Category Archives: Aktivitas Utama

Tenggara Street Art Festival 2020

Pada 2019 lalu, Gubuak Kopi bersama Gajah Maharam mengadakan Solok Mural Competition di Solok, Sumatra Barat yang bertemakan “Alam Bareh Solok”. Dengan mengundang keterlibatan seniman dari berbagai kota, merespon persoalan di Kota Solok yang masih gaduh dengan persoalan identitas, menertawakan kebiasaannya sendiri, menyuarakan semangat optimisme untuk terlibat membangun kota,  dan mengimajinasikan kota masa depan yang lebih baik.  Saat ini, Solok Mural Competition beralih muka menjadi Tenggara – Street Art Festival yang bertujuan meluaskan wacana, baik dari segi penyelenggaraan maupun artistik. Program-program saat ini mencakup, Residensi Seniman, Lokakarya, Jam Session, dan tentunya pemberian penghargaan untuk kawan-kawan muda yang berpartisipasi.

In 2019, Gubuak Kopi along with Gajah Maharam held an event called Solok Mural Competition in Solok, West Sumatra with the theme “Alam Bareh Solok”. With involving invited artists from various cities, they responded to the problems in Solok City who are still racketing with identity issues, laughing at their own habits, voicing the spirit of optimism to be involved to build the city, and imagining a city of a better future. Currently, the Solok Mural Competition has changed its face to Tenggara – Street Art Festival—Tenggara means Southeast—, which aims to broaden the discourse, both in terms of organization and artistry. The 2020 programs are, Artist-in-Residency, Workshops, Jam Sessions, and of course giving awards to the emerging artist.

Participant

Artists in Residence: Bujangan Urban (Gardu House/Jakarta), Blesmokie (Gardu House/Jakarta), Autonica (Yogyakarta), Rumah Ada Seni (Padang), Minang typers (Padangpanjang), Dhigel (Grafis Huru Hara/Jakarta), Verdian Rayner (Rumah Tamera/Solok), Magenta (Medan), Masoki (Padang).

Collaboration “Mural Estafet Menuju Tenggara”: Sayhallo0, Verdian Rayner, Badik, dan Spisz.

Special Collaborations: Badik (Solok), Zekalver Muharam (Solok), Bayu Sludge (Medan), Boy Nistil (Solok), Sayhallo0 (Solok).

Jamming Session: Ghumpun (Ampalu), Budiawan (Bengkulu), Kennykidd131 (Pekanbaru), Rudianto (Sijunjung), Syahrul Fauzi (Jakarta Barat), Tri Herdianto (Depok), Suwitno (Bengkulu), Bagaskara Ajisatria (Padang0, Taufik Hidayat (Padang), Irna Dewi (Solok), Aprivaldi (Padangpanjang), Arif Budiman (Padang), Parkit Punya (Padang), Dimas Andhika Putra (Madura), Yonando Devana (Pariaman), Muhammad Aqil Azizi (Pekanbaru), Murdiono (Padangpanjang), Kato (Padang), Wiwidianto (Padang), M. Rayhan Nulfiqri (Solok), Berlian Yudha (Padang), M. Rezeki Fajar Abdilah (Agam), Bakhtiarudin (Solok), Mesitria Ananda Saputri (Payakumbuh), Amunra. Std (Padangpanjang), Tedy Septiadi (Padang), Rahmad Ista (Solok), Adha Zuhkri Arafat (Pesisir Selatan), King Jajan (Padang), Adek Syatil (Padang), Nando (Padang), Muh. Ikhsan (Agam), Febrido (Padang), Taufik dan Imroni (Padang), Rivolianda (Jambi), Xepa (Jambi), Mohamad Dava Alfiansah (Solok), Rafina Iqbal (Solok), Nurul Ilham (Jambi), Raufa Gufron (Batusangkar), Triwanda Ramadhan (Padang), Miranda Curly (Padang), Ryan Partio (Bukittinggi), Alam Satria (Jakarta Barat), Muhammad Dadib (Agam), Rafiq Gusli Abdul Razak (Padang), Vulpeculiars (Padang).

