Category Archives: Jurnal

Mengepul Sisa dan Asa

Catatan Proses Residensi Daur Subur 2021: Circumstance

Memasuki residensi hari ke enam saya dan kawan-kawan Komunitas Gubuak Kopi disambut hangat oleh senyuman Pak Mardi, sapaan beliau ketika kami berkunjung ke sana. Pak Mardi adalah warga Kampung Jawa yang lahir di Bekasi, kemudian 2009 beliau memutuskan untuk pindah ke Kota Solok. Perjalanan Pak Mardi yang konsisten berbuah manis, beliau memiliki tempat pengepul dan pengepresan limbah dalam jumlah besar. Saya memasuki gang menuju tempat usahanya, karung-karung besar berisi botol plastik berjejer rapi di tepi jalan, sepanjang 100 m sebelum masuk ke dalam rumah pengepresan sampah milik Pak Mardi.

Continue reading

Membuat Kompos dengan Tetangga

Sore yang sejuk di Rumah Tamera, waktu yang tepat untuk berkeliling. Saya datang lagi ke markas Komunitas Gubuak Kopi ini, untuk terlibat dalam proses residensi Daur Subur 2021 dengan tema “Circumstance”. Tema ini berupa menyoroti dan menghubungkan inisiatif dan aktivitas warga, untuk sebuah keadaan yang lebih baik di masa mendatang. Hari ini saya berkunjung ke rumah-rumah warga sekitar Rumah Tamera, bersama empat orang rekan residensi Daur Subur, yakni; Badri, Zekal, Biki, dan Alfi. Kami mengunjungi rumah-rumah yang sebelumnya juga kami kunjungi. Kunjungan sebelumnya, sekitar 1 bulan yang lalu, teman-teman Komunitas Gubuak Kopi memberikan 1 botol kaca, untuk wadah kompos berukuran sekitar 200 Gr. Botol-botol ini bagian dari inisiatif teman-teman Komunitas Gubuak Kopi bersama beberapa warga Kampung Jawa, Solok, untuk membiasakan mengolah sampah sendiri langsung di dapur. Alat sederhana yang bisa langsung di letakan didapur, sehingga meminimalisir proses memisahkan.

Continue reading

Mampir Lagi di Daur Subur

Catatan Proses Residensi Daur Subur 2021

Pada Akhir Oktober 2021, Komunitas Gubuak Kopi menggelar kembali kegiatan Daur Subur yang sudah dikembangkan sejak tahun 2017. Kegiatan ini merupakan bagian dari pengembangan media berbasis komunitas dalam membaca dan memetakan isu pertanian dan lingkungan hidup, serta narasi warga dalam ruang lingkup dan budaya lokal. 

Continue reading

Dedaunan Pakde Tekno

Kamis, 21 Oktober 2021, merupakan hari ke-4 kegiatan Residensi Daur Subur di Kampung Jawa. Seperti hari sebelumnya para partisipan bergilir mengunjungi lokasi riset yang berbeda-beda. Kami pergi pada sore hari karena menunggu Pak RW yang akan mengantar kami pada salah satu tokoh masyarakat untuk bersilaturahmi. Hari ini kita mengunjungi Pakde Tekno terkait tanaman herbal dan pengobatan tradisional. Ternyata lokasi rumahnya tidak jauh dari Rumah Tamera, hanya perlu berkendara sekitar 3 menit. Jalanan menuju rumahnya cukup menjebak, karena jalan menuju sana tidak terlihat begitu jelas dan rumahnya berdiri sendiri dari jalan itu. 

Continue reading

Sisi Lain Daur Subur

Catatan Proses Residensi Daur Subur 2021

Memasuki hari ketiga residensi Daur Subur, saya bersama teman-teman Komunitas Gubuak Kopi melakukan perjalanan singkat ke beberapa tempat, kali ini menuju beberapa kedai kopi yang ada di Kota Solok. Meskipun terkendala cuaca yang gerimis, saya bersama dengan Biki dan Irvan terus menunggu sampai hujan mereda. Hingga pukul 13.15 WIB kami segera bergerak dari Rumah Tamera, markas Gubuak Kopi, menuju Naluri Coffee untuk bertemu pemiliknya, Ari. Sampai di sana ia telah menunggu kedatangan kami. Biki kemudian menjelaskan masksud sore itu, bahwa Daur Subur sedang mengumpulkan wadah tambahan untuk kompos, yang nantinya akan dibuat bersama warga Kampung Jawa. Kemudian setelah perbincangan singkat itu kami membawa sekitar 10 box bekas ice cream. Perjalanan pun dilanjutkan menuju Satu Satu Sembilan Coffee, bertemu Asep yang menyambut hangat kedatangan kami, mereka menyumbangkan 7 box serupa. Jadilah Saya, Biki dan Irvan membawa total 17 box bekas ice cream dengan gembira.

