Author Archives: Volta Ahmad Jonneva

Volta Ahmad Jonneva (Kinari,1995) lulusan Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang. Aktif sebagai salah satu anggota Komunitas Gubuak Kopi sejak tahun 2015. Salah satu pendiri Layar Kampus, sebuah inisiatif ruang tonton alternatif di kampusnya. Tahun 2018 lalu, ia juga terlibat sebagai tim kuratorial pameran Kultur Sinema - ARKIPEL Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival. 2019, ia mengkuratori sebuah pameran stikel bertajuk "Lem In Aja" bersama Rumah Ragam di Kota Padang. Ia juga merupakan salah seorang partisipan program Milisifilem di Forum Lenteng Jakarta (2019).

Realisme Kotor Iran dalam Sebuah Taksi

Catatan Sinema Pojok spesial sinema Iran

Pada penayangan reguler Sinema Pojok kali ini, kita kembali memutarkan filem yang di sutradarai oleh Jafar Panahi, Taxi Tehran. Filem ini adalah sebuah bentuk protes Jafar Panahi terhadap dunia perfileman di negaranya itu pada tahun 2015. Dialog dan narasi yang di bangun di filem ini terasa sangat mengkritik pemerintah Iran yang sangat mengontrol ketat masalah perfileman.

Continue reading

Perjalanan Membeli Ikan Mas

Catatan Sinema Pojok spesial sinema Iran

Pada penayangan reguler 14 Oktober 2019 lalu, Sinema Pojok memutar filem The White Ballon (1995), yang sudatradarai oleh Jafar Panahi.  The White Ballon adalah sebuah filem yang berangkat dari kisah seorang gadis kecil yang berumur 7 tahun. Ia bernama Razieh dan memiliki keinginan membeli seekor Ikan mas cantik yang gemuk. Sama halnya dengan gadis kecil lainnya, Razieh terus meminta ibunya untuk memberikan uang untuk membeli ikan mas itu, tapi sang ibu tak kunjung memberikannya uang. Namun dengan bantuan sang kakak yang mencoba merayu ibunya, akhirnya Razieh pun mendapatkan uang dari ibunya sebesar 500 Tomans untuk membeli ikan mas. Tetapi, untuk mendapatkan ikan mas itu tidaklah mudah, Razieh harus menghadapi beberapa rintangan. Rintangan ini mengantarkan kita untuk melihat beberapa narasi-narasi sosiologis tentang masyarakat sebuah sebuah kota dan situasi ekonominya.

Continue reading

Mendesain Program Literasi di Komunitas

Padang, 27 Maret 2019 lalu, salah seorang pegiat Gubuak Kopi, yakni Albert Rahman Putra mengisi salah satu agenda kuliah umum untuk mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang. Kegiatan ini dimulai tepat pukul 10.00 WIB di Aula FIB, UNP dengan tema “Kuliah Tamu: Medesain Program Literasi di Organisasi Masyarakat”.

Continue reading

Mak Katik: Melihat Bakureh dalam Sastra

Pada hari kedua lokakarya Bakureh Project ini, partisipan memulai aktivitas seperti yang sebelumnya, dengan sahur bersama. Selanjutnya aktivitas kita mulai jam 11 pagi, seperti yang sudah diagendakan, agenda hari ini adalah materi kebudayaan Minangkabau oleh Musra Dharizal Katik Jo Mangkuto, atau yang biasa kami kenal dengan Mak Katik. Mak Katik adalah salah satu budayawan Minangkabau, dan juga sering diundang untuk mengajar terkait kebudayaan Minangkabau di sejumlah kampus seperti di Universitas Andalas (Unand), Malaysia, Hawai, dan lainnya. Dan malamnya dilanjutkan dengan menonton filem The Hidden Fortes (Akira Kurosawa, 1985). Continue reading

Salak Morebu

Selasa adalah hari jatuhnya pasar pekan di Padang Sibusuk, Kabupaten Sijunjung. Hari itu, sembari menjalankan observasi dalam rangkaian Lokakarya Daur Subur di Padang Sibusuk, Zaki dan Volta menyimak aktivitas pasar, proses interaksi, dan keberagaman jenis jualannya. Salah satu yang menarik perhatian mereka adalah salah satu stan dagang salak. Selain penasaran dengan kualitas salak yang dijual, dan maskud dari uang yang bergantungan di kresek, si pedang juga memediasi dagangannya dengan sorakan yang unik dan musikal. Continue reading

