Category Archives: Jurnal

Memperbarui Nilai Benda

Catatan proses Lokakarya Daur Subur #6 di Kampung Jawa

Jumat, 04 Juni 2021, lokakarya Daur Subur di Kampung Jawa memasuki hari keenam. Hari ini para partisipan mengatur sendiri jadwalnya. Amelia Putri, pagi itu menepati janjinya untuk ikut memasak di dapur “Snack 88” milik Ibu Leni. Mengalami menjadi proses penting dari lokakarya ini. Melihat langsung, terlibat, dan merasakan atmosfernya. Begitu juga Noura Arifin, pagi itu ia juga langsung menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) regional Kota Solok. Bersama orang-orang yang bekerja di sana ia membersihkan sejumlah botol untuk di jual kembali ke Bank Sampah, yang kemudian akan diteruskan pada pengepul besar untuk diolah menjadi bentuk baru. Ia ingin mengetahui bagaimana sirkulasi sampah di Kota Solok ini dan Amel ingin menelusuri model pengolahan tanaman lokal oleh warga RW 06 Kelurahan Kampung Jawa, Solok. Begitu juga dengan 8 partisipan lokakarya  lainnya, melanjutkan penelusurannya, dan tiap malam kami selalu siap untuk mendengarkan cerita-cerita menarik dari teman-teman ini.

Continue reading

Sekarang Menanam Esok Kita Panen

Catatan proses Kegiatan Lokakarya Daur Subur #6

Komunitas Gubuak Kopi sedang melakukan kegiatan lokakarya Daur Subur #6 di Kampung Jawa, Kota Solok. Kegiatan ini sudah sering dilakukan oleh Komunitas Gubuak Kopi, kali ini kegiatannya dimulai pada Minggu, 30 Mei 2021. Kegiatan ini  diikuti oleh 10 partisipan, diantaranya, Nanda dari Surau Tuo Bukittinggi, Alif Ilham Fajriadi dari LPM  Suara Kampus,  Arfan dan Tio dari Universitas Bung Hatta, Amel, Noura dan Aldo dari Orang UFriends Padang, Alfi dari Sekolah Gender dan saya sendiri dari Padangpanjang.

Continue reading

Kolektif Kita Menulis

Catatan Proses Lokakarya Daur Subur #6 di Kampung Jawa

Hari ke-4 (2/06) kegiatan lokakarya Daur Subur di Rumah Tamera mulai dilakukan siang, pukul 12 kurang. Kami dibekali dengan buku berjudul “Sore Kelabu di Selatan Singkarak” (Forum Lenteng, 2018).  Buku ini kami  simak bersama, satu orang membaca dan yang lain mendengar. Dimulai dari Alif, salah satu partisipan Daur Subur, ia membacanya dengan suara yang lantang agar partisipan lainnya bisa mendengar dengan baik dan lebih efektif. Teman-teman lainnya menyimak dengan mencari bacaan tersebut di media. Buku kumpulan tulisan Sore Kelabu di Selatan Singkarak memiliki 5 judul yang telah rilis di media online. “Sekali Air Besar, Sekali Tepian Berubah” adalah yang sedang kami baca dan simak.

Continue reading

Oleh-oleh Keliling Kampung Jawa

Catatan proses Lokakarya Daur Subur #6 di Kampung Jawa

Solok (3/6) Lokakarya Daur Subur #6 yang diadakan Komunitas Gubuak Kopi di Rumah Tamera memasuki hari ke-4. Sejumlah partisipan mengikuti materi lanjutan yang dipresentasikan oleh peserta itu sendiri. Sebenarnya ada sepuluh orang, namun karena dua orangnya ada keperluan mendesak ke Padang, untuk hari ini kami melanjutkannya delapan orang saja.

