Author Archives: Komunitas Gubuak Kopi

Komunitas Gubuak Kopi adalah sebuah kelompok belajar seni dan media yang berbasis di Kota Solok, sejak tahun 2011. Kelompok ini berfokus pada pengembangan seni sebagai metode riset. Serta menjembatani kolaborasi profesional (seniman, peneliti, dan penulis) dan warga dalam mendedah persoalan-persoalan budaya lokal di Solok secara khusus dan Sumatera Barat secara umum.

PKD Sumatera Barat 2022: Daya Budaya

Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) adalah salah satu agenda kebudayaan utama di Sumatera Barat yang diselenggarakan oleh Taman Budaya Sumatera Barat. Agenda berupaya menghadirkan pembicaraan mengenai kebudayaan lokal di Sumatera Barat hari ini. PKD kali ini, dikuratori oleh 5 orang kurator Sumatera Barat. Salah seorangnya dalah anggota Komunitas Gubuak Kopi, yakni Albert Rahman Putra, bersama Edy Utama, Dede Pramayoza, Nesya Fitryona, dan Nasrul Azwar.

Continue reading

Presentasi Lumbung Indonesia di Documenta 15

Pada 19 September 2022 lalu, Albert Rahman Putra (Komunitas Gubuak Kopi), bersama Rahmadiyan Tria (Forum Sudut Pandang), Dewita Astari (Gudskul) dan Dwiki Nugroho Mukti (Serbuk Kayu) sebagai Tim Sarekat dari platform Lumbung Indonesia hadir di perhelatan Documenta Fifteen, mempresentasikan Lumbung Indonesia. Sebuah platform kolaborasi yang diinisiasi oleh 12 kolektif di Indonesia, antara lain: Serbuk Kayu (Surabaya), Hysteria (Semarang), Pasirputih (Lombok Utara), Komunitas Gubuak Kopi (Solok), Rumah Budaya Sikukeluang (Pekanbaru), Sinau Art (Cirebon), Trotoart (Jakarta), Komunitas Kahe (Maumere), Forum Sudut Pandang (Palu), Siku Ruang Terpadu (Makassar), Ketjil Bergerak (Yogyakarta) dan Gelanggang Olah Rasa (Bandung). Kelompok ini hadir menindaklanjuti pertemuan yang difasilitasi oleh Gudskul Ekosistem dalam riset Fixer 2021.

Continue reading

Presentasi Proyek Bakureh di AVA Hong Kong Baptist University

15 Mei hingga Juni 2022 lalu, Komunitas Gubuak Kopi menjadi bagian dari tim riset Ika Yuliana dan Profesor Dominique Lammli, dalam rangkaian “Sosial Engaged Art in Post-Colonial Hong Kong and Shoutheast Asia” yang diselenggarakan oleh Academy of Visual Art, Hong kong Baptist University. Proyek ini dipresentasikan dalam bentuk simposium, pameran fisik dan virtual. Dalam presentasi ini, Komunitas Gubuak Kopi melalui dokumentasi dan buku proyek Bakureh – Daur Subur #4, menghadirkan salah satu metode dan strategi kerja seni dalam konteks, dalam merespon persoalan lingkungan dan rural di Solok.

Continue reading

Andang Kelana: Tidak Sekedar Membuat Sesuatu

Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal latar belakalang artisitik seniman serta mengumpulkan masukan-masukan untuk Solok, ataupun Komunitas Gubuak Kopi. Wawancara ini dilakukan pada hari-hari terakhir perhelatan Tenggara Festival 2020, di Solok.

Continue reading

Mengelola Ego bersama Rumah Ada Seni

Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal latar belakalang artisitik seniman serta mengumpulkan masukan-masukan untuk Solok, ataupun Komunitas Gubuak Kopi. Wawancara ini dilakukan pada hari-hari terakhir perhelatan Tenggara Festival 2020, di Solok.

Continue reading

Menjadi Bagian dari Kultur Kota bersama Bujangan Urban

Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal latar belakalang artisitik seniman serta mengumpulkan masukan-masukan untuk Solok, ataupun Komunitas Gubuak Kopi. Wawancara ini dilakukan pada hari-hari terakhir perhelatan Tenggara Festival 2020, di Solok.

Continue reading

Minang Typers: Attitude is Everything

Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal latar belakang artistik seniman serta mengumpulkan masukan-masukan untuk Solok, ataupun Komunitas Gubuak Kopi. Wawancara-wawancara ini dilakukan pada hari-hari terakhir perhelatan Tenggara Festival 2020, di Solok. Namun, karena data audio Minang Typers rusak, akhirnya tim kami memutuskan untuk melakukan wawancara kembali pada 21 Maret 2021

Continue reading

Verdian Rayner: Berkarya Menyiasati Keterbatasan

Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal latar belakalang artisitik seniman serta mengumpulkan masukan-masukan untuk Solok, ataupun Komunitas Gubuak Kopi. Wawancara ini dilakukan pada hari-hari terakhir perhelatan Tenggara Festival 2020, di Solok.

Continue reading

Magenta dan Bayu: Maju Dimulai dengan Berkumpul

Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal latar belakalang artisitik seniman serta mengumpulkan masukan-masukan untuk Solok, ataupun Komunitas Gubuak Kopi. Wawancara ini dilakukan pada hari-hari terakhir perhelatan Tenggara Festival 2020, di Solok.

Continue reading

Masoki: Konsisten pada Pilihan

Sudah menjadi tradisi bagi Komunitas Gubuak Kopi untuk mewawancarai seniman yang terlibat dalam proyek ataupun kegiatan kita, sebagai bahan belajar. Wawancara ini berupaya untuk mengenal latar belakalang artisitik seniman serta mengumpulkan masukan-masukan untuk Solok, ataupun Komunitas Gubuak Kopi. Wawancara ini dilakukan pada hari-hari terakhir perhelatan Tenggara Festival 2020, di Solok.

Continue reading