Category Archives: Vlog Kampuang

Vlog Kampuang: Program produksi karya audiovisual dengan pendekatan video diary yang dilakukan oleh Gubuak Kopi dan warga pengguna telepon pintar untuk merekam persoalan-persoalan atau narasi-narasi lokal yang ada di Solok secara khusus, dan Sumatera Barat, secara umum. Karya-karya audiovisual yang terkumpul didistribusikan secara online melalui kanal YouTube Gubuak Kopi.

Yang masih mengangkang di Singkarak

Sudah lebih dari 20 tahun lalu bangunan-bangunan terus tumbuh hingga hari ini di bibir Danau Singkarak. Sebagian besar bangunan adalah kedai-kedai kuliner yang menawarkan makanan, mi instan, minuman, dan lainnya. Para pedagang berusaha menguasai sisi strategis untuk menikmati lanskap danau dan membangun kedainya. Sebagian kedai dibuat permanen sebagian lagi tidak. Biasanya akan ramai ketika musim libur lebaran, ada yang memilih lanjut ada yang membongkarnya kembali. Tentu saja bangunan-bangunan ini dilarang oleh pemerintah, sebab dianggap merusak lingkungan, tapi bagi warga ini adalah peluang mencari nafkah. Tahun demi tahun bangunan terus bertambah, tidak tahu, apakah suatu hari nanti, bibir danau yang panjang itu, tidak tersisa lagi untuk pengunjung yang ingin menikmati tanpa masuk ke kedai.

Continue reading

Bakajang dalam Empat Babak

Jika secara umum masyarakat muslim Indonesia hanya merayakan lebaran Idulfitri selama dua hari, di Nagari Gunuang Malintang, Kecamatan Pangkalan, Limopuluah Kota, Sumatera Barat, lebaran berlangsung cukup panjang dan meriah. Biasanya warga akan memanfaatkan lebaran hari pertama untuk berkumpul dengan keluarga-keluarga terdekat, pada hari kedua keluarga kecil manjalang mamak (menyapa paman-paman) dan pada hari ketiga hingga hari ke-delapan adalah waktu-waktu untuk kampung: Bakajang.

Continue reading

Suara-suara Bakso Bakar

Bakso Bakar adalah salah satu jajanan favorit anak-anak di Solok. Biasanya ia bergabung dengan kategory jajanan (streetfood) lainnya, yang mangkal di sebuah tempat yang ramai anak-anak, semisal taman kota, gerbang sekolahan, dan lainnya. Ada juga yang menjajakannya menggunakan gerobak. Tetapi belakangan sejak motor sudah cukup gampang dibeli dan dicicil ada banyak pedagang jajanan seperti ini beralih menggunakan sepeda motor dan mendatangi keramaian anak-anak. Berbeda dengan kue putu yang menggunakan serine uap, atau sate yang menggunakan terompet, pedangang yang saya temui ini menggunakan rekaman digital dan pengeras suara untuk meneriakan dagangannya. Seingat saya, yang paling awal, sekitar tahun 2016-an dulu adalah tahu bulat, tapi kemudian banyak yang menggunakan teknologi serupa, termasuk bakso bakar ini.

Continue reading

Wajah Baru Pasar Raya Solok

Pasar Raya Solok adalah salah satu pasar tradisional yang cukup besar di Sumatera Barat. Pasar ini aktif setiap hari dan hari teramai adalah Selasa dan Jumat. Pasar ini menjadi pusat perbelanjaan warga Solok dan beberapa wilayah tetangga, seperti Sawahlunto, Kabupaten Solok, Sijunjung, dan sekitarnya. Pasar Raya Solok terletak di pusat Kota Solok yang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian di wilayah ini. Pasar ini sudah beberapakali direnovasi, acap kali akibat kabakaran, atau yang sering dicurigai dibakar, dan juga atas keinginan renovasi pasar menjadi lebih bersih. Vidio ini adalah rekaman paska renovasi terakir, yang selesai sebelum ramadhan 2023 ini. Para pedagang dan pembeli mulai beradaptasi kembali dengan kondisi pasar terbaru.