Continue reading

Menjadi lebih Sensitif pada Sekitar

Catatan proses Lokakarya Daur Subur di Kampung Jawa

Pagi pun tiba, namun sang surya masih belum menampakkan diri seutuhnya. Aku pun terbangun dengan suara adzan yang berasal dari telepon genggam yang berada di sampingku. Seperti anak muda biasanya, bukannya bangun untuk cuci muka ataupun berwudhu yang kulakukan, melainkan telepon genggam yang selalu ku ambil pertama kali, dan memantaunya hingga puas. Melirik isi notif yang berada di dalam media sosial seperti WhatsApp, Instagram, ataupun Twitter. Berharap ada informasi penting yang didapatkan. Continue reading

Dua Belas Hari bersama Daur Subur

Catatan Lokakarya Daur Subur di Kampung Jawa

Bertepatan Mei yang telah usai, dan memasuki awal bulan Juni Komunitas Gubuak Kopi kembali menggelar Daur Subur. Salah satu program utama yang diusung oleh Komunitas Gubuak Kopi tersebut, mengajak rekan-rekan lingkar kolektif, lembaga, dan individu yang ada di wilayah Sumatera Barat untuk terlibat selaku partisipan.

Continue reading

Landik, Sebuah Perlombaan Layangan

Mungkin hampir tiap minggunya, perhelatan layangan digelar di lokasi ini. Adalah sebuah lapangan yang berukuran setengah lapangan bola kaki.  Terletak di Jalan Lingkar Utara, Solok, di pinggir jalan sebuah lahan yang sepertinya akan dibangun sebuah bangunan besar atau mungkin perumahan. Jalan Lingkar ini, sering kali menjadi jalur pilihan warga sekitar untuk sekedar jalan-jalan santai di sore hari. Sejumlah kendaraan akan terparkir di sepanjang jalan kawasan ini. Mereka tidak meninggalkan motornya seperti orang-orang memarkirkan kendaraan mereka di toko-toko atau pusat perbelanjaan. Mereka mendudukinya selama menonton perlombaan layangan berlangsung dari pinggir jalan.

Continue reading

Memediasi Kreativitas yang Tertunda

Catatan Tamera Showcase #3

Merefleksi pengalaman 10 tahun Komunitas Gubuak Kopi berkegiatan di Solok, kota kecil ini sering kali ditinggalkan banyak anak muda kreatifnya. Ini biasa kita maklumi, karena memang infrastrukturnya belum cukup mendukung produksi-produksi kreatif seperti umumnya di kota besar. Begitu juga dengan model ekosistem kreatifnya, yang juga belum kita pahami. Jadi tidak heran juga banyak yang lebih memilih merantau, atau pindah ke kota tetangga seperti Kota Padang, Bukittinggi, dan Padangpanjang.

Continue reading

Melihat Kolektif Bekerja

Pengamatan Kecil yang Dimulai dari Tenggara Street Art Festival.

I. Perjalanan Sampai Rumah Tamera
Ketika menulis ini, ada semacam keraguan saya tidak akan cukup bisa merangkum pengalaman saya selama residensi di Solok, Sumatera Barat. Perasaan tersebut muncul sebab, ini jadi kali pertama saya berkunjung ke sana dimana pambacaan-pembacaan yang saya lakukan akan menjadi hal yang baru juga bagi saya sebagai seniman. Meski demikian, ada kekuatan dalam hati saya yang menganggap pengalaman dan petualangan adalah bagian-bagian penting dalam sebuah pembelajaran. Dan sesungguhnya residensi ini juga menjadi agenda penutup tahun yang luar biasa.

Continue reading

Pembukaan Pameran Kurun Niaga #2 – Lanskap

Senin, 28 Desember 2020 Komunitas Gubuak Kopi menggelar pameran Kurun Niaga #2 bertajuk “Lanskap”. Pameran ini merupakan presentasi publik dari proyek seni “Kurun Niaga”, sebuah studi tentang sejarah perniagaan di Solok secara khusus dan Sumatera Barat secara umum. Pameran ini melibatkan partisipan dari berbagai macam disiplin, untuk membaca kembali arsip-arsip, baik itu berupa arsip fisik, ingatan, serta narasi yang berkembang di kalangan warga. Kemudian pembacaan ini dipresentasikan dalam medium seni, buku, dan peristiwa seni. Ini adalah seri kedua, sedangkan Kurun Niaga pertama bertajuk “Kala Negeri Dikelola Pemodal” diselenggarakan tahun 2019 lalu.

Continue reading