Bakureh Project adalah sebuah studi nilai-nilai kebudayaan lokal melalui tradisi “masak bersama”. Bakureh secaha harfiah dalam Bahasa Indonesia berarti ‘berkuli’, namum dalam konteks ini defenisi bakureh merujuk pada ‘gotong-royong masak’ yang dikomandoi oleh ibu-ibu dalam satu kampung. Pada dasarnya kegiatan ini dilakukan oleh ibu-ibu, namun, dalam kondisi tertentu juga terbuka pada keterlibatan laki-laki. Ia hadir dalam konteks pesta nagari (kampung), seperti pernikahan, pengangkatan pimpinan adat di tingkat nagari, upacara kematian, perayaan panen, dan lainnya.
Continue reading
Tag Archives: Pelestarian Tradisi
Duo Tuo Sinpia
Tan Panggak dan Pak Buli adalah dua orang ‘tuo silek’ (guru silat) di sasaran (perguruan) Silat Sinpia. Sebuah perguruan silat yang sangat aktif sejak 2 tahun terakhir. Perguruan yang berbasis di Kelurahan Sinapa Piliang, Kota Solok ini mengembangkan gerak silat khas mereka sendiri. Beberapa orang juga menyebutnya sebagai gerakan silat khas Solok, namun dari narasi lain juga terdapat sejumlah gaya silat yang turut berkembang di Solok, selain yang dikembangkan oleh perguruan ini. Silat Sinpia, seperti yang dinarasikan Tan Panggak, merupakan pengembangan dari pertemuan ‘langkah tigo’ dari Agam, dan ‘langkah Ampek’ dari Lintau di Solok. Continue reading
Lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi
Lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi merupakan pengembangan dan pelestarian seni tradisi melalui platform multimedia. Lokakarya ini diselenggarakan oleh Gubuak Kopi melalui program Daur Subur, sebagai bagian dalam upaya membaca dan memetakan kultur pertanian di Solok. Kegiatan yang juga didukung oleh Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia ini, diselenggarakan di Galeri Gubuak Kopi, Kota Solok, pada 18-30 September 2017. Dalam lokakarya ini, Gubuak Kopi mengundang sejumlah partisipan yang teridiri dari seniman, penulis, dan pegiata komunitas dari beragam disiplin. Selain itu, Gubuak Kopi juga menghadirkan sejumlah narasumber dan pemateri untuk memperkaya pembacaan isu maupun praktek pelestarian tradisi, serta membaca posisi kesenian/tradisi dalam masyarakat pertanian di Solok, secara khusus, dan Sumatera Barat secara umum. Continue reading
Manggaro di Ampang Kualo
Vlog Kampuang – Manggaro di Ampang Kualo. Kalau padi sudah mulai berbuah, dan jika musim burung (pipit) tiba, para petani biasanya akan memasang instalasi pengusir burung di sawah mereka. Bentuk instalasinya pun bermacam-macam, orang-orangan sawah, gantungan kaleng, seng, plastik, dan lainnya. Benda-benda ini ditancap di tiang bambu atau kayu, terhubung dengan tali yang mudah untuk ditarik dari satu titik. Di Solok, dan di Sumatera Barat secara umum, aktivitas ini disebut ‘manggaro’. Pada masa sekarang, untuk mengatasi burung yang menjadi hama padi ini sudah beragam, baik itu menggunakan jaring yang mengatapi sawah ataupun teknologi kreatif lainnya. Namun, menarik menyimak praktek manggaro, dengan potensi visual dan bunyi-bunyiannya. Beberapa waktu lalu, Hafizan, salah seorang partisipan lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi, bersama Zaekal menyimak salah satu praktek manggaro di Ampang Kualo, Solok. Silahkan disimak.