Continue reading

Ramahnya Hari Ini

Catatan Proses Residensi Daursubur 2021

Residensi Daur Subur yang diadakan Komunitas Gubuak Kopi di Rumah Tamera, Solok sedang berlangsung. Residensi ini adalah bagian dari program Daur Subur yang digagas sejak tahun 2017 lalu. Sebuah studi untuk memetakan dan mengkaji kebudayaan yang berkembang di masyarakat pertanian Sumatera Barat. Tahun ini program Daur Subur menggelar proyek khusus untuk merespon narasi kesalingkaitan keragaman budaya di Kel. Kampung Jawa, Solok, melalui metode residensi dan kolaboarasi. Proyek ini juga bekerjasama dengan Galeri Nasional Indonesia, sebagai presentasi partisipan terpilih Kurasi Kurator Muda, yakni Albert Rahman Putra, yang juga mengkuratori proyek ini.

Continue reading

Keluar dari 4:3

Sabtu, 16 Oktober 2021 merupakan hari pertama rangkaian nonton dan diskusi film Sinema Pojok Oktober, bersama Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) dengan tema besar “Film Sebagai Pelestarian Nilai Budaya”. Di hari pertama ini,  Sinema Pojok menayangkan film Bujang Bailau yang disutradarai oleh Dwi Yola Nevia yang biasa dikenal sebagai Pejalan Kembar.

Continue reading

Singkat cerita dia menjadi ingatan banyak orang…

Tokyo Drift adalah budaya jalanan di Kota Tokyo yang berawal dari balapan ilegal di perbukitan Jepang, yang kemudian terus berkembang menjadi balapan yang diakui global.  Teiichi Tsuchiya dijuluki “Drift King” atau “Dorikin” pembalap Jepang pertama yang mempopulerkan seni drift, kemudian mempopulerkannya pada pertengahan 1980-an.  Teknik balapan ini dibawa ke Jerman yang kemudian menarik banyak orang akan balapan asal Jepang ini. Kita pernah sangat akrab dengan narasi ini dari media dan film-film bioskop, sebut saja The Fast and The Furious: Tokyo Drift (Justin Lin, 2006) yang sempat populer di Indonesia. Salah satu Film balapan mobil yang merupakan sekuel dari film The Fast & Furious, produksi Universal Picture. Ya, kepopuleran ini juga semacam bonus dari intensnya aksi itu dilakukan. 

Continue reading

Bertanam Niat

Ini adalah hari ke-8 dari Lokakarya Daur Subur di Kampung Jawa. Seperti hari sebelumnya, partisipan akan langsung ke lokasi riset mereka masing-masing sedari bangun tidur. Kemudian akan kembali ke Rumah Tamera pada jam makan siang. Banyak hal-hal menarik yang ditelusuri partisipan di Kampung Jawa, khususnya di RW 6. Alfi misalnya, ia terus berkeliling dan menemukan berbagai jenis peliharaan dan ternak warga sekitar untuk diketahui dan pelajari. Aldo, berjalan sendirian menemukan aliran-aliran air pada sawah, ladang, dan pemukiman warga. Arfan, juga tertarik pada kondisi bangunan tinggi yang terletak di belakang Rumah Tamera, yakni rusunawa. Begitu juga pada Nanduik, Hatta, Nora, Amel, dan Alif  mereka terus berjalan menemukan bagian-bagian menarik di sini, di Kampung Jawa, Solok.

Continue reading

Memperbarui Nilai Benda

Catatan proses Lokakarya Daur Subur #6 di Kampung Jawa

Jumat, 04 Juni 2021, lokakarya Daur Subur di Kampung Jawa memasuki hari keenam. Hari ini para partisipan mengatur sendiri jadwalnya. Amelia Putri, pagi itu menepati janjinya untuk ikut memasak di dapur “Snack 88” milik Ibu Leni. Mengalami menjadi proses penting dari lokakarya ini. Melihat langsung, terlibat, dan merasakan atmosfernya. Begitu juga Noura Arifin, pagi itu ia juga langsung menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) regional Kota Solok. Bersama orang-orang yang bekerja di sana ia membersihkan sejumlah botol untuk di jual kembali ke Bank Sampah, yang kemudian akan diteruskan pada pengepul besar untuk diolah menjadi bentuk baru. Ia ingin mengetahui bagaimana sirkulasi sampah di Kota Solok ini dan Amel ingin menelusuri model pengolahan tanaman lokal oleh warga RW 06 Kelurahan Kampung Jawa, Solok. Begitu juga dengan 8 partisipan lokakarya  lainnya, melanjutkan penelusurannya, dan tiap malam kami selalu siap untuk mendengarkan cerita-cerita menarik dari teman-teman ini.

Continue reading