Category Archives: Bakureh Project

Presentasi Proyek Bakureh di AVA Hong Kong Baptist University

15 Mei hingga Juni 2022 lalu, Komunitas Gubuak Kopi menjadi bagian dari tim riset Ika Yuliana dan Profesor Dominique Lammli, dalam rangkaian “Sosial Engaged Art in Post-Colonial Hong Kong and Shoutheast Asia” yang diselenggarakan oleh Academy of Visual Art, Hong kong Baptist University. Proyek ini dipresentasikan dalam bentuk simposium, pameran fisik dan virtual. Dalam presentasi ini, Komunitas Gubuak Kopi melalui dokumentasi dan buku proyek Bakureh – Daur Subur #4, menghadirkan salah satu metode dan strategi kerja seni dalam konteks, dalam merespon persoalan lingkungan dan rural di Solok.

Continue reading

Dua Belas Hari bersama Daur Subur

Catatan Lokakarya Daur Subur di Kampung Jawa

Bertepatan Mei yang telah usai, dan memasuki awal bulan Juni Komunitas Gubuak Kopi kembali menggelar Daur Subur. Salah satu program utama yang diusung oleh Komunitas Gubuak Kopi tersebut, mengajak rekan-rekan lingkar kolektif, lembaga, dan individu yang ada di wilayah Sumatera Barat untuk terlibat selaku partisipan.

Continue reading

Memaknai Ingatan Berproses

Cerita pasca residensi-Bakureh Project

Seminggu sudah berselang sejak penutupan Pameran Bakureh Project, namun euforia pameran itu masih terasa. Wajar saja, sebab itu adalah pameran pertama saya. Hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Saya ingat, bagaimana malam pertama saya kembali ke Solok untuk mempersiapkan pameran membuat saya melankolis. Saya masih tidak menyangka, saya dan keenam teman Pendekarwati Daur Subur, bisa bertahan hingga detik-detik terakhir itu. Padahal, ada banyak dilema yang harus kami hadapi, yang tak jarang membuat kami lelah dan ingin menyerah. Menilik ke hari-hari saya berjuang meriset tradisi bararak di Solok, menyadarkan saya bahwa meneliti yang sebenar-benarnya meneliti, ternyata tidak “segampang” menulis skripsi. Percayalah! Ada beragam cobaan dan hambatan, yang datang dari mana-mana, tak terkecuali dari dalam diri sendiri. Continue reading

Project Berakhir, Berliterasi Tidak Pernah Usai

Refleksi pascaBakureh Project

Perjuangan dan pengelanaan tiga bulan terakhir ini terbayar tunai kala tulisan kami, para peserta “Bakureh Project” rampung dan diluncurkan pada sore itu di tanggal 27 September 2018. Lebih kurang tiga puluh orang dari berbagai latar belakang hadir pada kesempatan tersebut, mulai dari mahasiswa/i, dosen, bahkan ninik mamak juga ikut serta menjadi saksi peluncuran buku para pendekarwati. Pendekarwati, begitulah kawan-kawan di Gubuak Kopi memanggil kami. Berkutat dengan tulisan bukanlah hal mudah bagi saya, pun demikian oleh keenam pendekar lainnya. Continue reading

Memasak Nasi Lamak jo Gulai Cubadak

Senin, 1 Oktober 2018, masih dalam rangkaian acara presentasi publik Bakureh Project, tim Bakureh Project mengadakan acara memasak bersama dengan ibu-ibu di sekitar lokasi Gubuak Kopi, dengan menu utama yaitu gulai cubadak dan juga nasi lamak juga luo. Hari ini merupakan hari ke-empat sejak pameran dibuka secara resemi pada 28 September 2018 lalu. Presentasi publik ini merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari peluncuran buku Bakureh Project, pertunjukan, dan pameran multimedia yang berlangsung sampai tanggal 4 November nanti. Continue reading

