Geothermal atau pembangkit listrik yang bersumber dari panas bumi, pada dasarnya adalah salah satu sumber energi yang cukup baik jika kita bandingkan dengan batu bara. Namun hal ini tidak berarti Geotermal tidak memiliki dampak buruk. Geotermal juga menghasilkan karbondioksida dan metan dalam jumlah yang sangat besar, selain itu ia juga menghasilkan zat kimia berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan mayarakat sekitar berupa mercuri, boron dan arsenik. Sejak pertengahan 2017 lalu, proyek ini menghantui warga di sekitaran Gunung Talang, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Proyek yang dicanangkan berada di sekitaran pemukiman dan lahan pertanian warga, dan mendapat penolakan dari sebagain besar warga. Hal ini sebenarnya tidak jarang pula disalah-pahami oleh perantau, yang menyayangkan penolakan terhadap proyek tersebut dan disebut-sebut sebagai agenda politik. Hal ini tentu berbeda kondisi dengan Geotermal di Solok Selatan yang tidak berada di sekitaran perkampungan. Continue reading
Monthly Archives: April 2018
Sepoi Sore Selatan Singkarak
Akhir tahun 2017 lalu, jalur penghubung antar nagari di selatan Danau Singkarak kembali bagus. Sebelumnya jalanan ini rusak parah dan menimbulkan debu, akibat ramainya truk pengangkut hasil tambang Galian C di Paninggahan. Debu diterpa angin menyelimuti hijau dedaunan dan padi di tepian jalan. Kini jalur yang tepatnya berada di wilayah nagari Saniangbaka ini telah kembali diperbaiki. Kendaraan berjalan dengan lancar, dan mulai muncul aktivitas lari sore di sekitaran lokasi, dengan pemandangan indah ini. Continue reading
Manggaro
Pertanian sebenarnya bukanlah istilah yang asing lagi bagi kita. Seperti yang digambarkan di Wikipedia, pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.[1] Sederhananya, kegiatan ini dipahami masyarakat sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam, walaupun dalam pengertian luasnya, termasuk juga kegiatan pembesaran hewan ternak (rising). Continue reading
Kabau Tarek
Memberdayakan tenaga hewan untuk membantu pekerjaan manusia sebenarnya bukan hal baru lagi oleh masyarakat Sumatera maupun masyarakat timur. Pada dasarnya, hal ini telah ditinggalkan, karena selain telah muncul berbagai teknologi mesin bermotor, juga dianggap membebaskan hewan-hewan seperti kerbau dari beban berat. Namun beberapa praktik masih ditemukan di daerah-daerah di Sumatera Barat. Salah satunya adalah memanfaatkan tenaga kerbau untuk menganggkut mesin dompeng (don feng) untuk keperluan pertambangan emas. Video ini diambil pada tahun 2017 lalu, oleh Yovi, di Padang Sibusuk. Di beberapa lokasi di Minangkabau, pengangkut menggunakan tenaga kerbau ini disebut: Isoh/Esoh/Kabau tarek (kerbau penarik) Continue reading
Yang Belum Selesai dari Oktober di Muaro Pingai
Jalan lintas selatan Danau Singkarak, yang melewati Nagari Sumani, Saniang Baka, Muaropingai, dan Paninggahan ini, pada tahun 2013 hingga awal 2017, mengalami kerusakan dan menimbulkan debu di daerah sekitaran jalan. Kerusakan ini terutama disebabkan oleh ramainya aktivitas mobil pertambangan galian C di Nagari Paninggahan. Tidak sedikit warga yang mendapat penyakit ISPA akibat debunya. Protes telah dilakukan berkali-kali dan akhirnya berhasil juga. Tambang ditertibkan. Sejak 2017 lalu, jalan ini sudah mulai diperbaiki kembali, dan ada beberapa ruas jalan yang masih belum. Video ini adalah perjalanan pengendara motor yang merekam jalan Muaropingai pada akhir Oktober 2017 lalu.
