Sabtu, 05 September 2020, proyek seni Lapuak-lapuak Dikajangi (LLD) #3 dimulai. Proyek ini digagas oleh Gubuak Kopi pada tahun 2017, berawal dari bagian program studi tradisi dan pengetahuan masyarakat pertanian: Daur Subur. Namun, karena isu mengenai tarik ulur antara nilai-nilai tradisi dan bentuk perayaannya selalu berkembang, Gubuak Kopi menilai proyek ini perlu dilanjutkan setiap tahunnya dengan tema-tema yang lebih spesifik.
Continue readingTag Archives: Seni Media
Menggerakkan Potongan Gambar
Catatan hari kelima lokakarya literasi media: Daur Subur di Parak Kopi
Jumat, 21 Juni 2019, di Surau Tuo AMR, Jl. Rawang Parak Kopi, Padang. Pagi ini cuaca cerah, menyambut pagi yang tentram, saya melakukan aktivitas harian minum kopi, sambil menikmati datangnya hari yang baru. Di siang harinya sesudah shalat Jumat, bertepatan jam 02.00, kami masih melanjutkan kegiatan dua hari sebelumnya yakni mempelajari seni kolase. Akan tetapi kali ini tidak dipandu oleh Kakak Mia, kali ini kami mencobanya secara mandiri. Para partisipan melanjutkan untuk menyusun kolase gambar bergerak, untuk dibuat menjadi suatu karya video.
Continue readingAmplifikasi Kejeniusan Lokal di Palu
*Artikel ini merupakan digitalisasi arsip yang sebelumnya telah dipublikasi di koran Haluan edisi Sabtu-Minggu / 8-9 September 2018, kolom Budaya (hlm 20), dengan judul “Gubuak Kopi pada Pekan Seni Media” merupakan laporan kegiatan yang dirilis oleh Albert Rahman Putra, dkk ,disusun oleh Redaktur kolom Budaya, koran Haluan.
Pekan Seni Media adalah salah satu perhelatan seni media terbesar di Indonesia. Pekan Seni Media digagas oleh Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan dan tahun ini bekerja sama dengan Pemeritahan Provinsi Sulawesi Tengah, serta didukung oleh Forum Lenteng dan Forum Sudut Pandang. Tahun ini, Komunitas Gubuak Kopi yang berbasis di Solok, Sumbar, ikut terlibat. Continue reading
Open Lab: Lapuak-lapuak Dikajangi
Pameran dalam bentuk open lab ini merupkan presentasi publik dari lokakarya “Pengembangan dan pelestarian tradisi melalui platform multimedia”, pada 18-30 September 2017 lalu. Lokakarya ini diselenggarakan oleh Komunitas Gubuak Kopi melalui program Daur Subur, dan didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia. Dalam pameran ini, konten yang dihadikan merupakan sejumlah kerja multimedia yang menggambarkan kerja labor atau proses partisipan dan fasilitator dalam membingkai isu pelestarian tradisi di Masyarakat Solok, dan sejumlah pengembangan praktek media sebagai alternatif pelestarian tradisi. Konten yang dihadirkan antara lain berupa instalasi manggaro, instalasi bebunyian, video, sketsa, mural, dan mind mapping. Continue reading
Kuratorial Open Lab: LAPUAK LAPUAK DIKAJANGI
Kehadiran media dan teknologi terkini sering kali diwaspadai sebagai musuh utama kebudayaan asli atau kebudayaan lokal. Hal ini sejalan dengan konstruksi yang dibangun media arus utama, yang menampilkan kebudayaan asing sebagai sesuatu yang unggul, serta meningkatnya kesadaran kita sebagai warga dunia. Sementara itu, beberapa generasi kini – yang tidak sadar akan posisi kebudayaan lokal, dan yang abai akan cara kerja media – dikawatirkan beralih meninggalkan.
