Tag Archives: Daur Subur

Terkait lokakarya kultur daur subur, kultur pertanian, dan lingkungan hidup

Daur Subur #7: Circumstance

Circumstance adalah presentasi publik dari studi mengenai kesalingkaitan unsur dan elemen masyarakat di Kelurahan Kampung Jawa, Solok, Sumatera Barat. Studi ini menyoroti inisiatif warga merespon persoalan di sekitarnya, berinteraksi, dan memahami peristiwa di sekitarnya secara spiritual. Proyek ini merupakan bagian dari presentasi publik Kurasi Kurator Muda, Albert Rahman Putra, bersama Galeri Nasional Indonesia dan juga merupakan pengembangan dari platform Daur Subur, sebuah studi tetang kebudayaan yang berkembang di masyarakat pertanian Sumatera Barat, yang digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi sejak tahun 2017.

Continue reading

Mengepul Sisa dan Asa

Catatan Proses Residensi Daur Subur 2021: Circumstance

Memasuki residensi hari ke enam saya dan kawan-kawan Komunitas Gubuak Kopi disambut hangat oleh senyuman Pak Mardi, sapaan beliau ketika kami berkunjung ke sana. Pak Mardi adalah warga Kampung Jawa yang lahir di Bekasi, kemudian 2009 beliau memutuskan untuk pindah ke Kota Solok. Perjalanan Pak Mardi yang konsisten berbuah manis, beliau memiliki tempat pengepul dan pengepresan limbah dalam jumlah besar. Saya memasuki gang menuju tempat usahanya, karung-karung besar berisi botol plastik berjejer rapi di tepi jalan, sepanjang 100 m sebelum masuk ke dalam rumah pengepresan sampah milik Pak Mardi.

Continue reading

Membuat Kompos dengan Tetangga

Sore yang sejuk di Rumah Tamera, waktu yang tepat untuk berkeliling. Saya datang lagi ke markas Komunitas Gubuak Kopi ini, untuk terlibat dalam proses residensi Daur Subur 2021 dengan tema “Circumstance”. Tema ini berupa menyoroti dan menghubungkan inisiatif dan aktivitas warga, untuk sebuah keadaan yang lebih baik di masa mendatang. Hari ini saya berkunjung ke rumah-rumah warga sekitar Rumah Tamera, bersama empat orang rekan residensi Daur Subur, yakni; Badri, Zekal, Biki, dan Alfi. Kami mengunjungi rumah-rumah yang sebelumnya juga kami kunjungi. Kunjungan sebelumnya, sekitar 1 bulan yang lalu, teman-teman Komunitas Gubuak Kopi memberikan 1 botol kaca, untuk wadah kompos berukuran sekitar 200 Gr. Botol-botol ini bagian dari inisiatif teman-teman Komunitas Gubuak Kopi bersama beberapa warga Kampung Jawa, Solok, untuk membiasakan mengolah sampah sendiri langsung di dapur. Alat sederhana yang bisa langsung di letakan didapur, sehingga meminimalisir proses memisahkan.

Continue reading

Doa-doa Tentangga di ICAD 2021

Indonesian Contemporary Art and Design (ICAD) adalah perhelatan seni rupa kontemporer dan design yang di inisiasi oleh Yayasan Design+Art Indonesia, Jakarta. Tahun ini ICAD mengangkat tema “Publik” yang dikuratori oleh Hafiz Rancajale. Pada tema kurasi ini Komunitas Gubuak Kopi turut diundang sebagai salah satu seniman kolektif untuk berpameran dalam helat ini.

Continue reading

Makassar Biennale 2021: Sekapur Sirih

Makassar Biennale adalah perhelatan per-dua tahun yang diselenggarakan oleh Yayasan Makassar Biennale dan Tanah Indie di Sulawesi Selatan. Perhelatan ini mengusung tema Maritim: Sekapur Sirih, sebuah upaya menggali aspek pengetahuan lokal, khususnya mengenai pangan dan pengobatan dalam arti yang lebih luas. Dalam MB 2021, Komunitas Gubuak Kopi (Albert Rahman Putra dan Biahlil Badri) terlibat sebagai seniman residensi, narasumber forum dan diskusi.

Continue reading

Mampir Lagi di Daur Subur

Catatan Proses Residensi Daur Subur 2021

Pada Akhir Oktober 2021, Komunitas Gubuak Kopi menggelar kembali kegiatan Daur Subur yang sudah dikembangkan sejak tahun 2017. Kegiatan ini merupakan bagian dari pengembangan media berbasis komunitas dalam membaca dan memetakan isu pertanian dan lingkungan hidup, serta narasi warga dalam ruang lingkup dan budaya lokal. 