Vlog by Hafizan
Ampang Kualo, 21 September 2017
Batampek: Tradisi dan Elektronik
Senin, 25 September 2017, lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi sudah di hari ketujuh. Seperti hari-hari sebelumnya, para partisipan bersama fasilitator paginya sudah mulai mengumpulkan meteri foto, audio, dan video yang dibutuhkan untuk lokakarya, serta melanjutkan riseta terkait isu yang masing-masing partisipan dalami. Namun, hari ini, kita kembali memiliki agenda khusus, yakni kuliah umum “Tradisi dan Elektroakustik” bersama Ade Jhori. Continue reading
Tradisi Marindu Harimau
Catatan hari keenam lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi dan membaca tradisi marindu harimau bersama Rika Wirandi
Minggu, 24 September 2017 adalah hari ke-6 lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi, yang diselenggarakan oleh Komunitas Gubuak Kopi. Sekitar jam 11.20 siang, para partisipan dan fasilitator siap untuk pergi ke lapangan, mencari data yang dibutuhkan terkait minat isu masing-masing. Kiki, salah satu pertisipan, mencari informasi yang ia butuhkan ke rumah datuak Tan Ali. Beliau adalah salah satu tokoh adat di Solok, atau tepatnya ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Solok. Pada beliau, kiki mencari lebih jauh isu tentang bakureh, yakni tradisi masak bersama yang biasa dilakukan oleh masyarakat KTK untuk sebuah pesta di kampungnya. Baik itu pesta penikahan ataupun pesta yang diselenggarakan oleh pemuda atau pesta adat lainnya. Selain Kiki, Apis dan Zekal pergi ke salah satu sawah yang memiliki alat panggaro (alat untuk mengusir hama burung yang memakan padi). Continue reading
Mozaik Isu di Hari Kelima
Catatan hari kelima lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi
Hari kelima Lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi, 22 September 2017, setelah shalat Jumat dan makan siang, para partisipan kembali memulai aktivitas untuk pergi mencari data ke lapangan. Partisipan dibagi menjadi dua tim, yang satu adalah Diva dan Kiki, dan satu lagi adalah saya dan Hafiz. Continue reading
Observasi Awal Partisipan Lapuak-lapuak Dikajangi
Kamis, 21 September 2017, masih dalam rangkaian lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi, yang kali ini dimulai dengan kegiatan turun lapangan untuk mendapatkan isu-isu lokal sekitar Solok, yang berhubungan dengan tradisi maupun praktek pelestarian itu sendiri. Lalu, pada malam harinya dilanjutkan dengan presentasi hasil observasi lapangan. Presentasi pertama dimulai oleh Joe Datuak. Siang itu, ia bersama rekan-rekan partisipan lainnya, Vera, Zekal, dan Hafiz mengunjungi rumah Buya Khairani, salah seorang tokoh masyarakat di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Buya juga sering memberi kuliah-kuliah adat dan kebudayaan di Gubuak Kopi, selain itu ia juga aktif memberi ceramah adat di salah satu radio swasta di Solok. Continue reading
Yang Usang Diperbarui
Catatan hari ketiga lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi
Rabu, 20 September 2017, merupakan hari ketiga lokakarya literasi media yang diselenggarakan oleh Komunitas Gubuak Kopi. Kali ini, kita memajukan jam diskusi menjadi jam 11.20 WIB. Lalu, setelah makan siang, kegiatan dilanjutkan dengan penjabaran materi ”Pelestarian Seni Media Trasdi Melalui Platfrom Multimedia” bersama Albert Rahman Putra. Albert merupakan lulusan dari Seni Karawitan, ISI Padangpanjang, yang memiliki ketertarikan dalam pengkajian seni-seni tradisi, terutama dalam melihat kemungkinan perkembangan terkininya sebagai kekuatan sosial. Materi ini pada dasarnya merupakan poin utama dari kegiatan lokakarya ini, sebagai kelanjutkan dari program-program Komunitas Gubuak Kopi sebelumnya. Continue reading
Perandai Cilik Kinari
Randai adalah salah satu ‘pamenan anak nagari’ atau kesenian yang berkembang di sebagian besar nagari di Minangkabau. Dalam kesenian ini terdapat beberapa elemen keindangan yang menarik, seperti bunyi, musik, gerak, drama, dan sastra. Lebih dari itu, dalam kesenian randai terefleksikan pula nilai-nilai sosial masyarakat Minangkabau. Menarik menyimak praktek barandai (bermain randai) di Kinari, Solok, semangat berkesenian yang kuat dan keterbatasan sarana, memancing insting kreatif lainnya. Continue reading