Related link

Portfolio: https://gubuakkopi.id/tenggarafestival2020/
Official web: https://tenggarafestival.id/

Lapuak-lapuak Dikajangi #3

Lapuak-lapuak Dikajangi (LLD) adalah sebuah perhelatan dari kegiatan studi pelestarian tradisi melalui proyek seni berbasis media. Kegiatan ini pertama kali digagas oleh Gubuak Kopi melalui program Lokakarya Daur Subur pada tahun 2017, sebagai rangkaian presentasi publik dalam membaca tradisi di masyarakat pertanian Sumatera Barat. Presentasi publik ini dihadirkan dalam bentuk kuratorial pertunjukan dan open lab/pameran multimedia.

Mengingat banyaknya isu-isu kesenian tradisi yang belum terbicarakan dengan baik – dalam konteks sekarang, serta menyadari isu ini akan terus berkembang, maka kegiatan ini diagendakan setiap tahunnya, yang secara khusus mempelajari dan memberi pandangan kritis terhadap nilai-nilai seni tradisi itu sendiri, serta menjembatani pengembangannya dalam kerja seni media.

Pada tahun 2018, LLD mengangkat tema “silek”, sebagai upaya memaknai tradisi silek (silat) melalui medium teknologi dan medium lainnya yang dekat dengan sehari-hari. Kemudian LLD #3, pada tahun 2020 ini merespon situasi tradisi silaturahmi di masa pandemi dan normal baru. Para seniman melakukan riset dan residensi singkat secara daring, diskusi terarah, kolaborasi, dan presentasi karya.

Lapuak-Lapuak Dikajangi (LLD) is an event of tradition preservation study activities through media-based projects. This activity was first initiated by Gubuak Kopi through the Daur Subur Workshop program in 2017, as a series of public presentations on reading traditions in the agricultural community of West Sumatra. The public presentation is presented in the form of curatorial performances and an open lab / multimedia exhibition.

Given the many issues regarding traditional values ​​and preservation practices that have not been discussed properly – in the current context, and realizing that this problem will continue to develop, this activity is scheduled every year, which specifically studies and provides a critical view of values -the value of traditional art itself, as well as bridging its development in the work of art media.

In 2018, LLD raised the theme “ silek ” (Minangkabau martial art), as an effort to interpret the tradition of silek (silat) through media technology and other media that are close to dialy life. Then LLD # 3, in 2020 this responds to the traditional “Silaturahmi” (friendship/meets) situation during the pandemic and the new normal. Artists do the researchs and short residencies with online, focus group discussions, collaborations, and work presentations.


Kunjungi Halaman Proyek: Lapuak-lapuak Dikajangi #3

Kolaborasi 9 Komunitas di Akademi Arkipel

Sejak awal Juli 2020, Komunitas Gubuak Kopi berkolaborasi bersama 8 komunitas lainnya dari berbagai kota di Indonesia yang difasilitasi Akademi Arkipel. Sebuah program khusus yang diselenggarakan setiap tahunnya oleh Forum Lenteng sebagai bagian dari ARKIPEL – Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival. Program ini bertujuan untuk meluaskan fungsi festival sebagai institusi pendidikan sinema.

Continue reading

Tamera Showcase #2: Dialog Garis Kilometer

Dialog Garis Kilometer merupakan showcase project-project Verdian Rayner, yang difasilitasi oleh Rumah Tamera bersama Komunitas Gubuak Kopi dalam program Tamera Showcase yang kedua. Showcase dalam format pameran daring ini, dibingkai menyoroti proses dan kecenderungan Dian dalam berkarya sejak tahun 2013 hingga 2020. Beberapa karya dihadirkan seperti karya-karya drawing di berbagai medium kertas, lukis baju, helm, sepatu, mural, dan lainnya. Pameran showcase ini disajikan di halaman khusus di web Gubuak Kopi: gubuakkopi.id/tamerashowcase2 pada 15-20 Mei 2020.

