Pameran Kurun Niaga Dibuka

Di pagi yang cukup cerah pada Jumat, 25 Oktober 2019, puluhan siswa sekolah dasar, teman-teman komunitas, para pejabat pemerintah dan sejumlah instansi di Kota Solok telah berkumpul di lobi Gedung Kubuang Tigo Baleh. Pagi itu, semua hadirin berkumpul untuk menghadiri pembukaan pameran arsip Kurun Niaga. Pameran ini digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi bekerja sama dengan Direktorat Sejarah Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Republik Indonesia, serta didukung oleh Pemerintah Kota Solok melalui Dinas Pariwisata.

Pameran yang dikuratori oleh Albert Rahman Putra ini melibatkan 12 profesional lokal, dan 12 kolektif. Mereka antara lain Biki Wabihamdika, Biahlil Badri, Dika Adrian (Badik), Novi Satria Kitiang, Ilham Arrasullian, Hafizan, Palito Club, Volta A. Jonneva, Mella Darmayanti, Teju Marselen, Shilvy Choiriah, Uria Novita, dan Yolla Purnamasari. Komunitas pencinta truck Sumbar Sintinjau Lauik Truck Video, Om Ded Channel, Dayon Channel, dan Truck Sumbar 32.

Selain itu, kegiatan ini juga menghadirkan pameran produk ekonomi kreatif dan kurasi seni pertunjukan. Pertunjukan yang akan berlangsung pada 25-26 Oktober 2019 ini menghadirkan 6 seniman atau grup untuk merespon tema yang sama. Antara lain, Phicoiii, Uria Novita, Ethnic Percussion, Jumaidil Firdaus Project, Candasuara, dan Orkes Taman Bunga.

Suasana seremoni pembukaan pameran arsip Kurun Niaga (25/10)
Sambutan Kasubdit Pemanfaatan Sejarah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Drs. Edi Suardi dalam seremoni pembukaan pameran Kurun Niaga.

Pagi itu, setelah semua hadir, para hadirin berdiri, menyanyikan lagu kebangsaan, lagu Indonesia Raya versi asli atau bersi tiga stanza. Dilanjutkan dengan pembacaan doa. Sambutan pertama disampaikan oleh Albert yang juga merupakan ketua Komunitas Gubuak Kopi. Ia menyampaikan terima kasihnya pada semua tim yang telah bekerja keras menggarap pameran ini, serta pada semua pihak yang telah mendukung. Selain itu, selaku kurator pameran Albert juga memberikan pengantar mengenai ide pameran ini.

Seperti yang dipaparkan Albert, pameran ini berangkat dari upaya pendalaman nilai-nilai sejarah serta kebudayaan lokal. Sebagai kelompok belajar yang berlatar belakang seni dan media, proyek ini juga berupaya mengembang praktik seni berbasis riset, serta pengembangan wacana sejarah publik melalui melalui peristiwa kesenian. Secara spesifik isu yang diangkat merespon tema besar “negara” beberapa tahun  terakhir yang gencar mewujudkan proyek-proyek transportasi, seperti Tol Sumatera, Tol Laut, dan lainnya. Melalui pameran ini, Gubuak Kopi mengajak publik Sumatera Barat, secara khusus Solok, meninjau kembali proyek-proyek besar maupun peristiwa kecil terlupakan terkait transportasi, atau jalur perdagangan masa lampau.

Setelah Albert, sambutan dilanjutkan oleh Bapak Edy Suardi, wakili Direktur Sejarah Kemendikbud. Menurt bapak Edy, apa yang diinisasi oleh teman-teman dari Komunitas Gubuak Kopi adalah aksi penting, terutama dalam upaya mengangkat sejarah lokal yang hampir tidak pernah diteruskan di sekolah-sekolah ini melalui kerja-kerja kreatif.

Pemberian hadiah buku Kurun Niaga: Kala Nageri Dikelola Pemodal oleh Albert Rahman Putra (kanan) kepada Wakil Walikota solok (Kiri).

Sambutan dilanjutkan oleh Wakil Walikota Solok, Bapak Reiner. Ia menyampaikan maaf Walikota yang tidak bisa hadir pagi itu. Bapak Reiner juga menyampaikan terima kasihnya atas insiatif Komunitas Gubuak Kopi menggali narasi sejarah di Kota Solok, dan inisiatif-inisiatif Komunitas Gubuak Kopi sebelumnya yang terus berjalan dengan ada atau tidaknya bantuan dari pemerintah. Ia juga menyebutkan proses ini cukup penting mengingat Pemerintah Kota Solok merencanakan untuk membangun sebuah museum di kota ini.

Pembukaan dilanjutkan dengan pemberian hadiah buku Kurun Niaga: Kala Negari Dikelola Pemodal yang diterbitkan oleh Komunitas Gubuak Kopi untuk warga Solok melalui Wakil Walikota Solok. Kemudian beranjak pada seremoni pengguntingan pita oleh perwakilan Pemerintah Kota Solok, Perwakilan Kemendikbud, Perwakilan GOW, dan Komunitas Gubuak Kopi. Semua hadirin dari semua kalangan, mulai dari siswa, pejabat, komunitas, bersama-sama memasuki ruang pamer dipandu oleh kurator.*

*foto sampul: Mellya Fitri/Gajah Maharam Photography

Komunitas Gubuak Kopi adalah sebuah kelompok belajar seni dan media yang berbasis di Kota Solok, sejak tahun 2011. Kelompok ini berfokus pada pengembangan seni sebagai metode riset. Serta menjembatani kolaborasi profesional (seniman, peneliti, dan penulis) dan warga dalam mendedah persoalan-persoalan budaya lokal di Solok secara khusus dan Sumatera Barat secara umum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.