Tag Archives: Gantuang Ciri

Buang Ari

Buang Ari adalah salah satu bentuk kerja gotong royong warga Nagari Gantung Ciri, Solok. Nagari yang terletak bentangan Bukit Barisan Sumatera, dengan tanah yang subur dengan sebagian besar warga yang berprofesi sebagai petani. Warga yang biasanya berpenghasilan dari upah harian menggarap sawah atau ladang, menyisihkan satu hari kerja untuk kepentingan kampung. Pada Buang Ari kali ini, warga menggarap beberapa lahan pertanian yang mana hasil dan upah diperuntukan guna pembangunan masjid di kampung ini.

Vlog by @biki_wabihamdika
Gantung Ciri, Oktober 2020

Kampungku Riuh (Indang Solok)

Julo-julo indang adalah pertunjukan indang secara bergantian di Nagari Gantuang Ciri, Solok. Kali ini adalah giliran kelompok indang dari Nagari Jawi-jawi yang tampil di Nagari Gantuang Ciri. Kesempatan ini juga disambut oleh warga dengan berbagai aktivitas, seperti bermain kartu dan domino.


Vlog by: Biki Wabihamdika
Gantuang Ciri, 28 Desember 2019

Migrasi Batu Lukasok

Vlog By : Biki Wabihamdika X Biahlil Badri

Gotong Royong Mengangkut Batu. Tradisi ini biasa digelar masyarakat Gantuang Ciri ketika hendak membangun fasilitas publik untuk warga kampung. Dalam video ini, warga mengankut batu-batu dari sungai Lukasok, Gantuang Ciri untuk pembangunan Masjid Nurul Huda, Kampuang Baru, Gantuang Ciri. Gotong royong ini dilakukan oleh warga yang mampu secara fisik, sementara beberapa warga menyiapkan makanan untuk makan siang bersama setelah pengangkutan batu.

Continue reading

Hari-hari Kembali ke Rumah

Hari itu adalah hari ke 6 diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta. Kabar ini kulihat di salah satu pesawat televisi swasta di rumahku. Aku sudah jarang  sekali menonton televisi, ini ku lakukan ketika pulang ke rumah. Jika di kos atau di kampus biasanya menonton aplikasi berbayar atau media sosial yang bisa diakses melalui telepon pintar ku. Aku tidak berada di Jakarta, aku berada di salah satu daerah terluar Kabupaten Solok, rimba kami langsung berbatasan dengan rimba Ibu Kota Sumatra Barat, yakni Padang.

Continue reading

Kaget

Kaget, mendengar dan menanggapi persoalan yang kemudian menjadi masalah besar lalu serius. Kadang melelahkan, ini tidak hanya peristiwa dunia kesehatan, namun juga ekonomi, sosial, pilitik agama dan budaya. Bagaimana tidak, bagi umat muslim peristiwa ini menghantarkannya pada sesuatu yang sangat jarang dialami. Hadir menjelang Ramadhan banyak hal yang berubah dari sebelumnya hingga praktik dan lokasi ibadah menjadi persoalan yang berat untuk diterima. Seperti pemberitahuan untuk beribadah di rumah saja.

Continue reading

LASUANG KAMBA DAN JAUH YANG DEKAT (BAGIAN II)

Sebelumnya terjadi perdebatan panas di parlemen Belanda dari tahun 1877-1887 tentang pemilihan jalur yang akan dibangun, masalah uang yang akan dikeluarkan, dan rencana pembuatan rel di Sumatera Barat akan menghubungkan pantai barat atau timur. Rencana ini menjadi perdebatan lagi dengan berbagai alasan.

Continue reading

LASUANG KAMBA DAN JAUH YANG DEKAT (Bagian I)

Sebuah negeri di balik bukit timur Kota Padang yang terkenal dengan kualitas pertanian dan emasnya. Tanah yang subur dan hasil bumi yang melimpah membuat derah ini mashur. Berita ini di sampaikan oleh Sir Thomas Stamford Raffles seorang  Inggris yang datang  pada tahun 1818 ketika mengunjungi pusat kerajaan Minangkabau. Ketika perang Napoleon beberapawilayah jajahan Belanda diserahkan pada Inggris, termasuk Sumatra Barat, hingga harus dikembalikan setelah perang urusai. Berharap dapat meyakinkan Raja Inggris untuk menguasai Minangkabau, ia membawa sejumlah rombongan dan peneliti untuk membagun kerja sama dengan para pemimpin lokal.

Continue reading

Marapulai Bapakaian

Vlog by Biahlil Badri // Gantuang Ciri, 9 September 2019

Marapulai bapakaian, merupakan salah satu tahapan pada tradisi baralek pernikahan di Nagari Gantuang Ciri, Solok. Dimana seorang marapulai (pengantin lak-laki) akan dipakaikan baju (Jas, atau pakaian lainnya) oleh “bapak”nya. Yang dimaksud bapak di sini adalah saudara laki-laki dari ayah, atau jika tidak, bisa digantikan dengan bapak sapasukuan (satu klan/garis keturunan) di nagari tersebut.

Continue reading

Ka Dapu (Masak Bersama)

“Ka Dapu” atau “Ka Dapua” atau “ke Dapur” adalah tradisi masak bersama masyarakat Gantung Ciri, Solok. Biasanya dikomadoi oleh ibu-ibu. Sementara laki-laki mendirikan kajang (dapur sementara) dan mencari bahan atau mengaduk kuali. Tradisi ini biasa dilakukan menjelang pesta nagari atau kampung, ataupun acara pernikahan anak-kemenakan.

Continue reading

Silaturahmi di Nurul Huda

Catatan MTQ 2019 Tingkat Nagari di Kampung Baru, Gantuang Ciri, Solok.

Di tengah gonjang-ganjing pasca pemilihan presiden bulan lalu, atau sekitar dua minggu menjelang Ramadhan 1440 Hijriah, remaja Nagari Gantuang Ciri dan perwakilan perangkat pemerintahan Nagari, yang diwakili oleh KASIKESRA (Kepala seksi Kesejahteraan Rakyat), melaksanakan sebuah pertemuan di masjid raya Nagari Gantuang Ciri, Kab. Solok. Pertemuan ini membahas tentang rancangan kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Nagari. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan setiap bulan Ramadhan di Nagari Gantuang Ciri. Pertemuan tersebut membuahkan beberapa hasil, antara lain: (1) Jorong Kampuang Baru atau biasa disebut Kubang menjadi tuan rumah MTQ tingkat Nagari tahun 2019 dengan lokasi kegiatan di Masjid Nurul Huda; (2) Pembukaan MTQ dimulai pada tanggal 22 Mei 2019, dan ditutup 28 Mei 2019.

Continue reading