Jurnalisme Warga dalam Penyelamatan Lingkungan

Pada 26-30 Maret 2018 lalu, WALHI Sumatera Barat kembali menggelar kegiatan tahunannya, yakni Pelatihan Kader Rakyat. Sebuah upaya memunculkan agen-agen baru di lingkup lokal dalam menjaga kelestarian lingkungan hidupnya. Dalam pelatihan tahun ini, WALHI Sumatera Barat mengangkat “Jurnalisme Warga Sebagai Katalis Gerakan Rakyat dalam Upaya Penyelamatan Lingkungan Hidup” sebagai tajuk utamanya. Kegiatan ini diselenggarakan di Sawahlunto, menghadirkan 17 partisipan terdiri dari individu, perwakilan organisasi taruna, dan utusan nagari di beberapa kabupaten di Sumatera Barat.

Kegiatan ini juga menghadirkan salah seorang pegiat Gubuak Kopi, yakni Albert Rahman Putra (Penulis/pegiat media) selaku narasumber dan koordinator pelatih. Dalam kegiatan ini Albert menekankan pentingnya jurnalisme warga sebagai aksi warga lokal itu sendiri dalam konteks bermedia di Indonesia saat ini. Ia bukan hanya sekedar pekerjaan hobi, dalam kerangka aktivisme ia merupakan salah satu “benteng” yang berbasis pada kekuatan literasi, distribusi pengetahuan, dan pengarsipan. Para jurnalis warga dituntut aktif dan intens dalam memantau, mengabarkan, dan mengkritisi persoalan lingkungan sekitarnya, dengan mengedepankan perspektifnya sebagai warga yang berdaya, yang mengalami dan memahami konteks kebudayaan atau kearifan lokalnya secara kritis dan dekonstruktif. Untuk itu, para jurnalis warga ini sebelumnya juga perlu mendalami aspek-aspek lain untuk memperkaya bagasi pengetahauan terkait aksi ini, seperti sejarah dan perkembangan media dunia, situasi bermedia di Indonesia dari masa ke masa, mengenal cara kerja media, serta jurnalisme warga dan kerja (lintas) media lainnya sebagai kekuatan sosial.

Selain Albert kegiatan ini juga menghadirkan Uslaini (WALHI Sumatera Barat) yang menjabarkan kerja-kerja WALHI dalam penyelamatan lingkungan hidup dan beberapa persolan lingkungan di Sumatera Barat; Wengki Purwanto (PBHI Sumatera Barat) yang memperkaya bagasi pengetahuan terkait kekuatan hukum dalam aksi penyelamatan lingkungan dan bermedia dalam konteks jurnalisme warga; Dwi Sawung (WALHI Nasional) yang memaparkan bentuk-bentuk kejahatan lingkungan serta keterkaitannya dengan kebijakan negara. Selain pendalaman materi, para partisipan juga dilatih dan melakukan “simulasi” lapangan untuk membaca isu pertambangan batu bara di Sawahlunto; melakukan penelitian berbasis komunitas, mempresentasikannya hasil temuannya, melakukan penulisan artikel, dan pemanfaatan tekenologi media sosial (instagram @wartarakyat) sebagai aksi produksi dan distribusi narasi yang tersebar di sekitar secara intens.

_________________
Fasilitator: Khairuzaky Aziz, Novi Fany Rofika, Wira

Web terkiat: WALHI Sumatera Barat
Foto: Koleksi Arsip WALHI SUMBAR


Dokumentasi kegiatan

This slideshow requires JavaScript.

Komunitas Gubuak Kopi adalah sebuah kelompok belajar seni dan media yang berbasis di Kota Solok, sejak tahun 2011. Kelompok ini berfokus pada pengembangan seni sebagai metode riset. Serta menjembatani kolaborasi profesional (seniman, peneliti, dan penulis) dan warga dalam mendedah persoalan-persoalan budaya lokal di Solok secara khusus dan Sumatera Barat secara umum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.