Continue reading
Tertawa dan Bernyanyi
Beberapa waktu lalu tim Vlog Kampuang mendapat kesempatan mengikuti konser Orkes Taman Bunga di Solok Selatan. Berikut suasana teman-teman Orkes Taman Bunga latihan menjelang penampilannya. Orkes Taman Bunga adalah salah satu jaringan kerja Gubuak Kopi, sebuah kelompok musik berbalut orkes moral yang telah melahirkan sejumlah lagu dengan cara khas mengkritik diri sendiri dengan menertawakan dan menyanyikannya dengan gembira. Kelompok ini berbasis di Padangpanjang, adalah salah kelompok musik yang paling populer di Sumatera. Continue reading
Di Atas Lubang-lubang Tambang
Menyusuri setiap bangunan dengan kisah-kisah yang mengikutinya memberikan pengetahuan sekaligus fakta-fakta mengejutkan. Termasuk di sini, di kota yang masih sangat kental dengan arsitektur zaman kolonial ini menyimpan berbagai cerita kehidupan dari masa sebelum kita. Kota yang terkenal dengan kota tambang ini bernama Kota Sawahlunto. Kota yang manyuguhkan pemandangan perbukitan dengan jalan yang berkelok-kelok. Continue reading
Dilema Debu-Debu Sijantang
Batubara masih jadi ‘primadona’ sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Indonesia. Menurut data kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), saat ini sekitar 60% listrik masih disuplai dari tenaga uap. Salah satu PLTU itu ada di kota Sawahlunto tepatnya di Desa Sijantang. Seolah tak bisa dipungkiri bahwa batubara dan Sawahlunto adalah satu kesatuan yang seakan tak bisa dipisahkan Siemas hitam ini masih menjadi cahaya bagi kehidupan Sawahlunto hingga saat ini, konon agar cahaya itu tetap hidup dibangunlah PLTU di Kota Sawahlunto.
Awal mulanya pembangkit listrik di kota Sawahlunto berada di kelurahan Kubang Sirakuak Utara, dimana kala itu dibangun oleh Belanda pada tahun 1894 bernama PLTU Mudik Air dengan memanfaatkan aliran Batang Lunto, berkurangnya debit air sungai di pinggir PLTU menyebabkan PLTU ini berhenti beroperasi. Masuknya agresi militer Belanda I dan II ke Sawahlunto PLTU ini berubah fungsi menjadi tempat perakitan senjata para pejuang, dan kemudian pernah juga menjadi rumah hunian pekerja tambang, hingga pada tahun 1952 bangunan induk pembangkit listrik ini dialih fungsikan sebagai Rumah ibadah umat muslim yang lebih kita kenal sekarang dengan nama Masjid Agung Nurul Iman. Kemudian Belanda membangun PLTU penganti di Salak, Talawi pada tahun 1924 yang memanfaatkan aliran sungai Batang Ombilin. Seiring perjalanan usia dan tidak efisien lagi serta untuk operasional yang lebih besar lagi maka PLTU salak di alihkan ke Desa Sijantang. Continue reading
Jurnalisme Warga dalam Penyelamatan Lingkungan
Pada 26-30 Maret 2018 lalu, WALHI Sumatera Barat kembali menggelar kegiatan tahunannya, yakni Pelatihan Kader Rakyat. Sebuah upaya memunculkan agen-agen baru di lingkup lokal dalam menjaga kelestarian lingkungan hidupnya. Dalam pelatihan tahun ini, WALHI Sumatera Barat mengangkat “Jurnalisme Warga Sebagai Katalis Gerakan Rakyat dalam Upaya Penyelamatan Lingkungan Hidup” sebagai tajuk utamanya. Kegiatan ini diselenggarakan di Sawahlunto, menghadirkan 17 partisipan terdiri dari individu, perwakilan organisasi taruna, dan utusan nagari di beberapa kabupaten di Sumatera Barat. Continue reading