Author Archives: Muhammad Riski

Muhammad Riski (Solok, 1995), adalah salah satu pegiat seni di Komunitas Gubuak Kopi. Ia menyelesaikan studi di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang (UNP). Selain itu ia juga aktif memproduksi karya seni mural dan stensil. Sebelumnya ia juga aktif menggarap program Minang Young Artist Project. Ia juga tengah sibuk mengelola karakter artist @sayhallo dan menjadi gitaris di band Papan Iklan.

Kuliah Perkembangan Pertanian Solok

Jum’at, 16 Juni 2017, lalu lokakarya Kultur Daur Subur di Gubuak Kopi sudah memasuki hari ketujuh. Tiga hari lagi lokakarya akan selesai, dan akan dilanjutkan dengan presentasi publik open lab pada 07 Juli 2017 nanti, di Galeri Gubuak Kopi. Siang itu seperti biasa para partisipan mulai mencari informasi lanjutan tentang isu yang akan mereka tulis persentasikan, terkait visi Kultur Daur Subur. Continue reading

Gang Rambutan

Vlog Kampuang – Gang Rambutan adalah Rekaman suasana suatu sore di Gang Rambutan, RT 03 / RW 01 Kelurahan Pasar Pandan Airmati, Kota Solok. Di sini, kita bertemua sebuah gang yang sedikit mencolok dari gang-gang lain pada umumnya di Solok. Gang terlihat cukup bersih dan asri, beberapa waktu warga penghuni gang bergotong royong, menghias, dan menanam beberapa tanaman sayur, buah, dan bunga di gang ini. Continue reading

Itik Di Telaga Belibis


Vlog Kampuang – Itik Di Telaga Belibis adalah rekaman suasana sebuah telaga di Kota Solok, di suatu sore tahun 2017. Telaga ini kita kenal dengan telaga pulau belibis. Konon dulu di sini menjadi tempat peristirahatan burung belibis. Burung itu hampir tidak kita temui lagi saat ini. Telaga wisata ini, kita banyak dikunjungi para pemacing, tidak jarang pula di hari libur keluarga datang membawa anak-anaknya untuk merasakan sensasi mengayuh sepeda air, dan sebagainya. Continue reading

Pahlawan Tikungan Maut

Profesi sederhananya bagi saya adalah suatu kegiatan intens untuk sesuatu yang bermanfaat bagi negara ataupun publik, baik itu dari azas saling ketergantungan, membantu orang lain, dan sebagainya. Profesi ini di antaranya, seperti bertani, berdagang, pegawai pemerintahan, pekerja sosial di lembaga nirbala, peniliti, penulis, relawan sosial, relawan kesehatan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Salah satu contoh yang sering saya temui dan menarik perhatian saya, adalah orang-orang yang mengatur lalu lintas di tikungan-tikungan tajam, di jalur lereng jalan lintas utama Solok-Padang. Sitinjau Laut, adalah lereng yang paling curam. Pekerjaan ini saya kira juga berbahaya bagi keselamatan mereka yang melakoni pekerjan tersebut, tapi tidak dipungkiri pula, apa yang mereka kerjakan sangat membantu keamanan banyak pengguna jalur tersebut. Continue reading

Peluru Di Pacuan Kuda

Vlog Kampuang – Peluru di Pacuan Kuda adalah rekaman tentang suasana pembenahan lapangan pacuan kuda di Ampang Kualo, Kampung Jawa, Kota Solok menjelang perlombaan sekitar tiga minggu mendatang. Pacuan kuda ini selalu diselenggarakan setiap tahunnya, oleh pemerintah daerah Kota Solok, dan selalu diiringi dengan kegiatan pembersihan arena yang telah menjadi semak. Dalam suasana itu Riski juga bertemu dengan sekelompok anak-anak yang tengah mencari sisa-sisa peluru dengan menggali tebing rendah dipinggiran arena. Temuan anak-anak ini menambah imaji kita terkait lapangan pacuan kuda ini. Continue reading

Tentang Terminal dan Bioskop yang Konon Pernah Ada di Solok

Siang  itu, 7 Maret 2017, sekitar jam 10.20 di Terminal Angkot Kota Solok, cuaca sangat bersahabat. Tampak suasana terminal yang sudah ramai dan menimbulkan kebisingan akibat suara mesin angkutan kota (angkot). Tidak hanya angkot yang ada di terminal itu, tetapi banyak juga ojek dan pedagang d ipinggiran Terminal Solok yang mengisi ruang-ruang di area tersebut. Kurang-lebih sudah 50 tahun terminal ini berdiri dan menampung ribuan kendaraan bermotor yang melewatinya. Di dalamnya, banyak juga gedung-gedung tua berdiri di sekitar Terminal Angkot Kota Solok. Ada sebuah gedung di tengah terminal yang dulunya merupakan tempat menjual karcis angkutan bus kota, tapi sekarang sudah menjadi toko-toko kecil, terlihat dari tekstur bangunan yang berada di tengah-tengah Terminal Angkot Kota Solok. Dan juga pos penjaga terminal, yang menjadi saksi bisu dari kerasnya kehidupan di terminal. Sementara itu, gedung pertokoan yang berada di sebelah pos penjaga Terminal Angkot Kota Solok tersebut, dahulunya adalah sebuah bioskop lokal di Kota Solok. Warga menyebutnya “Bioskop Karia”. Continue reading