Oktober 2022 lalu, Komunitas Gubuak Kopi mempresentasikan proyek Daur Subur #8 bertajuk Downshifting di perhelatan Jakarta Internasional Literary Festival (JILF) 2022. Daur Subur sendiri adalah sebuah platform yang digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi pada 2017 lalu, dalam mempelajari kebudayaan yang berkembang di masyarakat pertanian Sumatera Barat.

Lapuak-lapuak Dikajangi (2017-now)

Lapuak-lapuak Dikajangi adalah proyek seni turunan dari platform Daur Subur, yang secara spesifik menggali nilai-nilai kearifan lokal yang relevan dalam konteks Sumatera Barat hari ini, dan direspon dan ditransformasi melalui praktik seni berbasis media.

Lapuak-Lapuak Dikajangi #1
2017
Lapuak-lapuak Dikajangi adalah sebuah proyek seni yang merupakan bagian dari platform Daur Subur, sebuah studi tentang kebudayaan masyarakat pertanian di Sumatera Barat. Proyek ini dikembangkan melalui Lokakarya Daur Subur #2 sebagai upaya pelestarian nilai-nilai tradisi melalui platform seni multimedia.
Lapuak-Lapuak Dikajangi #2 - Silek
2018
Lapuak-lapuak Dikajangi (LLD) adalah proyek seni berbasis media yang gagas oleh Komunitas Gubuak Kopi dalam melestarikan nilai-nilai tradisi kemungkingan pengembangannya ke dalam medium baru dan teknologi yang akrab dengan warga. Pada seri kedua ini, LLD menelusuri nilai-nilai dalam tradisi silek (silat) dan perkembangan kontemporernya.
Lapuak-Lapuak Dikajangi #3 - Silaturahmi
2020
Lapuak-lapuak Dikajangi (LLD) adalah proyek seni berbasis media yang gagas oleh Komunitas Gubuak Kopi dalam melestarikan nilai-nilai tradisi kemungkingan pengembangannya ke dalam medium baru dan teknologi yang akrab dengan warga. Pada tahun ini, merespon situasi pandemi, LLD menghadirkan tema “Merayakan Silaturahmi di Normal Baru”.
Lapuak-Lapuak Dikajangi #4 - Bunibunian
2021
Bunibunian adalah kumpulan buni (bunyi) yang terbentuk dari beragam ritme sederhana, pola repetitif, linear, dan saling mengisi. Pengulangan-pengulangan ritme dan permainan dinamika bunyi serta tempo, terinspirasi dari karakter garapan tradisi bebunyian lokal di Minangkabau. Permainan pola ritme atau motif melodi yang berbeda-beda, namun saling mengisi dalam tempo dan durasi yang saling bersinggungan, sehingga menghasilkan satuan kesatuan harmoni bunyi. Bebunyian ini hadir dari sejumlah instrumen tradisional lokal dan modern yang hari bisa di jangkau di Sumatera Barat.

Kurun Niaga (2019-now)

Kurun Niaga adalah proyek seni turunan dari platform Daur Subur. Proyek ini digagas pada tahun 2019, menelusuri arsip-arsip dan narasi sejarah, mengenai distribusi dan persilangan budaya masyarakat pertanian di Sumatera Barat, sebagai alternatif melihat persoalan hari ini, di lingkup lokal.