Continue reading

Perangkat Kue Putu

Kue Putu adalah salah kuliner atau cemilan favorit anak-anak di Sumatera Barat, dan mungkin juga di berbagai daerah di Indonesia. Kue ini selalu disajikan secara segar, langsung dibuat oleh penjual dengan perangkat yang selalu dia bawa. Sebelum tahun 90an, sebagian besar perangkat ini dipikul pada bahu, belakangan para pedagang putu menyiasati kendaraan sepeda motor mereka untuk dapat menopang perangkat tersebut. Tidak hanya kue putu sebenarnya banyak jajanan lain melakukan hal yang sama, sehingga penjual cemilan bisa mendatangi anak-anak di tempat-tempat mereka berkumpul. Seperti dulu dan kini, dalam perangkat kue putu juga terdapat teknologi uap untuk menghasilkan bunyi melengking seperti bunyi peluit, yang juga menjadi petanda untuk anak-anak segera membujuk orang tuanya untuk memberi uang. Tradisi kostum (custom)/akal-akalan ini juga banyak dijumpai di berbagai daerah di Asia Tenggara.

Vlog by @albertrahmanp
Kampung Jawa, Solok, 2021

Pinang Rayo (Hadiah-hadian Lebaran di Cupak)

Setelah situasi pandemi mulai terkendali pada tahun 2021 lalu, warga cupak kembali menyambut meriah hari raya Idul Fitri dengan beragam permainan dan hadiah. Permainan tersebut diantaranya adalah lomba makan kerupuk, bernyanyi, dan panjat pinang. Peristiwa budaya ini menjadi ajang warga lokal dan para perantau untuk berkumpul dan berbagi.

Vlog by  @albertrahmanp 
Pasar Cupak, 2021

Halaman Depan (Membakar Sekam)

Pandemi menjadi momen penting bagi kita memeriksa kembali modal sosial dan pengetahuan yang kita miliki untuk bertahan hidup, terutama melihat sumber daya alam yang tersedia, dan menjaga keberlangsungannya. Kebiasaan itu, salah satunya bisa kita mulai dengan mengidentifikasi sumber daya di sekitar kita, serta mempelajari pengetahuan-pengetahuan tradisional yang berpihak pada keselematan lingkungan dan ruang hidup yang lebih baik. Hal tersebut juga dilakukan oleh teman-teman Komunitas Gubuak kopi sejak 2017 lalu melalui program Daur Subur (https://gubuakkopi.id/daur-subur/). Berikut adalah rekaman sejumlah tanaman dan aktivitas di halaman depan Rumah Tamera – Komunitas Gubuak Kopi.

Vlog by @albertrahmanp Rumah Tamera, 2021 Related page: DAUR SUBUR (https://gubuakkopi.id/daur-subur/)

Buang Ari

Buang Ari adalah salah satu bentuk kerja gotong royong warga Nagari Gantung Ciri, Solok. Nagari yang terletak bentangan Bukit Barisan Sumatera, dengan tanah yang subur dengan sebagian besar warga yang berprofesi sebagai petani. Warga yang biasanya berpenghasilan dari upah harian menggarap sawah atau ladang, menyisihkan satu hari kerja untuk kepentingan kampung. Pada Buang Ari kali ini, warga menggarap beberapa lahan pertanian yang mana hasil dan upah diperuntukan guna pembangunan masjid di kampung ini.

Vlog by @biki_wabihamdika
Gantung Ciri, Oktober 2020

Pemburu Layangan

Lomba layangan adalah salah satu agenda tahunan anak muda Solok. Khususnya di Kelurahan Kampung Jawa dan daerah Tanjung Bingkuang. Perlombaan yang berawal dari hobi ini berkembang menjadi perlombaan yang semakin serius, terutama sejak menyadari banyak peluang untuk medapatkan uang. Perubahan motiv ini sering kali terjadi pada berbagai agenda kesenian dan permainan rakyat. Beberapa waktu lalu, saya dan teman saya Volta berkunjung kembali ke tempat perlombaan layangan. Lokasinya tidak jauh dari TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Regional Solok, Jalan Lingkar Utara, Kota Solok. Kali ini kami tertarik mengikuti anak-anak yang mengejar layangan. Setiap layangan yang didapat oleh anak-anak diberikan pada panitia atau langsung pada pemiliknya dengan tebusan uang dalam nominal yang beragam, dan ini berlaku formal. Perlombaan yang biasanya hanya berlaku beberapa minggu ini, kini telah berjalan lebih dari dua bulan.

albertrahmanp
Jalan Lingkar Utara Solok, April 2021