Perangkat Kue Putu

Kue Putu adalah salah kuliner atau cemilan favorit anak-anak di Sumatera Barat, dan mungkin juga di berbagai daerah di Indonesia. Kue ini selalu disajikan secara segar, langsung dibuat oleh penjual dengan perangkat yang selalu dia bawa. Sebelum tahun 90an, sebagian besar perangkat ini dipikul pada bahu, belakangan para pedagang putu menyiasati kendaraan sepeda motor mereka untuk dapat menopang perangkat tersebut. Tidak hanya kue putu sebenarnya banyak jajanan lain melakukan hal yang sama, sehingga penjual cemilan bisa mendatangi anak-anak di tempat-tempat mereka berkumpul. Seperti dulu dan kini, dalam perangkat kue putu juga terdapat teknologi uap untuk menghasilkan bunyi melengking seperti bunyi peluit, yang juga menjadi petanda untuk anak-anak segera membujuk orang tuanya untuk memberi uang. Tradisi kostum (custom)/akal-akalan ini juga banyak dijumpai di berbagai daerah di Asia Tenggara.

Vlog by @albertrahmanp
Kampung Jawa, Solok, 2021

Albert Rahman Putra, biasa disapa Albert, adalah seorang penulis, kurator, dan pegiat budaya. Merupakan lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, dengan fokus studi pengkajian seni karawitan. Dia adalah pendiri Komunitas Gubuak Kopi dan kini menjabat sebagai Ketua Umum. Albert aktif sebagai penulis di akumassa.org. Ia juga memiliki minat dalam kajian yang berkaitan dengan media, musik, dan sejarah lokal Sumatera Barat. Manager Orkes Taman Bunga. Tahun 2018 bersama Forum Lenteng menerbitkan buku karyanya sendiri, berjudul Sore Kelabu di Selatan Singkarak. Ia merupakan salah satu kurator muda terpilih untuk program Kurasi Kurator Muda yang digagas oleh Galeri Nasional Indonesia, 2021.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.