Monthly Archives: October 2019

Belajar di Ruang Pamer

Selama ini, sejarah yang diakui biasanya kita sebut sejarah yang didapatkan dari sekolah. Artinya sejarah yang telah ditata akademisi dan dilegitimasi oleh badan yang merepresentasikan negara. Beberapa pelajaran sejarah tersebut memang terinternalisasi pada kita para siswa, kadang juga sangat berjarak dengan kita. Selain priodenya yang sangat jauh, juga sangat berjarak dengan konteks lokasi kita yang berada di Solok. Sebagian besar narasi sejarah di sekolah hanya garis waktu yang besar, ditata untuk kepentingan negara, dan sebagian besar membicarakan peristiwa-peristiwa di Ibu Kota saja. Setidaknya begitu yang dialami oleh sejumlah partisipan proyek seni Kurun Niaga yang digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi.

Continue reading

Kurun Niaga dalam Pertunjukan

Sabtu, 26 Oktober 2019, malam minggu di Solok kembali diguyur hujan. Beberapa pangunjung masih bertahan di Gedung Kubuang Tigo Baleh menantikan pertunjukan spesial yang dihadirkan dalam kuratorial pameran kesejarahan Kurun Niaga. Malam ini terdapat pertunjukan Candasuara yang akan mempresentasikan karya Bakisa. Lebih dari satu bulan sebelumnya, kelompok ini diundang untuk merespon tema kuratorial Kurun Niaga, bagaimana proses persilangan budaya yang dipantik oleh perdagangan dan politik antar bangsa pada masa lampau dihadirkan dalam bahasa musikal ataupun pertunjukan.

Continue reading

Bunyi-bunyi di Kurun Niaga

Walaupun sempat diguyur hujan, tapi pada malam itu, Jumat, 25 Oktober 2019, sejumlah orang masih bertahan menyaksikan tiga pertunjukan dalam rangkaian pameran Kurun Niaga. Sementara persiapan sedang berlasung sejumlah orang tetap memasuki ruang pameran. Pameran ini menghadirkan arsip-arsip masa lampau juga sejumlah karya yang menarasikan tentang sejarah perdagangan, transportasi, dan silang budaya yang terjadi di Sumatera Barat pada priode 1600-1900an. Dalam hal ini disebut oleh Gubuak Kopi sebagai priode Kurun Niaga. Selain itu pameran ini juga merespon tentang perngarsipan itu sendiri. Bagaimana kita memanfaatkan arsip? Bagaimana pentingnya arsip? Dan bagaimana arsip dalam mendia kreatif dan kearifan lokal.

Continue reading

Eksplorasi Gerak dalam Ruang Kurun Niaga

Jumat, 25 Oktober 2019, setelah seremoni pembukaan pameran Kurun Niaga, para hadirin dipandu oleh Albert Rahman Putra, selaku kurator memasuki ruang pamer. Ia menjelaskan sejumlah arsip dan karya-karya yang dipajang. Seperti karya garis waktu yang ditulis oleh Biahlil Badri dalam kertas besar sepanjang delapan meter. Di sana tertulis rentetan waktu atau pirode penting dalam perniagaan Sumatera bagian barat sejak tahun 1600 hingga 1900an. Catatan ini antara lain disusun dari 17 buku yang dikaji oleh Komunitas Gubuak Kopi bersama 12 partisipan sejak dua bulan terakhir. Buku-buku itu termasuk arsip-arsip yang dipameran di Gedung Kubuang Tigo Baleh, Kota Solok yang disulap menjadi galeri itu.

Continue reading

Pameran Kurun Niaga Dibuka

Di pagi yang cukup cerah pada Jumat, 25 Oktober 2019, puluhan siswa sekolah dasar, teman-teman komunitas, para pejabat pemerintah dan sejumlah instansi di Kota Solok telah berkumpul di lobi Gedung Kubuang Tigo Baleh. Pagi itu, semua hadirin berkumpul untuk menghadiri pembukaan pameran arsip Kurun Niaga. Pameran ini digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi bekerja sama dengan Direktorat Sejarah Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Republik Indonesia, serta didukung oleh Pemerintah Kota Solok melalui Dinas Pariwisata.

Continue reading

Perjalanan Membeli Ikan Mas

Catatan Sinema Pojok spesial sinema Iran

Pada penayangan reguler 14 Oktober 2019 lalu, Sinema Pojok memutar filem The White Ballon (1995), yang sudatradarai oleh Jafar Panahi.  The White Ballon adalah sebuah filem yang berangkat dari kisah seorang gadis kecil yang berumur 7 tahun. Ia bernama Razieh dan memiliki keinginan membeli seekor Ikan mas cantik yang gemuk. Sama halnya dengan gadis kecil lainnya, Razieh terus meminta ibunya untuk memberikan uang untuk membeli ikan mas itu, tapi sang ibu tak kunjung memberikannya uang. Namun dengan bantuan sang kakak yang mencoba merayu ibunya, akhirnya Razieh pun mendapatkan uang dari ibunya sebesar 500 Tomans untuk membeli ikan mas. Tetapi, untuk mendapatkan ikan mas itu tidaklah mudah, Razieh harus menghadapi beberapa rintangan. Rintangan ini mengantarkan kita untuk melihat beberapa narasi-narasi sosiologis tentang masyarakat sebuah sebuah kota dan situasi ekonominya.

Continue reading

Solok yang Kita Pilih

Pengantar Solok Mural Competition 2019

Kota Solok merupakan bagian dari wilayah budaya Minangkabau. Secara spesifik Solok adalah salah satu nagari yang tergabung dalam konfedarasi Kubuang Tigo Baleh. Koalisi 13 nagari dengan visi dan sejumlah kesepakatan adat yang hampir sama. Kini anggota Kubung Tigo Baleh lainnya secara administratif tergabung di Kabupaten Solok.

Continue reading

Sepoi-sepoi Bidadari

Vlog by @albertrahmanp // Jalan Lingkar Utara, Kota Solok, 31 Agustus 2019

Taman Bidadari adalah salah satu dari belasan taman publik di Kota Solok. Taman ini memiliki desain bangunan fisik yang cukup menarik, namun sepi pengunjung. Saat ini banyak fasilitasnya sudah mulai rusak dan tidak ada penjagaan. Setiap sore, biasanya beberapa warga membawa anjing berburunya untuk santai di sini.

Continue reading

Malandik

Lomba malandik atau lomba layangan adalah salah satu perlombaan tahunan yang digelar oleh pemuda di Solok, terutama dalam memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Biasanya perlombaan sudah dimulai sebulan sebelum puncak peringatan, dan diikuti oleh pemuda dari berbagai kampung dan diselenggarakan hampir setiap hari.

Continue reading

Ka Dapu (Masak Bersama)

“Ka Dapu” atau “Ka Dapua” atau “ke Dapur” adalah tradisi masak bersama masyarakat Gantung Ciri, Solok. Biasanya dikomadoi oleh ibu-ibu. Sementara laki-laki mendirikan kajang (dapur sementara) dan mencari bahan atau mengaduk kuali. Tradisi ini biasa dilakukan menjelang pesta nagari atau kampung, ataupun acara pernikahan anak-kemenakan.

Continue reading