Tag Archives: Sinema Sumbar

Percakapan Sinema di Minang Screening

Minang Screening dan Pertanyaan-pertanyaan tentang Eksistensi Komunitas Film di Sumatera Barat

30 Maret akan menjadi hari besar para pencinta film, pembuat film, pemerhati film, dan semua subjek yang terlibat dalam perfilman. “Selamat Hari Film” begitu poster-poster akan tertuliskan. Kenapa hari film ditetapkan pada 30 Maret? 30 Maret menjadi hari pertama produksi film “Darah dan Doa” karya Bapak Perfilman Indonesia, Usmar Ismail tahun 1950. Penetapan ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi para insan film di Indonesia dan meningkatkan prestasi yang mampu mengangkat derajat film Indonesia secara regional, nasional, dan internasional.

Continue reading

‘Sekali Lagi’ karena Kita Pernah Bahagia

Semua sudah dimaafkan sebab kita pernah bahagia. Sekiranya apa yang akan disampaikan jika membaca kalimat ini ditambah dengan dukungan gambar seorang laki-laki tua? Bolehlah saya menjawab bahwa poster itu mengajak dan mendorong perasaan kita untuk mudah memaafkan apa saja. Semua hal yang terjadi dalam hidup, segala duka dan laranya patut dimaafkan hanya karena satu alasan: kita pernah bahagia. Bagaimana jika kebahagiaannya hanya sekali dan dilanjutkan oleh kesedihan yang berkali-kali, masih pantaskah untuk dimaafkan? “Ya” kata Leon Agusta, ‘sekali lagi’ alasannya karena kita pernah bahagia.

Continue reading

Nyalak Nyao dan Hari Depan

Sebagai bentuk dukungan terhadap film lokal yang berbicara kebudayaan,  Komunitas Gubuak Kopi mengadakan Nonton dan Diskusi Film Sinema Pojok yang berkolaborasi dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat tengah berlangsung di hari kedua pada tanggal 17 Oktober 2021. Pemutaran film “Nyalak Nyao” merespon narasi-narasi budaya karya sutradara Alfahrozi Arrahman ini berlangsung di Rumah Tamera. 

Continue reading

Keluar dari 4:3

Sabtu, 16 Oktober 2021 merupakan hari pertama rangkaian nonton dan diskusi film Sinema Pojok Oktober, bersama Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) dengan tema besar “Film Sebagai Pelestarian Nilai Budaya”. Di hari pertama ini,  Sinema Pojok menayangkan film Bujang Bailau yang disutradarai oleh Dwi Yola Nevia yang biasa dikenal sebagai Pejalan Kembar.

Continue reading

Andalas Film Festival 2018

Ini adalah kali kedua, Gubuak Kopi terlibat dalam pesta filem yang digagas oleh Metasinema – Fakultas Ilmu Budaya – Universitas Andas (FIB – UNAND). Sebelumnya perayaan ini bernama Andalas Film Exhibition (AFE), dan tahun ini berganti nama menjadi Andalas Film Festival (AFFest). Tahun ini, dua anggota Gubuak Kopi yakni Albert Rahman Putra, dipercaya sebagai juri filem untuk keseluruhan kategori; dan Delva Rahman, sebagai kurator dalam sesi kurasi filem kompetisi. Pada perayaan AFF tahun yang berlangsung pada 22-26 Oktober 2018 ini, penyelenggara mengangkat tema, yang diambil dari salah satu judul cerpen A. A Navis (1963): Bertanya Kerbau Pada Pedati.

Continue reading