Category Archives: Jurnal

Mengenal Makan Baradaik

Catatan Proses Residensi Lumbung Kelana di Solok

Hitungan hari para partisipan residensi Lumbung Kelana di Gubuak Kopi akan meninggalkan Kota Solok. Hari ini, Rabu, 26 Januari 2022, kami semua dapat undangan makan siang di Rumah Suhey, sebuah rumah kreatif di Solok. Pada hari sebelumnya Sufty bertemu dengan Uni Patrisia dan Uni Amelia di Naluri Coffee. Ketika saya, Albert, Sufty dan Badri sedang mengganti suasana untuk bekerja dari cafe dengan akses internet yang lebih baik, Uni Patrisia dan Uni Amelia menyusul ke Naluri untuk menemui Albert, ketua Komunitas Gubuak Kopi. Uni Patrisia dan Uni Amelia merupakan pejabat Dinas Pariwisata Kota Solok, dan juga ikut nongkrong di markas kami, di Rumah Tamera. Ketika pertemuan kemarin Albert mengenalkan Sufty ke mereka, bahwa Komunitas Gubuak Kopi lagi kedatangan tamu, selain Sufty juga ada Yoan dari Komunitas Kahe, Maumere. Uni Pat dan Uni Mel mengobrol panjang. Saya tidak terlalu mendengarkan karena sedang menulis, tapi sepertinya mereka langsung akrab. Diakhir obrolan, uni-uni ini mengundang Sufty dan kawan-kawan Gubuak Kopi untuk makan siang esok hari di Rumah Suhey. Kami pun semangat menerima ajakannya.

Continue reading

Kelana ke Lapas Solok

Catatan Proses Residensi Lumbung Kelana di Solok

Residensi Lumbung Kelana di hari ke sepuluh, Sufty dari Gelanggang Olah Rasa (GOR) Bandung, Yoan yang berasal dari Komunitas Kahe, Maumere dan Komunitas Gubuak Kopi melakukan kunjungan ke Lapas Klas II B Laing, Kota Solok. Sebelum ke sana, teman-teman telah mengkoordinasikan kepada pegawai lapas, yaitu Bapak Rahmad untuk meminta izin kunjungan, ia juga seorang kawan yang sering berkegiatan di Rumah Tamera – Solok Creative Hub, atau markas Komunitas Gubuak Kopi. Sekitar pukul 16.00 WIB, ada sekitar delapan orang yaitu saya, Bray, Farah, Albert, Spansan, Yoan, Sufty, dan Verdian dengan mengendarai 4 motor segera meluncur ke sana. 

Continue reading

Kita Menyapa

Catatan Proses Residensi Lumbung Kelana di Solok

Kamis, 20 Januari 2022 menjadi hari keempat dalam pelaksanaan program Lumbung Kelana. Kita melanjutkan silaturahmi di Kampung Jawa dan sekitarnya. Hari ini kita berencana untuk bertukar cerita ke rumah produksi batik khas Solok: Tarancak, atau yang lebih dikenal dengan Batik Mimi. Sufty bersama saya bergerak menuju Batik Mimi seusai shalat dzuhur, sekaligus mengantarkan produk Batik Mimi yang masih tersimpan di Gubuak Kopi setelah pameran ekonomi kreatif dalam rentetan perayaan Ulang Tahun Kota Solok pada Desember 2021 lalu. Kita juga mengajak Yoan, partisipan residensi lainnya, tapi ia tidak bisa karena ada pertemuan online yang harus diikutinya.

Continue reading

Bonus di Setiap Pertemuan

Catatan Proses Residensi Lumbung Kelana di Solok

Lumbung Indonesia, sebuah platform yang dikelola secara kolektif oleh 12 komunitas di Indonesia, salah satunya adalah Komunitas Gubuak Kopi. Tahun ini Lumbung Indonesia menjalankan program residensi bernama Lumbung Kelana, dimana para seniman dari berbagai kolektif saling berkelana dan menjadi tuan rumah. Semacam pertukaran anggota kolektif yang bertujuan untuk saling mempelajari strategi keberlangsungan kolektif di berbagai konteks lokalnya. Komunitas Gubuak Kopi sebagai tuan rumah, menjamu dua partisipan residensi dari kolektif yang tergabung dalam kegiatan ini. Mereka adalah Sufty yang berasal dari Gelanggang Olah Rasa (GOR), Bandung dan Yohanes berasal dari Komunitas Kahe, Maumere. Mereka berdua akan berkegiatan selama dua minggu di Komunitas Gubuak Kopi, Solok. 