Pembukaan Pameran Bakureh Porject

Bakureh Project adalah proyek penelitian yang dikerjakan dalam kerangka kerja Program Daur Subur yang digagas oleh Gubuak Kopi dalam membaca dan mengkaji kebudayaan masyarakat pertanian di Sumatera Barat. Proyek ini melibat 7 perempuan muda selaku partisipan dan dipimpin oleh Delva Rahman. Setelah sebelumnya meluncurkan buku, kali ini Jumat, 28 September 2018, Bakureh Project menggelar pameran dalam bentuk open lab. Continue reading

Buku Bakureh Project Diluncurkan

Kamis, 27 September 2018, di kampus Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY) Kota Solok, Gubuak Kopi menyelenggarakan peluncuran buku Bakureh Project. Kegiatan peluncuran ini terselengagra atas kerja sama Gubuak Kopi dan Himapindo UMMY. Dibuka oleh perwakilan rektor UMMY, dan turut hadir dekan fakultas dan sejumlah mahasiswa dan komunitas. Buku ini diterbitkan oleh Gubuak Kopi, merupakan kumpulan tulisan dan catatan penelusuran para partisipan Bakureh Project dalam menyelidiki nilai-nilai gotong-royong yang dipantik melalui tradisi bakureh di Solok. Continue reading

Memaknai Ulang Kekuatan Masa Lampau

Catatan Editorial Buku Kumpulan Tulisan: Bakureh Project

Masih terus terngiang di ingatan kita, seorang dokter dipersekusi karena cuitannya di media sosial. Lalu, tak lama, postingan itu tersebar–baik itu berupa hasil screenshoot ataupun di-share ulang–dengan tambahan kalimat oleh sejumlah akun, yang kemudian menggerakan beberapa orang ikut menghujat si dokter. Sejumlah kelompok yang mengaku organisasi Islam mendatangi si dokter. Memaksa si dokter meminta maaf, dengan segala teror yang tidak mereka akui. Intervensi sampai ke tempat kerjanya, bahkan menurut si dokter, teror juga menimpa anaknya yang masih duduk di sekolah dasar. Continue reading

Janang

Catatan Observasi Awal bersama Bakureh Project

Selasa 05 Juni 2018 sekitar pukul 14.30 WIB, saya bersama salah seorang fasilitator dan dua orang partisipan kegiatan bakureh Project yang digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi menuju Jorong Pamujan di Kecamatan Kinari, Kabupaten Solok. Bu Eva salah seorang warga di sana yang saya temui. Dia mengatakan bahwa bakureh di daerahnya lebih dikenal dengan kegiatan pergi bekerja. ”misal ibuk sadang di heler, itu ibuk pai bakarajo namonyo kalau di siko”, Kata Bu Eva. (Misalnya ibu sedang di penggilingan padi, itu ibu sedang pergi bekerja maksudnya jika di daerah sini). Di daerahnya, Bu Eva mengatakan bahwa kegiatan bakureh dalam konteks Kota Solok dikenal dengan istilah gotong royong memasak, disini disebut manolong mamasak (membantu memasak) saja. Continue reading

Makna yang Berkembang Sederhana

Catatan Observasi Awal bersama Bakureh Project

Pada hari ke-empat Lokakarya Daur Subur, dalam rangkaian Bakureh Project, saya bersama Havis, Datuak dan Irfan menuju lapangan untuk observasi awal. Mereka adalah kawan-kawan yang juga merupakan partisipan dan fasilitator proyek seni yang berupaya merespon tradisi bakureh di Solok, dan tradisi serupa di Sumatera Barat secara umum. Lokasi observasinya adalah daerah sekitar sekretariat Gubuak kopi. Di perjalan kami menghampiri seorang bapak. Ia duduk di depan sebuah kedai yang sedang tutup. Kami awali dengan sapaan, memperkenalkan diri dan dengan ramah bapak itu ngobrol-ngobrol dengan kami. Continue reading