Tag Archives: Literasi Media

Memaknai Ingatan Berproses

Cerita pasca residensi-Bakureh Project

Seminggu sudah berselang sejak penutupan Pameran Bakureh Project, namun euforia pameran itu masih terasa. Wajar saja, sebab itu adalah pameran pertama saya. Hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Saya ingat, bagaimana malam pertama saya kembali ke Solok untuk mempersiapkan pameran membuat saya melankolis. Saya masih tidak menyangka, saya dan keenam teman Pendekarwati Daur Subur, bisa bertahan hingga detik-detik terakhir itu. Padahal, ada banyak dilema yang harus kami hadapi, yang tak jarang membuat kami lelah dan ingin menyerah. Menilik ke hari-hari saya berjuang meriset tradisi bararak di Solok, menyadarkan saya bahwa meneliti yang sebenar-benarnya meneliti, ternyata tidak “segampang” menulis skripsi. Percayalah! Ada beragam cobaan dan hambatan, yang datang dari mana-mana, tak terkecuali dari dalam diri sendiri. Continue reading

Menyimak Proses Kreatif Untempang Club

Untempang Club adalah sekelompok remaja yang sedang mengikuti workhsop di Komunitas Gubuak Kopi. Mereka datang ke sini sejak awal Oktober lalu, terdiri dari enam orang siswi SMA N 1 Solok yang aktif dan ceria, antara lain Fauziah Halfi (Puji), Sekar Komala (Sekar), Nurul Wulan (Wulan), Ummulhanna (Hana), Ilmi Hafizah  (Ilmi), dan Hanif latifah (Latif). Continue reading

Project Berakhir, Berliterasi Tidak Pernah Usai

Refleksi pascaBakureh Project

Perjuangan dan pengelanaan tiga bulan terakhir ini terbayar tunai kala tulisan kami, para peserta “Bakureh Project” rampung dan diluncurkan pada sore itu di tanggal 27 September 2018. Lebih kurang tiga puluh orang dari berbagai latar belakang hadir pada kesempatan tersebut, mulai dari mahasiswa/i, dosen, bahkan ninik mamak juga ikut serta menjadi saksi peluncuran buku para pendekarwati. Pendekarwati, begitulah kawan-kawan di Gubuak Kopi memanggil kami. Berkutat dengan tulisan bukanlah hal mudah bagi saya, pun demikian oleh keenam pendekar lainnya. Continue reading

Perpustakaan Apung Kota Solok

Kesadaran akan pentingnya banyak membaca bukanlah hal baru lagi untuk dikampanyekan. Kali ini Dinas Perpustakaan dan kearsipan Kota Solok bersama Komunitas Solok Kreatif Center menghadirkan sebuah wadah membaca berupa Pustaka Apung di belakang tribun Lapangan Merdeka Kota Solok. Perpustakaan ini baru hadir sekitar September 2018 lalu. Continue reading

Buku Bakureh Project Diluncurkan

Kamis, 27 September 2018, di kampus Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY) Kota Solok, Gubuak Kopi menyelenggarakan peluncuran buku Bakureh Project. Kegiatan peluncuran ini terselengagra atas kerja sama Gubuak Kopi dan Himapindo UMMY. Dibuka oleh perwakilan rektor UMMY, dan turut hadir dekan fakultas dan sejumlah mahasiswa dan komunitas. Buku ini diterbitkan oleh Gubuak Kopi, merupakan kumpulan tulisan dan catatan penelusuran para partisipan Bakureh Project dalam menyelidiki nilai-nilai gotong-royong yang dipantik melalui tradisi bakureh di Solok. Continue reading