Batampek: Tradisi dan Elektronik

Senin, 25 September 2017, lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi sudah di hari ketujuh. Seperti hari-hari sebelumnya, para partisipan bersama fasilitator paginya sudah mulai mengumpulkan meteri foto, audio, dan video yang dibutuhkan untuk lokakarya, serta melanjutkan riseta terkait isu yang masing-masing partisipan dalami. Namun, hari ini, kita kembali memiliki agenda khusus, yakni kuliah umum “Tradisi dan Elektroakustik” bersama Ade Jhori. Continue reading

Nonton di Simpang Kamboja

Sabtu, 23 September 2017, adalah hari kelima lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi. Pada hari ini para partisipan kembali melanjutkan riset mereka ke lapangan. Kiki seorang Partisipan melanjutkan risetnya di sekitaran Kota Solok, untuk mencari Audio, Video dan juga Foto-foto yang berkaitan dengan ‘kultur dapur’ begitu juga Joe Datuak mengumpulkan bahan terkait silat dan yang lainnya. Sorenya, kami melanjutkan mempersiapkan program penayangan film: Sinema Pojok. Penayangan kali ini dilakukan di Simpang Kamboja, Kampuang Jawa Kota Solok. Lokasinya cukup dekat dari markas Komunitas Gubuak Kopi. Continue reading

Perandai Cilik Kinari

Randai adalah salah satu ‘pamenan anak nagari’ atau kesenian yang berkembang di sebagian besar nagari di Minangkabau. Dalam kesenian ini terdapat beberapa elemen keindangan yang menarik, seperti bunyi, musik, gerak, drama, dan sastra. Lebih dari itu, dalam kesenian randai terefleksikan pula nilai-nilai sosial masyarakat Minangkabau. Menarik menyimak praktek barandai (bermain randai) di Kinari, Solok, semangat berkesenian yang kuat dan keterbatasan sarana, memancing insting kreatif lainnya. Continue reading

Merekam untuk Nanti

Kali ini Komunitas Gubuak Kopi menggelar Lokakarya yang mengusung tema “Kultur Daur Subur”. Tema ini sebelumnya juga pernah diangkat pada tahun 2016 lalu. Lokakarya Kultur Daur Subur pada dasarnya bertujuan mengarispkan, membaca masalah serta perkembangan pertanian dalam lingkup lokal, Solok, melalui praktek bermedia secara kreatif. Pertanian di Minangkabau hingga saat ini terus berkembang, bahkan kini pengetahuan pertanian malah banyak didapat dari luar. Tapi, baru-baru ini kita juga mendengar beberapa teknik pertanian masa lampau, diuji coba dan disesuikan lagi dalam keadaan sekarang, seperti tekni salibu. Selain itu, dalam situasi terkini, pemanfatan sumber daya alam sering kali tidak diimbangi dengan dampak-dampak kerusakannya. Dalam Lokakarya ini Gubuak Kopi mengundang lima orang partisipan dari berbagai komunitas maupun individu. Partisipan merupakan orang-orang yang aktif berkegiatan di organisasi dan memiliki ketertarikan terhadap media, diantaranya: Rizky Intan Nasochi, Amathia Rizqyani, M. Yunus Hidayat, Rizaldi Oktafisrim Rizky, dan Ogy Wisnu Suhandha. Continue reading

Enam Hari Belajar Bersama

Kamis pagi, 15 Juni 2017 ini, adalah hari keenam Lokakarya “Kultur Daur Subur” di Gubuak Kopi. Para partisipan memulai kegiatannya seperti biasa, membahas perkembangan observasi, dan mencari data-data tambahan. Hari sebelumnya, kita melakukan kegiatan produksi film di Taman Bidadari, seluruh partisipan maupun fasilitator turut terlibat dalam pengerjaannya. Kegiatan bermedia sambil bermain ini, secara performatif merespon situasi taman, fasilitasnya, kolam yang suda kering, tempat sampah, wc, kantor kosong yang kotor dan lainnya. Malam harinya, seluruh peserta kegiatan, partisipan dan fasilitator, diundang untuk berbuka bersama di rumah salah satu pegiat Gubuak Kopi, yakni Albert Rahman Putra. Di sana kita sempat berbincang dengan bapak Elhaqi Effendi, orang tua dari Albert, mengenai sejarah perkembangan pertanian di Solok, sebelum ia dimekarkan menjadi tiga kabupaten atau kota. Continue reading