Belajar di Ruang Pamer

Selama ini, sejarah yang diakui biasanya kita sebut sejarah yang didapatkan dari sekolah. Artinya sejarah yang telah ditata akademisi dan dilegitimasi oleh badan yang merepresentasikan negara. Beberapa pelajaran sejarah tersebut memang terinternalisasi pada kita para siswa, kadang juga sangat berjarak dengan kita. Selain priodenya yang sangat jauh, juga sangat berjarak dengan konteks lokasi kita yang berada di Solok. Sebagian besar narasi sejarah di sekolah hanya garis waktu yang besar, ditata untuk kepentingan negara, dan sebagian besar membicarakan peristiwa-peristiwa di Ibu Kota saja. Setidaknya begitu yang dialami oleh sejumlah partisipan proyek seni Kurun Niaga yang digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi.

Sejak dua tahun terakhir, Komunitas Gubuak Kopi mengumpulkan sejumlah arsip-arsip masa lampau melalui jejaring komunitas, serta mengembangan model-model pengarsipan hari ini. Dan dua bulan terakhir, sejak Agustus 2019, Komunitas Gubuak Kopi mengundang sejumlah partisipan untuk menggarap sebuah proyek yang dipantik melalui sejarah perniagaan lokal, Sumatera Barat, secara khusus tentang Solok. Para partisipan diajak melihat kembali sejumlah arsip dan catatan riset awal Komunitas Gubuak Kopi tentang jalur dagang internal dan eksternal Sumatera Barat, fenomena persilangan budaya, dan teknologi transportasi yang tumbuh di negeri ini. Lokakarya dan riset ini lah kemudian dipresentasikan dalam bentuk pameran, yang kemudian disebut Kurun Niaga: Kala Negeri Dikelola Pemodal.

Kegiatan pameran ini diselenggarakan oleh Komunitas Gubuak Kopi bekerja sama dengan Direktorat Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan didukung oleh Pemerintah Kota Solok. Dalam pameran ini, selain para teman-teman komunitas dan para pemangku kebijakan, Komunitas Gubuak Kopi juga mengundang sejumlah sekolah untuk menghadirkan sejumlah murid-muridnya dan guru pendamping. Pada hari pertama, puluhan murid sekolah dasar dari 5 sekolah bersama para gurunya. Memang, kuratorial pameran ini berupaya untuk menyajikan arsip yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan.

Selain siswa Sekolah Dasar, pada hari-hari berikutnya panitia juga mengundang sejumlah siswa tingkat SMP dan SMA untuk mengikuti tur khusus dari tim Komunitas Gubuak Kopi. Antara lain yang terlibat dalam rombongan besar adalah SMA N 2 Kota Solok pada hari Sabtu 26 Oktober 2019, dan Siswa SMA N 1 Kota Solok pada hari Senin, 28 Oktober 2019. Para siswa dituntun dengan suasana yang cair. Membuka peluang tanya jawab di ruang pamer.

Setelah mengelilingi ruang pamer, para siswa juga mendapatkan hadiah berupa buku Kurun Niaga: Kala Negeri Dikelola Pemodal. Buku ini diterbitkan oleh Komunitas Gubuak Kopi, ditulis oleh para partisipan proyek ini. Antara lain berisikan catatan proses, pemaknaan sejarah, dan skesta-sketsa transportasi perniagaan Solok masa lampau dan hari ini.

Komunitas Gubuak Kopi adalah sebuah kelompok belajar seni dan media yang berbasis di Kota Solok, sejak tahun 2011. Kelompok ini berfokus pada pengembangan seni sebagai metode riset. Serta menjembatani kolaborasi profesional (seniman, peneliti, dan penulis) dan warga dalam mendedah persoalan-persoalan budaya lokal di Solok secara khusus dan Sumatera Barat secara umum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.