Kurun Niaga #1 - Kala Nageri Dikelola Pemodal
2019
Kurun Niaga adalah proyek seni berbasis riset dan lintas media turunan dari platform Daur Subur. Proyek ini secara spesifik mengkaji mengenai sejarah perniagaan dan persilangan budaya di masyarakat pertanian Sumatera Barat. Pada seri pertama ini, Kurun Niaga menyoroti dinamika politik dan perniagaan menjembatani persilangan budaya, dan dampaknya pada situasi kebudayaan Sumatera Barat hari ini
Kurun Niaga #2 - Landscape
2020/2021
Kurun Niaga adalah proyek seni berbasis riset dan lintas media, mengenai sejarah perniagaan dan persilangan budaya di masyarakat pertanian Sumatera Barat. Pada tahun 2020, proyek ini meninjau kembali tradisi “Mooi Indie” dan menyoroti aspek antorpologis dari perubahan lanskap Solok dari 3 sudut pandang sejarah, yakni periode jalur setapak, periode kehadiran teknologi transportasi modern, dan pasca-kemerdekaan. Menyoroti kehadiran jalur-jalur dan jenis komoditi yang turut membentuk wujud visual sebuah kota.
Kurun Niaga #3 - Sureq
2021
Sureq adalah salah satu platform pemetaan narasi dan peristiwa kebudayaan lokal, dan sejarah lokal dari sudut pandang anak muda di Parepare, Sulawesi Selatan. Platform ini bagian dari presentasi residensi Komunitas Gubuak Kopi (Albert Rahman Putra & Biahlil Badri) dalam rangkaian Makassar Biennale 2021: Sekapur Sirih, di Parepare.

