Tag Archives: 2020

Kurun Niaga #2 – Landscape

Kurun Niaga adalah studi tentang sejarah perniagaan di Solok, Sumatera Barat, yang diinisiasi oleh Komunitas Gubuak Kopi pada tahun 2019. Studi ini melibatkan partisipan dari beragam disiplin untuk membaca kembali arsip-arsip, baik itu berupa arsip fisik, ingatan, serta narasi yang berkembang di kalangan warga. Pembacaan ini dipresentasikan dalam medium seni, buku, dan perisitiwa seni.

Pada tahun 2019, Proyek Kurun Niaga, yang bertajuk “Kala Negeri Dikelola Pemodal” berfokus pada pemetaan awal mengenai aktivitas perniagaan di Solok secara khusus dan Sumatera Barat secara umum. Membaca bagaimana interaksi dengan bangsa luar memungkinkan silang kebudayaan dan perubahan cara pandang sosial. Politik perdagangan, kolonialisasi, hingga munculnya jalur-jalur transportasi lokal baru yang merubah dinamika kota. (Kurun Niaga 2019)

Tahun ini, Komunitas Gubuak Kopi melibatkan sejumlah partisipan yang merupakan praktisi seni untuk melakukan retrospeksi terhadap teks dan kajian sebelumnya dalam aktivitas membuat sketsa. Medokumentasikan serta merefleksi kontur alam Solok dalam layer-layer perniagaan. Para partisipan terdiri dari anak muda Solok, dan luar Solok. Saling berbagi pandangan dan impresi. Menghubungkan diri pada narasi sejarah dan menangkap kebutuhan pengetahuan memahami dinamika kebudayaan.

Selama berproses, selain membuat sketsa, para partisipan juga melakukan diskusi-diskusi terarah dan berbagi pengalaman. Mengembangkan kemungkinan praktik ini sebagai metode mempelajari aspek geografis, sosiologis, dan antorpologis dalam produksi pengetahuan. Bagaimana bekal bagasi pengetahuan dan pengalaman visual mempengaruhi bingkaian garis-garis pada sketsa.

Kurun Niaga (Ages of Commerce) is a study about history of commerce in Solok, West Sumatera, initiated by Komunitas Gubuak Kopi since 2019. This study involves participants from various disciplines to read again the archives, both in the form of physical archive, memory, and the narrative that grows in the society. This reading will be presented on the medium of art, book, and art events.

In 2019, Kurun Niaga Project titled “Kala Negeri Dikelola Pemodal” focused on initial mapping about activity of commerce in Solok specifically and West Sumatera generally. The aim is to read how the interaction with foreign nations allow cultural cross and the changed in social perspective occur. Politic of commerce, colonialism, until the emergence of new local transportation lines changes the city dynamics.

This year, Komunitas Gubuak Kopi involves some art practitioners to retrospect the text and previous study during their sketch-making activity.Documenting as well as reflecting on contour of Solok nature in the layers of commerce. The participants consist of young people from Solok and outside of Solok. Mutual sharing of perspective and impression. Connecting each other to the narrative of history and to capture the needs of knowledge to understand the dynamic of culture.

During the process, aside from sketch-making, the participants also conduct focused group discussion and share the experience. Developing possibility of this practice as a method to study aspect of geography, sociology, and anthropology on the production of knowledge. How provision of knowledge luggage and visual experience influence their framework of lines within the sketches.


Facilitator: Albert Rahman Putra (Kurator), Biahlil Badri, Biki Wabihamdika.

Participant: Anggraeni Widhiasih, Boy Nistil, Dika Adrian, Teguh Wahyundri, Verdian Rayner, Volta Ahmad Jonneva.

