“Ka Dapu” atau “Ka Dapua” atau “ke Dapur” adalah tradisi masak bersama masyarakat Gantung Ciri, Solok. Biasanya dikomadoi oleh ibu-ibu. Sementara laki-laki mendirikan kajang (dapur sementara) dan mencari bahan atau mengaduk kuali. Tradisi ini biasa dilakukan menjelang pesta nagari atau kampung, ataupun acara pernikahan anak-kemenakan.
Continue readingTag Archives: merawat tradisi
Mempertajam Bingkaian Bakureh di Pulau Sawo
Catatan Focus Group Discussion Bakureh Project #1
Setelah pemaparan materi Lokakarya Daur Subur selama satu minggu penuh, sebagai tahap awal dalam rangkaian Bakureh Project, para partisipan mulai mengerucutkan kerangka riset pada masing masing daerah yang mereka pilih untuk didalami nantinya. Riset ini diagendakan selama dua bulan kedepan. Perekembangan riset tersebut akan dibahas secara bertahap melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD). Kali ini, sembari Komunitas Gubuak Kopi merealisasikan liburan tahunan, sekaligus barayo (berhari raya) bersama di Pulau Sawo, yang juga berdekatan dengan jadwal FGD pertama maka para partisipan diajak sekaligus mengikuti kemping di Pulau tersebut pada 22-24 Juni 2018. Continue reading
Basilek Sinpia
September 2017, lalu dalam rangkaian lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi yang diselenggarakan Gubuak Kopi, Silek Sinpia menjadi salah satu objek penelitian para partisipan lokakarya. Sinpia adalah salah satu perguruan silat di Solok, tepatnya di Kelurahan Sinapa Piliang, yang cukup aktif dalam dua tahun terakhir. Dalam riset, para partisipan, juga melihat langsung beberapa kali proses latihan perguruan Silat yang dipimpin oleh Datuak Tan Panggak ini. Riski, salah seorang pegiat Gubuak Kopi, juga ikut berlatih bersama pesilat dari perguruan Sinpia ini sebagai bagian dari ketertarikan dan studinya memahami gerak Silat. Continue reading
Merawat Tradisi di Era Digital
Sabtu, 28 Oktober 2017 lalu, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, Harian Kompas hadir dengan tampilan yang berbeda. Dalam edisi itu, Kompas mengajak para generasi muda untuk terlibat dalam proses produksi. Tidak hanya itu, Kompas juga menyajikan konten-konten yang menggali kiprah generasi muda Indonesia. Kompas di antaranya memuat perjalanan Albert Rahman Putra, pendiri dan pegiat literasi media Komunitas Gubuak Kopi, pada rubrik Sosok, dengan judul Merawat Tradisi di Era Digital. Continue reading