“Rilex” bersama Dhigel

Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal latar belakalang artisitik seniman serta mengumpulkan masukan-masukan untuk Solok, ataupun Komunitas Gubuak Kopi. Wawancara ini dilakukan pada hari-hari terakhir perhelatan Tenggara Festival 2020, di Solok.

Continue reading

Boy Nistil: Ini Kepuasan Batin Saja

Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal latar belakang artistik seniman serta mengumpulkan masukan-masukan untuk Solok, ataupun Komunitas Gubuak Kopi. Wawancara ini dilakukan pada hari-hari terakhir perhelatan Tenggara Festival 2020, di Solok.

Continue reading

Menaklukkan Hal Baru bersama Blesmokie

Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal latar belakalang artisitik seniman serta mengumpulkan masukan-masukan untuk Solok, ataupun Komunitas Gubuak Kopi. Wawancara ini dilakukan pada hari-hari terakhir perhelatan Tenggara Festival 2020, di Solok.

Continue reading

Autonica Melawan dengan Imut dan Jenaka

Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal latar belakalang artisitik seniman serta mengumpulkan masukan-masukan untuk Solok, ataupun Komunitas Gubuak Kopi. Wawancara ini dilakukan pada hari-hari terakhir perhelatan Tenggara Festival 2020, di Solok. Continue reading

Telesilaturahmi di Pekan Nan Tumpah

Tahun ini, Komunitas Gubuak Kopi terlibat sebagai partisipan pameran dalam perhelatan Pekan Nan Tumpah, sebuah festival dua tahunan yang diselenggarakan oleh Komunitas Seni Nan Tumpah. Perhelatan ini terdiri dari rangkaian pertunjukan dan pameran seni kontemporer, yang dihelat di Taman Budaya Sumatera Barat, Kota Padang, pada 1-7 Juli 2022, dengan tajuk kuratorial “Pandemi Haha Hihi: Lain Sakit Lain Diobati”.

Continue reading

Mari Dengarkan di Partisan

Pada Maret 2022 lalu, salah satu anggota Komunitas Gubuak Kopi, Biki Wabihamdika, terlibat menjadi salah satu seniman performans dalam rangkaian pameran tunggal Otty Widasari yang bertajuk: Partisan. Pameran ini dikuratori oleh Luthfan Nurohman, berlangsung pada 9-15 Maret 2022, di Gedung Serba Guna Galeri Nasional Indonesia. Performans tersebut bertajuk “Mari Dengarkan” – Milisifilem Collective: Telang (Adi Osman, Biki Wabihamdika, Fitri Anggraini, M. Zain Fadlurrahman, Syarifa Amira), 2022
Eksplorasi gerak dan ritme dalam pikiran.

Continue reading

Percakapan Sinema di Minang Screening

Minang Screening dan Pertanyaan-pertanyaan tentang Eksistensi Komunitas Film di Sumatera Barat

30 Maret akan menjadi hari besar para pencinta film, pembuat film, pemerhati film, dan semua subjek yang terlibat dalam perfilman. “Selamat Hari Film” begitu poster-poster akan tertuliskan. Kenapa hari film ditetapkan pada 30 Maret? 30 Maret menjadi hari pertama produksi film “Darah dan Doa” karya Bapak Perfilman Indonesia, Usmar Ismail tahun 1950. Penetapan ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi para insan film di Indonesia dan meningkatkan prestasi yang mampu mengangkat derajat film Indonesia secara regional, nasional, dan internasional.

Continue reading

Bakaua: Momentum Ziarah dan Silaturahmi Warga Kuncia

Hidup dalam perkembangan zaman yang begitu cepat, modernisasi yang begitu cakap. Teknologi semakin canggih, tradisi semakin ringkih. Kita perhatikan degradasi budaya dimana-mana. Katanya tak lagi sesuai dengan zaman kita saat ini. Budaya-budaya itu kuno, telah habis dimakan zaman. Kita ini manusia-manusia modern dan harus berlaku modern.

Continue reading

Tasauf Berbunyi

Saya sempat membaca sebuah buku karangan Buya Hamka, judulnya Falsafah Ketuhanan (Gema Insani, 2020). Ada tiga jalan yang bisa kita tempuh dalam mencapai dan mencari kekuasaan Tuhan. Untuk apa? untuk menjawab pertanyaan yang tak mampu dijawab manusia. Tiga jalan itu ialah jalan seni, jalan ilmu, dan jalan tasawuf. Melalui jalan seni kita terlebih dahulu memuji ciptaan Tuhan, kita menikmati hantaran laut yang sangat luas, langit yang sangat tinggi, suara yang khas dan enak didengar. Di antara waktu-waktu tersebut kita bertanya siapa yang telah menciptakan ini? Akal kita sampai pada puncaknya: menanyakan Dia. Kita menikmati segala hal yang telah Ia ciptakan dan kita telah tahu Penciptanya, kita harus mensyukuri dan mendekatkan diri. Juga banyak hal caranya.

Continue reading