Di pagi yang cukup cerah pada Jumat, 25 Oktober 2019, puluhan siswa sekolah dasar, teman-teman komunitas, para pejabat pemerintah dan sejumlah instansi di Kota Solok telah berkumpul di lobi Gedung Kubuang Tigo Baleh. Pagi itu, semua hadirin berkumpul untuk menghadiri pembukaan pameran arsip Kurun Niaga. Pameran ini digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi bekerja sama dengan Direktorat Sejarah Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Republik Indonesia, serta didukung oleh Pemerintah Kota Solok melalui Dinas Pariwisata.
Continue readingCategory Archives: Kurun Niaga
Kembara Bukit Barisan
“Not all those who wander are lost”
(tidak semua pengembara akan tersesat)
Demikian kata Jhon Ronald Ruel Tolkien, seorang penulis novel asal Britania Raya yang menulis The Hobbit dan The Lord of the Rings. Mungkin kalimat ini berlaku bagi seorang yang bersungguh-sungguh dalam pencariannya. Kalaupun tersesat, dia akan bertemu sesuatu yang tidak merugikan. Namun apakah kita harus mengembara?
Continue readingTapak Sejarah Di Sawahlunto
Sekitar pukul setengah sebelas, pada 28 Agustus 2019 saya bersama bebebrapa partisipan proyek seni Kurun Niaga melakukan perjalanan observasi ke Kota Sawahlunto. Adapun yang ikut adalah Albert Rahman Putra, Biki Wabihamdika, Biahlil Badri, Dedi Palito Club, Mella Darmayanti yang sekaligus menjadi mahasiswa magang di Gubuak Kopi dari Universitas Negeri Padang. Selain itu juga ada Lizzie Moss, salah seorang teman dari Australia. Ia adalah relawan “Australian Volenteer Program” untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Solok. Di sela-sela tugasnya ia juga sering mampir dan mengisi materi kelas Bahasa Inggris untuk kami.
Continue readingMeminjam Mata Raffles (Bagian II)
Sambungan dari Meminjam Mata Raffles (Bagian I)
Setelah berhasil menuruni dataran tinggi Simawang tujuan selanjutnya adalah Ibukota Minangkabau dengan jarak 12 mil dengan menghabiskan waktu 5 jam berjalan. Sembari berjalan Raffles dan rombongan banyak menemukan tambang-tambang emas yang sudah lama dipergunakan, terbukti dengan banyaknya pondok untuk istirahat.
Continue readingMeminjam Mata Raffles (Bagian I)
Beberapa hari terakhir, terkait studi kebudayaan melalui aktivitas perdagangan dan jalur transportasi yang diinisasi oleh Gubuak Kopi, kami membaca sejumlah arsip yang ditulis para petualang ke Sumatera Barat. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah Sir Thomas Stamford Raffles. Sebelum merunut kembali perjalanannya, perlu kita sadari bahwa ia adalah seorang Inggris yang memiliki ketertarikan dalam persoalan kebudayaan dan pengatahuan lokal. Salah satu penelitiannya yang cukup terkenal terkait nusantara adalah The History of Java. Dan lanjutnya ia berpetualang ke negeri Melayu Minagkabau pada awal Juli tahun 1818. Raffles bersama istrinya dan juga seorang Naturalis yaitu Dr. Horsfield, serta rombongannya.
Continue readingSetapak Penghubung Niaga
Sebuah meja besar yang panjang melintang di tengah ruangan, di sekelilingnya telah tersusun kursi-kursi dengan rapi. Kursi-kursi itu siap untuk diduduki seperti meja-meja yang digunakan ketika rapat di perkantoran. Siang hari, senin, 05 Agustus 2019, saya dan teman-teman yang berkesempatan hadir pada waktu itu telah berkumpul di Tanah Merah Space, sebuah ruang kreativitas alternatif untuk komunitas-komunitas di Solok, yang juga merupakan sekre baru Komunitas Gubuak Kopi, di Jalan Lingkar Utara, Ampang Kualo.
Continue readingBerkumpul di Solok Membaca Perdagangan Lampau
Senin, 4 Agustus 2019 lalu, sejumlah pemuda berkumpul di Solok, tepatnya di Tanah Merah Space, di Jalan Lingkar Utara, Ampang Kualo, Kota Solok. Sebuah ruang untuk komunitas kreatif di Solok, yang juga merupakan kediaman baru Komunitas Gubuak Kopi. Kali ini mereka berkumpul untuk menjalankan sebuah proyek seni bertajuk mengkaji dinamika kebudayaan melalui fenomena jalur dagang dan trasnportasi.
Continue reading