Continue reading

Pameran Rumah Bermain Arah

Rumah Bermain Arah adalah sebuah pameran presentasi Leni Marlina setelah mengikuti program kelas fotografi dan literasi media di Gubuak Kopi. Pameran ini diinisiasi oleh Rumah Tamera sebagai upaya menyoroti proses Leni yang cukup unik untuk lingkup Solok. Selama berproses di Gubuak Kopi, Leni mengenal sejarah perkembangan media, dan sejarah perkembangan fotografi. Selama berposes Leni juga memproduksi foto dan mempersiapkan pameran. Ia berkolaborasi bersama sejumlah pegiat yang tergabung di Rumah Tamera, yakni: Sayhallo, Vroenightmare16, Zakarbukanlahbuah, Biahlil Badri, Biki Wabihamdika, Pichoiii, dan didukung oleh Gubuak Kopi.

Continue reading

Musik Kontemporer: Anak Aliak

Anak Aliah Adalah sebuah karya musik yang merespon fenomena musikal pada kesenian indang tradisi di Gantuang Ciri, Solok. Istilah Anak Aliah sendiri diambil dari salah satu peran/personel dalam tradisi tersebut, yang bermain secara eksploratif, tidak dengan motif dan pola ritme yang baku. Ia mengikuti, mengisi, dan mengimbangi dinamika permainan peran instrumen lainnya, yang bermain dalam ritme dan tempo terarah.

Continue reading

Lokakarya OE dan Kampung

Pada 29 November 2019 lalu, Komunitas Ladang Rupa menggelar sebuah project Oesman Effendi dan Kampung. Project ini berjalan di Bukittinggi dan di Koto Gadang, Agam. Terdiri dari rangkaian kegiatan seperti lokakarya, riset, dan pameran. Dalam project ini Ladang Rupa mengajak para partisipan mendalami pemikiran Oesman Effendi dan bagaimana kampung halamanya, yakni Koto Gadang, Agam turut membentuk pemikirannya.

Continue reading

Badaceh Club dan Gema Budaya

Badaceh Club adalah sebuah kelompok yang diisi oleh 12 orang siswa SMP N 1 Kota Solok. Siswa-siswa ini dipertemukan dalam rangka Program Remaja Bermedia 2019. Para siswa diajak untuk mengembangkan permainan tradisional yang pernah berkembang di Solok. Sejumlah permainan yang bisa dilacak, terutama yang memungkinkan untuk media belajar pengetahuan umum, pengetahuan muatan lokal, serta mengembangkan sikap sportif, dikembangkan bersama program ini.

Continue reading

Solok Mural Competition

Solok Mural Competition adalah sebuah perhelatan mural yang digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi bersama Gajah Maharam Photography, dan didukung oleh Dinas Pariwisata Kota Solok. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya aktivasi sejumlah ruang publik sebagai wadah bagi para seniman untuk mengkritisi dan menyampaikan cita-cita kota dari sudut pandang para seniman itu sendiri. Pada perhelatan pertama ini, Solok Mural Competition melibatkan 51 seniman/grup mural yang dikurasi terkait tema yang diusung.

Continue reading

Pameran Kesejarahan: Kurun Niaga

Komunitas Gubuak Kopi kembali menggelar pameran pada 25-30 Oktober 2019 lalu. Pameran yang diselenggarakan di Gedung Kubuang Tigo Baleh, Kota Solok ini berjudul “Kurun Niaga”. Materi yang dipamerkan berupa arsip-arsip dan karya yang merespon arsip tersebut dalam medium baru. Materi  ini akan ditata dan dikurasi sebagai ruang konseptual, yang menarasikan alur sejarah dan wacana yang diusung, serta menghadirkan model pengembangan arsip melalui pendekatan seni berbasis media.

Continue reading