Gotong Royong, Perempuan, dan Kesenian

Selasa, 5 Juni 2018, hari kelima pelaksanaan Lokakarya Bakureh Project dan merupakan hari kedua bagi para partisipan melaksanakan kegiatan observasi ke lapangan untuk mendalami isu-isu yang berkaitan dengan bakureh. Sebelum para partisipan kembali turun ke lapangan kita mengajak partisipan berdiskusi atau memahami kembali mengenai Program Daur Subur yang digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi. Diskusi ini dipandu oleh Delva Rahman selaku ketua fasilitator, ia menjelaskan Daur Subur sebagai upaya membaca peta kebudayaan agraria dan kepedulian terhadap lingkungan hidup di Sumatera Barat melalui platform multimedia. Seperti mengajak pengguna teknologi smartphone untuk memanfaatkan “alat”nya dan perkembangan fitur terkininya guna mengawal dan mengarsipkan kebudayaan pertanian kini dan lampau. Serta mengembangkan praktek seni sebagai metode penelitiannya. Continue reading

Buya Khairani: Bakureh adalah Kekuatan Sosial

Di hari ke empat, 4 Juni 2018 Lokakarya Bakureh Project, para mulai mendapat gambaran dan sudut pandang yang beragam dari tradisi Bakureh. Sebelumnya lokakarya ini telah menghadirkan narasumber dari budayawan maupun tokoh adat pelaku bakureh itu sendiri, antara lain, Mak Katik (Budayawan Sumatera Barat) dan Ibu Suarna (Tokoh Adat/Bundo Kanduang). Seperti biasanya, kita selalu mendatangkan narasumber untuk menambah wawasan tentang isu yang tengah diangkat dalam kerangka program pemetaan kultur masyarakat pertanian: Daur Subur, begitu pula dalam agenda bakureh. Pada hari keempat ini kita mendatangkan Buya Khairani, beliau adalah salah satu pemuka adat di Solok. Beliau sering diundang untuk memberi materi atau pandangan tentang adat Minangkabau, baik itu dalam forum-forum, maupun di beberapa radio swasta di Solok. Continue reading

Metode Penelitian hingga Bundo Kanduang

Minggu, 3 Juni 2018, sebelumnya Delva Rahman mengumumkan siang itu seharusnya kita ada kegiatan observasi lapangan untuk mencari isu terkait Bakureh. Lalu ada sedikit perubahan karena kebetulan terkendala listrik dan air yang mati dan untuk agenda ke lapangan diundur dari jadwal awal. Kami dan partisipan berisiniatif ke Taman Bidadari. Jadwal observasi digantikan dengan pendalaman materi metode penelitian bersama Albert Rahman Putra. Continue reading

Dua Hari Mengintip Bakureh Project

1 Juni 2018, tujuh orang partisipan telah hadir di Gubuak Kopi, turut bersama kita beberapa orang fasilitator maupun relawan yang akan terlibat di Lokakarya Bakureh Project. Para partisipan yang datang dari beragam kota dan latar belakang pendidikan ini, berkenalan bersama fasilitator dan yang lainnya. Siang itu, mereka disambut oleh Albert Rahman Putra selaku ketua Komunitas Gubuak Kopi dan Delva Rahman selaku pimpinan proyek, yang sekaligus membuka kegiatan ini. Setelah pembukaan, semuanya beristirahat, dan dilanjutkan pukul 13.30, dengan sesi kelas bersama Albert. Continue reading

Mak Katik: Melihat Bakureh dalam Sastra

Pada hari kedua lokakarya Bakureh Project ini, partisipan memulai aktivitas seperti yang sebelumnya, dengan sahur bersama. Selanjutnya aktivitas kita mulai jam 11 pagi, seperti yang sudah diagendakan, agenda hari ini adalah materi kebudayaan Minangkabau oleh Musra Dharizal Katik Jo Mangkuto, atau yang biasa kami kenal dengan Mak Katik. Mak Katik adalah salah satu budayawan Minangkabau, dan juga sering diundang untuk mengajar terkait kebudayaan Minangkabau di sejumlah kampus seperti di Universitas Andalas (Unand), Malaysia, Hawai, dan lainnya. Dan malamnya dilanjutkan dengan menonton filem The Hidden Fortes (Akira Kurosawa, 1985). Continue reading