Visit Project Portfolio: Kurun Niaga #2 – Landscape

Tenggara Street Art Festival 2020

Pada 2019 lalu, Gubuak Kopi bersama Gajah Maharam mengadakan Solok Mural Competition di Solok, Sumatra Barat yang bertemakan “Alam Bareh Solok”. Dengan mengundang keterlibatan seniman dari berbagai kota, merespon persoalan di Kota Solok yang masih gaduh dengan persoalan identitas, menertawakan kebiasaannya sendiri, menyuarakan semangat optimisme untuk terlibat membangun kota,  dan mengimajinasikan kota masa depan yang lebih baik.  Saat ini, Solok Mural Competition beralih muka menjadi Tenggara – Street Art Festival yang bertujuan meluaskan wacana, baik dari segi penyelenggaraan maupun artistik. Program-program saat ini mencakup, Residensi Seniman, Lokakarya, Jam Session, dan tentunya pemberian penghargaan untuk kawan-kawan muda yang berpartisipasi.

In 2019, Gubuak Kopi along with Gajah Maharam held an event called Solok Mural Competition in Solok, West Sumatra with the theme “Alam Bareh Solok”. With involving invited artists from various cities, they responded to the problems in Solok City who are still racketing with identity issues, laughing at their own habits, voicing the spirit of optimism to be involved to build the city, and imagining a city of a better future. Currently, the Solok Mural Competition has changed its face to Tenggara – Street Art Festival—Tenggara means Southeast—, which aims to broaden the discourse, both in terms of organization and artistry. The 2020 programs are, Artist-in-Residency, Workshops, Jam Sessions, and of course giving awards to the emerging artist.

Participant

Artists in Residence: Bujangan Urban (Gardu House/Jakarta), Blesmokie (Gardu House/Jakarta), Autonica (Yogyakarta), Rumah Ada Seni (Padang), Minang typers (Padangpanjang), Dhigel (Grafis Huru Hara/Jakarta), Verdian Rayner (Rumah Tamera/Solok), Magenta (Medan), Masoki (Padang).

Collaboration “Mural Estafet Menuju Tenggara”: Sayhallo0, Verdian Rayner, Badik, dan Spisz.

Special Collaborations: Badik (Solok), Zekalver Muharam (Solok), Bayu Sludge (Medan), Boy Nistil (Solok), Sayhallo0 (Solok).

Jamming Session: Ghumpun (Ampalu), Budiawan (Bengkulu), Kennykidd131 (Pekanbaru), Rudianto (Sijunjung), Syahrul Fauzi (Jakarta Barat), Tri Herdianto (Depok), Suwitno (Bengkulu), Bagaskara Ajisatria (Padang0, Taufik Hidayat (Padang), Irna Dewi (Solok), Aprivaldi (Padangpanjang), Arif Budiman (Padang), Parkit Punya (Padang), Dimas Andhika Putra (Madura), Yonando Devana (Pariaman), Muhammad Aqil Azizi (Pekanbaru), Murdiono (Padangpanjang), Kato (Padang), Wiwidianto (Padang), M. Rayhan Nulfiqri (Solok), Berlian Yudha (Padang), M. Rezeki Fajar Abdilah (Agam), Bakhtiarudin (Solok), Mesitria Ananda Saputri (Payakumbuh), Amunra. Std (Padangpanjang), Tedy Septiadi (Padang), Rahmad Ista (Solok), Adha Zuhkri Arafat (Pesisir Selatan), King Jajan (Padang), Adek Syatil (Padang), Nando (Padang), Muh. Ikhsan (Agam), Febrido (Padang), Taufik dan Imroni (Padang), Rivolianda (Jambi), Xepa (Jambi), Mohamad Dava Alfiansah (Solok), Rafina Iqbal (Solok), Nurul Ilham (Jambi), Raufa Gufron (Batusangkar), Triwanda Ramadhan (Padang), Miranda Curly (Padang), Ryan Partio (Bukittinggi), Alam Satria (Jakarta Barat), Muhammad Dadib (Agam), Rafiq Gusli Abdul Razak (Padang), Vulpeculiars (Padang).

Related link

Portfolio: https://gubuakkopi.id/tenggarafestival2020/
Official web: https://tenggarafestival.id/