Tag Archives: Sastra

Makna yang Berkembang Sederhana

Catatan Observasi Awal bersama Bakureh Project

Pada hari ke-empat Lokakarya Daur Subur, dalam rangkaian Bakureh Project, saya bersama Havis, Datuak dan Irfan menuju lapangan untuk observasi awal. Mereka adalah kawan-kawan yang juga merupakan partisipan dan fasilitator proyek seni yang berupaya merespon tradisi bakureh di Solok, dan tradisi serupa di Sumatera Barat secara umum. Lokasi observasinya adalah daerah sekitar sekretariat Gubuak kopi. Di perjalan kami menghampiri seorang bapak. Ia duduk di depan sebuah kedai yang sedang tutup. Kami awali dengan sapaan, memperkenalkan diri dan dengan ramah bapak itu ngobrol-ngobrol dengan kami. Continue reading

Mak Katik: Melihat Bakureh dalam Sastra

Pada hari kedua lokakarya Bakureh Project ini, partisipan memulai aktivitas seperti yang sebelumnya, dengan sahur bersama. Selanjutnya aktivitas kita mulai jam 11 pagi, seperti yang sudah diagendakan, agenda hari ini adalah materi kebudayaan Minangkabau oleh Musra Dharizal Katik Jo Mangkuto, atau yang biasa kami kenal dengan Mak Katik. Mak Katik adalah salah satu budayawan Minangkabau, dan juga sering diundang untuk mengajar terkait kebudayaan Minangkabau di sejumlah kampus seperti di Universitas Andalas (Unand), Malaysia, Hawai, dan lainnya. Dan malamnya dilanjutkan dengan menonton filem The Hidden Fortes (Akira Kurosawa, 1985). Continue reading

Mengajak Sadar Melihat Sekitar

Tulisan ini merupakan catatan peluncuran buku “Sore Kelabu di Selatan Singkarak” karya Albert Rahman Putra yang digelar di Galeri Kubik Koffie, Padang, pada 21 Februari 2018 lalu. Artikel yang ditulis oleh Rendy Hakimi Sadry (Wartawan Haluan) ini sebelumnya telah dipublikasi di rubrik budaya Koran Haluan, edisi 25 Februari 2018, dan dipublikasi kembali di gubuakkopi.id sebagai pendokumentasian dan distribusi arsip.  Continue reading

Inspirasi Menulis bersama Albert Rahman Putra

Pada Selasa, 27 Februari 2018 lalu, Padang TV melalui program Sumbar Rancak Bana (SRB) menghadirkan Albert Rahman Putra sebagai narasumber dalam tajuk “Inspirasi Menulis”. Pada kesempatan ini Albert diperkenalkan sebagai salah seorang penulis muda yang aktif mengangkat isu-isu bermuatan lokal dan kontekstual dengan situasi kebudayaan Sumatera Barat sekarang. Selain pengalaman menulis, program ini juga mengulas aktivitas Albert bersama Gubuak Kopi, serta buku terbarunya “Sore Kelabu di Selatan Singkarak” (Forum Lenteng, 2018). Albert merekam fragmen-fragmen kejadian dan kisah yang bergulir di sekitaran Danau Singkarak, sebagai otokritik terhadap masyarakatnya sendiri. Albert mengamati situasi ini sejak tahun 2010 yang kemudian dibingkai ke dalam 11 tulisan. Isu-isu tersebut antara lain tentang kondisi lingkungan, peseteruan warga, keberadaan tambang dan dampaknya pada situasi sosial masyarakat, kebijakan dan respon pejabat pemerintah, serta jalur dagang warisan kolonial melalui penelusuran sejumlah arsip sejak tahun 1818.  Continue reading

Peluncuran dan Diskusi Buku: Sore Kelabu di Selatan Singkarak

Pada Rabu, 21 Februari 2018 lalu, Komunitas Gubuak Kopi bekerja sama dengan Forum Lenteng (Jakarta) menggelar kegiatan “Peluncuran dan Bedah Buku –Sore Kelabu di Selatan Singkarak, karya Albert Rahman Putra, di Galeri Kubik Koffie, Kota Padang, Sumatera Barat. Buku kumpulan tulisan ini diterbitkan oleh Forum Lenteng. Di dalamnya penulis merekam fragmen-fragmen kejadian dan kisah yang bergulir di sekitaran Danau Singkarak. Albert mengamati situasi ini sejak tahun 2010 yang kemudian dibingkai ke dalam 11 tulisan sejak 2015 hingga 2017. Isu-isu tersebut antara lain tentang kondisi liungkungan, peseteruan warga, keberadaan tambang dan dampaknya pada situasi sosial masyarakat, kebijakan dan respon pejabat pemerintah, serta jalur dagang warisan kolonial melalui penelusuran sejumlah arsip sejak tahun 1818. Continue reading