Continue reading

​​Isyarat dalam Kelana

Catatan Proses Residensi Lumbung Kelana di Gubuak Kopi

Rabu, 19 Januari 2021 menjadi hari ketiga pelaksanaan Lumbung Kelana, sebuah program residensi yang diinisiasi oleh Lumbung Indonesia. Lumbung Indonesia sendiri, merupakan sebuah platform bersama yang diinisiasi oleh 12 kolektif seni di berbagai kota di Indonesia, termasuk Komunitas Gubuak Kopi. Program residensi ini diikuti oleh 11 kolektif yang tergabung dalam forum tersebut. Masing-masing kolektif menjadi tuan rumah dan juga mengirim dua utusannya untuk berkelana di kolektif lain. Di Komunitas Gubuak Kopi kami yang kedatangan tamu residensi dari Gelanggang Olah Rasa, Bandung yakni Sufty dan Komunitas Kahe, Flores yaitu Yoan. Sementara itu, Komunitas Gubuak Kopi juga mengirimkan dua partisipan residensi, Hafizan ke Pasirputih, Lombok Utara dan Zekalver ke SIKU Ruang Terpadu, Makassar. 

Continue reading

Artist Talk #2 Circumstance – Setelah Berproses

Sample Text

Dua hari menuju penutupan Pameran Circumstance, 5 November 2021, malam hari nan penuh keramaian di Rumah Tamera, sedang berlangsung Artist Talk #2. Artist Talk ini dimoderatori oleh Amelia Putri dengan tiga narasumber, yaitu Zekalver Muharram, Dika Adrian, dan Taufiqurrahman Kifu. Sesuai judulnya Artist Talk, maka seluruh narasumber merupakan seniman yang berpartisipasi dalam Pameran “Circumstance”.

Matahari Tenggelam Kita Tetap Bersinar

Catatan diskusi Melihat Kolektif Bekerja

Selasa, 21 Oktober 2021 Komunitas Gubuak Kopi bersama Himpunan Mahasiswa Jurusan Karawitan Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang dan Gudskul Ekosistem mengadakan agenda diskusi buku Mengeja Fixer, buku ini diterbitkan oleh Yayasan Gudskul Studi Kolektif, 2021. Acara diadakan pada sore hari di pelataran pendopo jurusan Karawitan yang dihadiri oleh mahasiswa dan beberapa dosen ISI Padangpanjang, serta tamu kolektif yang berada di Sumatera Barat seperti Ladang Rupa, Kamar Kost CH, dan Komunitas Seni Belanak. 

Continue reading

Hujan Meredakan Panas

Malam Minggu, 11 Desember 2021, saat itu ditemani hujan rintik-rintik yang sudah membasahi Kota Solok dari sore. Pada siang hari itu, saya dan Badri baru bangun tidur dan sedang bersantai di halaman belakang Rumah Tamera, tiba-tiba beberapa pemuda datang dan ternyata salah satunya adalah teman saya. Mereka datang untuk mengecek lokasi yang akan dipakai untuk acara gig nanti malam. Pada hari itu, Rumah Tamera – Komunitas Gubuak Kopi berkolaborasi dengan Solok Summoning Scream, beberapa teman, antara lain: Pistown, Wine Kamir, Barber Blarrr, Satu Satu Sembilan, Naluri Coffe, dan Spectrum Garage, mengadakan gigs kecil-kecilan yang berisi band-band “cadas” atau “underground”. Acara tersebut dikoordinatori oleh Verdyan Rayner bersama teman-temannya, dan diberi nama Summon Festival Volume I.

Continue reading

Artist Talk #1 – Circumstance

Sejak Rabu malam (3 November 2021), air sumur di Rumah Tamera tidak hidup, jadilah paginya kami harus membeli air satu tangki untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus. Kamis pagi sekitar pukul 09.00 WIB, saya dan Aza membeli air ke PDAM Kota Solok. Menunggu sekitar tiga jam, mobil tangki air yang dikendarai Pak Ucil pun datang. Awalnya beliau sudah berada di jalan Lingkar Utara ini, namun karena ragu dimana keberadaan Rumah Tamera jadilah ia menelpon ke saya. “Oh, Rumah Tamera itu lokasinya Gubuak Kopi? Kalo Gubuak Kopi saya tahu” Ujar beliau di seberang telepon.

Continue reading

Sejak Rabu malam (3 November 2021), air sumur di Rumah Tamera tidak hidup, jadilah paginya kami harus membeli air satu tangki untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus. Kamis pagi sekitar pukul 09.00 WIB, saya dan Aza membeli air ke PDAM Kota Solok. Menunggu sekitar tiga jam, mobil tangki air yang dikendarai Pak Ucil pun datang. Awalnya beliau sudah berada di jalan Lingkar Utara ini, namun karena ragu dimana keberadaan Rumah Tamera jadilah ia menelpon ke saya. “Oh, Rumah Tamera itu lokasinya Gubuak Kopi? Kalo Gubuak Kopi saya tahu” Ujar beliau di seberang telepon.

Continue reading

Dimulai dari Berkumpul

Kamis, 11 November 2021, Fakultas Seni Pertunjukan di ISI Padangpanjang mengadakan Pelatihan Entrepreneurship untuk kalangan mahasiswa. Audiens berasal dari mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan itu sendiri dan beberapa perwakilan dari universitas lain, seperti Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, dan lainnya. Kegiatan ini mengundang Komunitas Gubuak Kopi untuk berbagi pengalaman mengelola komunitas. Pada saat itu yang mewakili Komunitas Gubuak Kopi adalah Biahlil Badri dan didampingi saya sendiri, Farah Nabila. 

Continue reading