- Presentasi Khusus -

FGD: Pertanian, Literasi Media, dan Sosiokultural
2017
Dalam rangka menggali hubungan timbal balik antara literasi media, sosiokultural, dan pertanian, Sayurankita menggelar FGD di Pekanbaru, Riau. Sayurankita adalah adalah sebuah platform yang digagas sebagai laboratorium berpikir dan praktik di ranah pertanian secara umum, yang dikombinasikan dengan sudut pandang sosiokultural dan pengelolaan media alternatif.
Pekan Seni Media: Local Genius
2018
Pekan Seni Media adalah salah satu perhelatan seni media yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun 2018 ini Pekan Seni Media mengangkat tema Local Genius, dilaksanakan di Taman Budaya Sulawesi Tengah, Kota Palu, pada 26 Agustus – 2 September 2018.
Pekan Kebudayaan Daerah Sumatera Barat
2021
Aroma Ingatan merupakan salah satu presentasi publik proyek riset Kurun Niaga yang dikerjakan oleh Komunitas Gubuak Kopi sejak 2019. Proyek ini menyoroti narasi persilangan budaya yang dipantik oleh interaksi dan perdagangan masa lampau. Pameran ini berlangsung di Taman Budaya Sumatera Barat, Padang, pada 1-23 Oktober 2021
ICAD #10: Publik
2021
Indonesian Contemporary Art and Design (ICAD) adalah perhelatan seni rupa kontemporer dan design yang di inisiasi oleh Yayasan Design+Art Indonesia, Jakarta. Tahun 2021 ini ICAD mengangkat tema “Publik” yang dikuratori oleh Hafiz Rancajale. Pada tema kurasi ini Gubuak Kopi mempresentasikan salah satu output dari platform Daur Subur.
Ringproject x Jakarta Biennale: ESOK
2021/2022
In response to Metaphor About Island as a theme, we are interested to see island as a dynamic subject that influences each other with people who come and go. Through this project, we brings up circumstance as a theme that focuses on various external influences and negotiate with internal influences. We invite several participants consisting of local youngsters to collaborate in Kampung Jawa, Solok, a region dominated by diverse ethnicities, such as Javanese, Minangnese, Bataknese, and Keling, which is later abbreviated as JAMBAK.
AVA Hong Kong Baptist University
2022
15 Mei hingga Juni 2022 lalu, Komunitas Gubuak Kopi menjadi bagian dari tim riset Ika Yuliana dan Profesor Dominique Lammli, dalam rangkaian “Sosial Engaged Art in Post-Colonial Hong Kong and Shoutheast Asia” yang diselenggarakan oleh Academy of Visual Art, Hong kong Baptist University. Proyek ini dipresentasikan dalam bentuk simposium, pameran fisik dan virtual. Dalam presentasi ini, Komunitas Gubuak Kopi melalui dokumentasi dan buku proyek Bakureh – Daur Subur #4, menghadirkan salah satu metode dan strategi kerja seni dalam konteks, dalam merespon persoalan lingkungan dan rural di Solok.
Pekan Seni Nan Tumpah, Padang
2022
Tahun ini, Komunitas Gubuak Kopi terlibat sebagai partisipan pameran dalam perhelatan Pekan Nan Tumpah, sebuah festival dua tahunan yang diselenggarakan oleh Komunitas Seni Nan Tumpah. Perhelatan ini terdiri dari rangkaian pertunjukan dan pameran seni kontemporer, yang dihelat di Taman Budaya Sumatera Barat, Kota Padang, pada 1-7 Juli 2022, dengan tajuk kuratorial “Pandemi Haha Hihi: Lain Sakit Lain Diobati”. Bagi kami, kuratorial tersebut mengajak kita meninjau kembali bagaimana sikap-sikap merespon situasi pandemi yang terjadi sejak akhir 2019 lalu, serta bagaimana menyikapi ini secara kultural dan dampaknya di hari ini. Pandemi dalam hal ini tidak hanya persitwa semata, tetapi juga sesuatu kemungkinan situasi di luar kemampuan kita yang memaksa kita untuk beradaptasi secara cepat, serta meresponnya secara kultural dan otokritik.
Festival Komunitas Seni Media (Bengkulu)
2022
Pada 5-12 Oktober 2022 lalu, Komunitas Gubuak Kopi terlibat sebagai salah satu kolektif undangan sebagai partisipan pameran dalam rangkaian Festival Komunitas Seni Media 2022. Festival ini merupakan pengembangan dari Pekan Seni Media yang diinisasi oleh Kemdikbudristek, yang mana kali ini diselnggarakan bersama UPTD Taman Budaya Bengkulu dan ARCO Art Collab. Festival ini diselenggarakan di Komplek Taman Budaya Bengkulu, yang dikuratori oleh Sudjud Dartanto, Jeong Ok Jeon, dan Yudi Ahmad Tajudin, dengan tajuk kuratorial: [Medi(t)asi Ritus/Rute].
Jakarta International Literary Festival
2022
Oktober 2022 lalu, Komunitas Gubuak Kopi mempresentasikan proyek Daur Subur #8 bertajuk Downshifting di perhelatan Jakarta Internasional Literary Festival (JILF) 2022. Daur Subur sendiri adalah sebuah platform yang digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi pada 2017 lalu, dalam mempelajari kebudayaan yang berkembang di masyarakat pertanian Sumatera Barat.
Local in The Making, ARKO Art Center, Seoul
2022
The Pos Ronda Project adalah proyek seni yang digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi sebagai pengembangan dari platform Daur Subur sejak Maret 2022 lalu. Proyek ini berupaya mengaktivasi pos ronda sebagai institusi alternatif warga dalam mengupayakan kesalamatannya sendiri. Proyek ini terdiri dari serangkaian pertemuan, aktivitas bersama warga, open lab, dan produksi buku. November 2022 lalu Pos Ronda Project dipresentasikan dan hadir di pameran tematik yang diselenggarakan oleh ARKO Art Center, Seoul, Korea Selatan. Pameran yang tajuk kuratorial “Local in The Making” ini mengusung wacana dan ide mengenai kehadiran lokalitas sebagai sebuah proses di mana berbagai hubungan sosial bersinggungan, bertransformasi, dan mencipta, melepaskan diri dari konsep lokalitas yang sudah baku. Ini didasarkan pada persepsi baru tentang solidaritas dan kepedulian, cara hidup yang kompleks, dan lokalitas yang berubah. Pameran ini mengkaji berbagai aspek penciptaan dan penyebaran lokalitas melalui berbagai proyek dari 14 tim berdasarkan hubungan artistik temporer.