Author Archives: Dyah Roro Puspita Asmarani

Dyah Roro Puspita Asmarani (Solok, 1996), biasa disapa Roro. Lulusan Informasi Perpustakaan dan Kearsipan di UNP. Pernah aktif berkegiatan di Teater Oase, Unit Kegiatan Kesenian UNP. Pernah terlibat dalam pertunjukan pantomime “Coolartboration” UKKES UNP (2015). Dan terlibat dalam pertunjukan “Teater Di Kampung Jawa” yang diselenggarakan Gubuak Kopi (2016). Pada tahun 2018 ia juga mengikuti program Daur Subur untuk Bakureh Project di Solok. Saat ini bekerja sebagai pegawai kontrak di ATR/BPN Kota Solok.

Bakureh di Kampai

Vlog by @dyahroro Kampai, Kota Solok, Juni 2018

Bakureh atau masak basamo (masak bersama) adalah salah satu tradisi gotong royong masyarakat Kelurahan Kampai Tabu Karambia (KTK) Kota Solok, maupun masyarakat Minangkabau secara umum. Tradisi ini biasa diselenggarakan menjelang pesta adat, pernikahan, kegiatan kepemudaan, syukuran kampung, dan lainnya. Memasak biasanya dilaksanakan oleh ibu-ibu, selain memang sudah menjadi kebiasaan, memang banyak dari kaum ibu lah yang memiliki skil memasak dan meracik bumbu. Tidak tertutup kemungkinan laki-laki pun ikut dalam kegiatan ini.

Continue reading

Bakureh hingga Adab Berpakaian

Catatan Observasi Awal bersama Bakureh Project

Sore itu, Senin, 4 Juni 2018, saya bersama beberapa kawan melakukan observasi pertama mengenai isu-isu bakureh yang ada di Kelurahan Kampai Tabu Karambia (KTK), Kota Solok. Observasi ini bagian dari Lokakarya Daur Subur, sebagai tahap awal dari Bakureh Project. Sebuah upaya yang digagas oleh Gubuak Kopi, sebagai penelusuran dan mengembangkan nilai-nilai gotong royong masyarakat pertanian di Solok. Sebelum observasi, menjelang siang, sekitar pukul 11.00 WIB kami diberi materi bakureh oleh narasumber bersama Buya Khairani, beliau adalah salah satu pemuka adat di Kota Solok. Sayangnya saya tidak bisa mengikutinya karena saya masih berada di kantor dan saat itu belum mendapatkan izin untuk pulang. Sekitar jam setengah satu siang barulah saya kembali ke Kantor Gubuak Kopi untuk melanjutkan ketertinggalan saya. Hal pertama yang saya cari adalah meminta rekaman materi kuliah Buya Khairani kepada Ogy, ia adalah salah seorang fasilitator dalam Lokakarya Bakureh Project, lalu memfoto hasil catatan teman sesama partisipan lokakarya. Continue reading