Tag Archives: Pekan Kebudayaan Nasional

Menjalin Simpul- Simpul Kolektif di Sumatera

Sabtu (12/10), hari ini sendu sekali, semalaman hujan mengguyur kota Solok membuat mata berat untuk diajak beraktivitas. Hari kedua “Lokakarya Kurun Niaga #4” ini tak boleh kalah semangat dari kemarin, sebab di hari Sabtu yang spesial ini kita akan berkenalan lebih dekat bersama seluruh komunitas dan kolektif yang menjadi partisipan di Kurun Niaga #4. Semuanya ada 11 komunitas, tapi ternyata Dea dari Komunitas Solu – Balige Writer Festival, Sumatera Utara tidak bisa mengikuti kelas karena kondisinya sedang tidak fit. Jadilah kita melanjutkan lokakarya dengan paparan dan diskusi dari 10 komunitas yang ada. 

Continue reading

Kongres Kebudayaan Indonesia – Melumbungkan Tanah dan Ruang

Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Direktorat Kebudayaan, Kemendikbud Ristek Dikti Republik Indonesia. PKN tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal 20 sampai 29 Oktober 2023 dan mengusung tema “Merawat Kebudayaan, Merawat Bumi” dengan delapan tema kuratorial di segala bidang. Salah satu kuratornya yaitu Ade Darmawan mengusung tema “Temujalar” dengan melibatkan kolektif-kolektif seniman. Salah satu rangkaian program dari PKN yaitu Kongres Kebudayaan Indonesia-Simposium Pekan Kebudayaan Nasional.

Continue reading

Pusako Tinggi di Pekan Kebudayaan Nasional

Masyarakat Minangkabau mengenal dua konsep pewarisan harta yang disebut pusako randah dan pusako tinggiPusako randah adalah harta yang dikelola tingkat keluarga kecil dan diwariskan dari keturunan ayah atau sejalan dengan sistem pewarisan dalam konsep ajaran Islam, sementara pusako tinggi adalah harta yang dikelola pada tingkat kaum, yang diwariskan berdasarkan garis keturunan ibu (matrilineal). Selain berupa material (pusako), seperti tanah dan rumah gadang, pusako tinggi juga berupa warisan tidak material, yang disebut sako, biasanya berupa gelar adat.

Continue reading

Tutur Galur di Pekan Kebudayaan Nasional

Pada puncak perhelatan Pekan Kebudayaan Nasional 2023, Proyek Tutur Galur dalam kuratorial Berliterasi Alam dan Budaya, kembali dipresentasikan dalam bentuk pameran dan diskusi publik. Pameran ini menghadirkan sejumlah artefak yang merepresentasikan pengembangan praktik literasi media di Kelurahan Galur dan bagaimana warga secara kolektif menentukan identiasnya. Artefak tersebut terdiri dari catatan doa yang dibuat oleh warga pengunjung Open Studio “Tutur Galur” di Gedung Karang Taruna RW7, Kelurahan Galur. Selain itu juga terdapat playlist video dan foto yang diporduksi oleh warga itu sendiri dalam mendokumentasikan dan membaca ulang kampung halamannya. Terdapat sejumlah piala dan koper perlengkapan aktivitas warga Galur, serta buku catatan proyek yang diproduksi oleh Komunitas Gubuak Kopi pasca-residensi.

Selain pameran, presentasi Proyek Tutur Galur di Pekan Kebudayaan Nasional 2023, juga menghadirkan buku catatan proyek yang terdiri tiga esai tulisan, foto esai, dan kumpulan catatan visual yang menggambarkan pemikiran dan proses terkait proyek. Selain itu, presentasi ini dilengkapi dengan diskusi panel Rekam-O-Rama (Rekam Berkesadaran Bersama): “Menarasikan Ruang Hidup Lewat Media”. Topik ini mengajak warga menjelajahi ruang hidup dan menemukan narasi untuk kemudian dibagi melalui berbagai bentuk media. Secara tidak langsung, mengajak warga merekam ruang hidupnya berarti membangun ruang kesadaran baru. Namun, untuk itu diperlukan semacam fasilitator agar warga menemukan semangat untuk bergerak, menerima asupan pengetahuan baru, dan memutuskan apa yang akan dinarasikan.

Pameran ini berlangsung pada:
20-29 Oktober 2023
di X-Lab Perum Film Negara (PFN), Jakarta Timur.

Diskusi Panel Rekam-O-Rama “Menarasikan Ruang Hidup Lewat Media” sebagai rangkaian Pekan Kebudayaan Nasional 2023 diselenggarakan pada tanggal 25 Oktober 2023, berlokasi di Area Pameran Ruang MES 56 dan Gubuak Kopi – Lantai 1 Area B Gedung Ex-Lab, PFN, pukul 13.00-15.00 WIB.