Continue reading

Sisi Lain Daur Subur

Catatan Proses Residensi Daur Subur 2021

Memasuki hari ketiga residensi Daur Subur, saya bersama teman-teman Komunitas Gubuak Kopi melakukan perjalanan singkat ke beberapa tempat, kali ini menuju beberapa kedai kopi yang ada di Kota Solok. Meskipun terkendala cuaca yang gerimis, saya bersama dengan Biki dan Irvan terus menunggu sampai hujan mereda. Hingga pukul 13.15 WIB kami segera bergerak dari Rumah Tamera, markas Gubuak Kopi, menuju Naluri Coffee untuk bertemu pemiliknya, Ari. Sampai di sana ia telah menunggu kedatangan kami. Biki kemudian menjelaskan masksud sore itu, bahwa Daur Subur sedang mengumpulkan wadah tambahan untuk kompos, yang nantinya akan dibuat bersama warga Kampung Jawa. Kemudian setelah perbincangan singkat itu kami membawa sekitar 10 box bekas ice cream. Perjalanan pun dilanjutkan menuju Satu Satu Sembilan Coffee, bertemu Asep yang menyambut hangat kedatangan kami, mereka menyumbangkan 7 box serupa. Jadilah Saya, Biki dan Irvan membawa total 17 box bekas ice cream dengan gembira.

Continue reading

Bincang Seni di Art Identity 2021

Jumat, 10 September 2021 lalu, Art Identity kedua dengan tema besar: Kultur Pangan resmi dimulai. Art Identity adalah perhelatan seni media tahunan yang digagas oleh Tangsel Creative Foundation. Kegiatan ini terdiri dari lokakarya, bincang seni, dan pameran. Pembukaan ini diselenggarakan secara virtual melalui platform zoom dan disiarkan melalui kanal YouTube Budaya Saya.

Continue reading

Lokakarya Daur Subur di Kampung Jawa

Sejak 2017 lalu, Komunitas Gubuak Kopi menginisiasi proyek Daur Subur, sebuah platform kolaborasi dan jaringan kerja untuk membaca kebudayaan masyarakat pertanian di Sumatera Barat. Pembacaan ini mencoba memetakan kembali dan mengumpulkan aspek pengetahuan kearifan lokal, untuk merespon persoalan hari ini, terutama terkait wacana ketahanan pangan dan diskusi publik mengenai warga yang berdaya.

Tahun ini Daur Subur mengusung lokakarya di lingkup Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Membaca inisiatif-inisiatif warga, persoalan ketahanan pangan, sirkulasi air dan sampah, pengetahuan mengenai tanaman, serta fenomena terkait Daur Subur lainnya di tengah-tengah warga.

Lokakarya ini diikuti oleh 10 partisipan, yakni: Alif Ilham Fajriadi dari LPM Suara Kampus, Padang; Khairul Hatta dari Padang Panjang; Lingga dari Padang; Nanda dari Surau Tuo, Bukittinggi; Arfan Nanda dan Salistio Erisa Putra dari Solok; Amelia Putri, Noura Arifin, dan Alfin Zernindo Prima dari Orangufriends Padang; dan Alfi Syukri dari Sekolah Gender, Padang.

Lokakarya ini berlangsung selama 12 hari, 30 Mei – 10 Juni 2021, dengan menerapkan protokol kesehatan. Lokakarya ini menghasilkan 10 artikel panjang dan ditindaklanjuti dengan kolaborasi pengelolaan taman warga RW 06 yang diisi dengan berbagai tanaman sumbangan warga.

Halaman portofolio: Daur Subur di Kampung Jawa

Bertanam Niat

Ini adalah hari ke-8 dari Lokakarya Daur Subur di Kampung Jawa. Seperti hari sebelumnya, partisipan akan langsung ke lokasi riset mereka masing-masing sedari bangun tidur. Kemudian akan kembali ke Rumah Tamera pada jam makan siang. Banyak hal-hal menarik yang ditelusuri partisipan di Kampung Jawa, khususnya di RW 6. Alfi misalnya, ia terus berkeliling dan menemukan berbagai jenis peliharaan dan ternak warga sekitar untuk diketahui dan pelajari. Aldo, berjalan sendirian menemukan aliran-aliran air pada sawah, ladang, dan pemukiman warga. Arfan, juga tertarik pada kondisi bangunan tinggi yang terletak di belakang Rumah Tamera, yakni rusunawa. Begitu juga pada Nanduik, Hatta, Nora, Amel, dan Alif  mereka terus berjalan menemukan bagian-bagian menarik di sini, di Kampung Jawa, Solok.

Continue reading