Continue readingBatampek: Tradisi dan Elektronik
Senin, 25 September 2017, lokakarya Lapuak-lapuak Dikajangi sudah di hari ketujuh. Seperti hari-hari sebelumnya, para partisipan bersama fasilitator paginya sudah mulai mengumpulkan meteri foto, audio, dan video yang dibutuhkan untuk lokakarya, serta melanjutkan riseta terkait isu yang masing-masing partisipan dalami. Namun, hari ini, kita kembali memiliki agenda khusus, yakni kuliah umum “Tradisi dan Elektroakustik” bersama Ade Jhori. Continue reading
Sosialisasi Seni Media
Direktorat Kesenian, Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 3-4 April 2017 lalu, melakukan kegiatan Sosialisasi Seni Media, sebagai rangkaian menjelang Pekan Seni Media di Pekan Baru, Riau, pada Juli 2017 nanti. Kegiatan ini diadakan di beberapa kota di Indonesia, salah satunya di Padangpanjang, Sumatera Barat. Di sini, Direktorat Kesenian Kemendikbud, berkerja sama dengan mitra lokal antara lain, Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang dan Gubuak Kopi. Continue reading
Video Performance bersama Oliver Husain
Pada Senin, 13 Maret 2017 lalu, Komunitas Gubuak Kopi menggelar workshop Video Performance bersama Oliver Husain, seorang pembuat filem, seniman video, dan performer asal Kanada, yang fokus pada gagasan-gagasan sinematik dalam karyanya. Workshop ini, diselenggarakan di Galeri Gubuak Kopi dan diikuti oleh 11 orang partisipan, antara lain: Albert Rahman Putra, Soemantri Gelar, Zekalver Muharam, Manshur Zikri, Maria Christina Silalahi, Fauzan Chaniago, Volta A. Jonneva, Delva Rahman, Raenaldi Andrean, Riski Intan Nasochi, dan Muhammad Riksi Para partisipan sebelumnya diajak untuk menonton dan berdiskusi dari beberapa karya Oliver Husain sebagai rujukan gagasan berkaryanya. Kemudian, Oliver dan para partisipan berdiskusi untuk menentukan praktek video performance yang akan dilakukan sore itu. Continue reading
Workshop Video Performance Bersama Oliver Husain
Pada kesempatan kali ini, Oliver Husain, pembuat filem, seniman video, dan peformance asal Kanada, akan berbagi bersama kita mengenai praktik yang pernah ia lakukan. Sekaligus pada kesempatan ini akan diajak untuk memproduksi karya video performance bersama-sama, dengan memanfaatkan teknologi telepon genggam dan lainnya.
Senin, 13 Maret 2017
10.00 WIB & 15.00 WIB
di GALERI GUBUAKKOPI
(Jalan Yos Sudarso, no 427, Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok)
Oliver Husain adalah pembuat filem, seniman video dan performance asal Kanada, yang fokus pada gagasan-gagasan sinematik. Bulan ini setelah kurang lebih satu minggu di Solok, ia mempresentasikan beberapa karyanya dan membuat karya di Solok dalam workhsop video performatif bersama Komunitas Gubuak Kopi
web: http://www.husain.de/
Silahkan hadir.
DIORAMA: Sejarah Adalah Fiksi
DIORAMA adalah platform seni yang digagas oleh Forum Lenteng melalui Program AKUMASSA. Platform ini memiliki fokus pada artefak-artefak sejarah di Indonesia yang merupakan representasi dari kekuasaan. Artefak-artefak tersebut dikaji dan diinterpretasi ulang dengan menggunakan pendekatan seni visual dan media. Platform ini berusaha mengembangkan metode pembacaan demi mencapai suatu tatanan ide dan gaya ungkap (bahasa) yang layak diacu dalam memahami sejarah serta isu sosial-budaya terkait; menciptakan suatu jembatan yang menghubungkan jarak antara artefak-artefak tersebut dan masyarakat. Produk media dan karya visual yang dihasilkan platform ini ditujukan sebagai sebuah cara pandang alternatif yang menekankan sudut pandang warga, sekaligus sebagai produk pengetahuan yang dapat diakses secara bebas. Continue reading