Panelis: Albert Rahman Putra (Gubuak Kopi); Djaelani Manock (Kelompok Penggerak Galur)
Arif Rahman (Ruang MES 56); Penggerak Pulau Pramuka
Moderator: Ukke R. Kosasih (Kabin Kebun)

Mampir ke halaman portofolio proyek: Tutur Galur


Forum Pembangunan: Komunitas sebagai Stakeholder Pembangunan

Di dalam wacana pembangunan terkini, Community Development telah menjadi model pembangunan yang cukup terbuka terhadap berbagai pendekatan dan strategi. Di dalam pengertian ini, mencakup usulan pembangunan yang berangkat dari akar rumput (bottom-up). Maksudnya, segala upaya masyarakat di dalam menentukan hidup dan masa depan wilayahnya dapat dikatakan sebagai sebuah upaya pembangunan. Maka, pemahaman bahwa masyarakat adalah pihak yang perlu ‘dibangun’ dan bersifat pasif, sudah usang.

Continue reading

Residensi dan Open Studio Tutur Galur

Pada Juli-Agustus 2023 lalu, Komunitas Gubuak Kopi yang diwakili oleh Albert Rahman Putra, Biahlil Badri, Hafizan, dan Zekalver Muharam melakukan residensi singkat di Kelurahan Galur, Johar Baru, Jakarta Pusat. Residensi ini diselenggarakan oleh Pekan Kebudayaan Nasional dalam kuratorial program Rekam O-Rama – Berliterasi Alam dan Budaya, yang dikuratori oleh Heni Wiradimaja, Anita Bonit, dan Nasha Razak. Program ini mengundang Komunitas Gubuak Kopi untuk mengembangkan praktik literasi media bersama warga Galur, khususnya dalam memeperkuat inisiatif warga dalam membaca (merefleksi dan dan menggali) potensi lingkungan sekitar. Proyek ini kemudian diberi tajuk Tutur Galur.

Continue reading

Angka-Angka yang Tak Sepadan

Pagi itu seperti sejumlah pagi sebelumnya di bulan Agustus, saya terbangun di kos-kosan kecil di Kelurahan Galur. Saya membuka jendela dari lantai tiga ini. Terlihat dari kejauhan kabut mengaburkan sejumlah gedung-gedung tinggi di berbagai arah. Jakarta penuh dengan polusi, tapi kali ini cukup parah. Sejak awal bulan, langit kota ini sungguh kelabu dan bahkan Jakarta dianugerahi kota dengan polusi terparah di dunia saat itu. Beberapa media membuat klarifikasi, bahwa polusi yang terjadi tepatnya adalah polusi yang dibawa oleh Tangerang dan beberapa kota satelit lainnya yang mengitari Jakarta. Sumber polusi terparah adalah kawasan-kawasan industri dan kebijakan yang didesak agar diberlakukan adalah work from home (WFH). Ya.

Continue reading

Memesan Hidangan

Seringkali kita mengandalkan internet untuk melihat sesuatu yang penting dalam waktu yang cepat. Namun, ada sesuatu yang kita konsumsi tanpa mencarinya di hidangan. Dia adalah bentuk otomatis yang muncul sebagai gerbang sistematis atau satu ‘bentuk’ dari sebagian besar informasi yang ada. Semacam menu pembuka dihidangkan kepada kita. Dengan itu, kita bisa menyaksikan yang jauh dari dekat. Atau di kondisi lain, kita menyebarkan yang dekat agar jauh. Kita sebut ini adalah lubang pengintip berbasis internet. 

Continue reading

Merekam, Bertutur, Merefleksikan Tata Kelola Warga

Merekam untuk Bertutur

Sebagai seorang warga perantau yang hidup di Selatan Jakarta, saya tidak familiar dengan semua seluk-beluk Jakarta. Maka saya pun kurang kenal dengan kawasan Galur selain kenyataan bahwa ia adalah sebuah wilayah administratif tingkat Kelurahan di kawasan Jakarta Pusat. Akan tetapi suatu ketika dari selancar harian mengunjungi unggahan @tuturgalur di Instagram dan kemudian menghadiri presentasi Open Studio Tutur Galur, sekonyong-konyong cerita tentang kehidupan di Galur mengalir mengisi ruang pengetahuan di kepala saya.

Continue reading

Catatan Kuratorial: Berliterasi Alam dan Budaya

Literasi menjadi kunci dalam menimba pengetahuan, memahami konteks, mengolah informasi, dan mengambil keputusan secara efektif. Dalam konteks budaya, literasi mengacu pada kemampuan kita untuk memahami, menghargai, dan berinteraksi dengan orang dengan latar berbeda. Kini, interaksi semakin dipermudah oleh teknologi jaringan yang kian mendekatkan jarak geografis dan sosiografis.

Continue reading