Sabtu (19/10) Sebagai sebuah kesinambungan, kali ini Komunitas Gubuak Kopi bersama Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (kemendikbudristek) menyelenggarakan diskusi publik dengan tajuk “Jalan-Jalan Kecil Menuju Jalan Kebudayaan”. Diskusi ini menghadirkan Akbar Yumni (Tim Diskusi Dirjen Kebudayaan untuk Pemajuan Kebudayaan), Undri ,S.S, M.Si (Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III), Dr. Desmon, M.Pd (Kepala BAPPEDA Kota Solok), dan Milda Murniati, S.Pd (Kepala Dinas Pariwisata Kota Solok). Diskusi ini dimoderatori langsung oleh Albert Rahman Putra dari Komunitas Gubuak Kopi.
Continue readingTag Archives: Daur Subur
Pameran Potongan di Meja Dapur Komunal
Pameran Tunggal: Volta A. Jonneva | Pameran ini menyajikan pembacaan ulang atas arsip-arsip Daur Subur #4 – Bakureh Project, yang diselenggarakan oleh Komunitas Gubuak Kopi pada tahun 2018. Pameran ini juga merupakan bagian dari Tugas Akhir Volta A. Jonneva dalam menyelesaikan studinya di Program Penciptaan Karya, Pascasarjana Insititut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. Pameran ini dikuratori oleh Albert Rahman Putra dan diselenggarakan bersama Komunitas Gubuak Kopi di Gedung Pertunjukan Hoerijah Adam, ISI Padangpanjang pada tanggal 24-28 Juli 2024.
Continue readingKongres Kebudayaan Indonesia – Melumbungkan Tanah dan Ruang
Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Direktorat Kebudayaan, Kemendikbud Ristek Dikti Republik Indonesia. PKN tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal 20 sampai 29 Oktober 2023 dan mengusung tema “Merawat Kebudayaan, Merawat Bumi” dengan delapan tema kuratorial di segala bidang. Salah satu kuratornya yaitu Ade Darmawan mengusung tema “Temujalar” dengan melibatkan kolektif-kolektif seniman. Salah satu rangkaian program dari PKN yaitu Kongres Kebudayaan Indonesia-Simposium Pekan Kebudayaan Nasional.
Continue readingPusako Tinggi di Pekan Kebudayaan Nasional
Masyarakat Minangkabau mengenal dua konsep pewarisan harta yang disebut pusako randah dan pusako tinggi. Pusako randah adalah harta yang dikelola tingkat keluarga kecil dan diwariskan dari keturunan ayah atau sejalan dengan sistem pewarisan dalam konsep ajaran Islam, sementara pusako tinggi adalah harta yang dikelola pada tingkat kaum, yang diwariskan berdasarkan garis keturunan ibu (matrilineal). Selain berupa material (pusako), seperti tanah dan rumah gadang, pusako tinggi juga berupa warisan tidak material, yang disebut sako, biasanya berupa gelar adat.
Continue readingPusako Tinggi di Biennale Jogja #17
Tahun ini, Biennale Jogja yang 17 mengusung tajuk Titen dalam mengurai gagasan mengenai “Translokalitas dan Transhistorisitas”. Dalam pengantarnya dituliskan bahwa gagasan translokalitas dan transhistorisitas digunakan untuk memberi ruang bagi sejarah lain yang memiliki semangat yang sama dari wilayah mana pun di luar Global Selatan. Penyelenggaraan Biennale Jogja Equator Putaran Pertama menunjukkanpentingnya menjaga kepercayaan dan kearifan lokal, keahlian yang dibangun di atas falsafah alam dan kehidupan, serta kedaulatan masyarakat adat. Berbagai prinsip hidup dapat kita pelajari dari masyarakat Global Selatan yang relatif komunal dan menghayati spiritualitas tertentu yang merepresentasikan keintiman mereka dengan alam. Dengan konsep translokalitas, BJE berupaya menghubungkan pengetahuan di satu lokalitas dengan lokalitas lainnya, sistem seni budaya berdasarkan situasi adat tertentu, dan artikulasi pengetahuan yang berakar pada bahasa lokal. Kami bermimpi untuk menyatukan seniman, komunitas, dan ilmuwan lokal dari seluruh dunia, membangun platform untuk pertemuan atau pertukaran pengetahuan melalui pengalaman seni dan budaya.
Merespon undangan dan tema diatas menarik untuk menghadirkan pembacaan ulang proyek Komunitas Gubuak Kopi yang sedang berjalan, yakni Pusako Tinggi Project – Daur Subur #9. Proyek ini membaca ulang pengetahuan tradisi “pusako tinggi”, bagaimana ia hadir dan bekerja sebagai advansi komunal dalam memproyeksi dan berpihak pada keselamatan di masa mendatang, baik itu dalam konteks lingkungan, komunal, dan kemanusian. Selain itu, proyek ini diharapkan dapat menjadi pintu alternatif untuk membicarakan persoalan di sekitar, baik itu mengenai kolektif dalam mengupayakan keberlangsungan, maupun mengkritisi keberpihakan pemangku kebijakan terkait lahan, seperti studi tentang pengambilalihan wilayah di Pulau Rempang, persoalan tol Sumatera, kilang minyak 30.000 Ha di Air Bangis, maupun konflik ulayat dan pertambangan di Solok.
Pada Biennale Jogja Equator 2023 ini, Pusako Tinggi Project menghadirkan sejumlah catatan penelusuran, kajian, dan rancangan pengembangan ide Pusako Tinggi, dalam merespon persoalan hari ini. Secara spesifik, presentasi ini diberi judul “Pusako Tinggi Project: dijual, tak bisa dibeli; digadai, tak bisa disandra”. Catatan tersebut dirangkum dari sejumlah penelusuran dan rangkaian diskusi terpumpun, yang dilakukan oleh Komunitas Gubuak Kopi bersama sejumlah tokoh pada beberapa sejak Juli 2023. Selain itu, presentasi ini juga menghadirkan draft rancangan proyek di masa mendatang, untuk diterapkan oleh Komunitas Gubuak Kopi sendiri maupun jejaring. Catatan dan draft tersebut terdiri catatan di atas kertas, pembesaran diatas kain, rekaman audio FGD, dan siaran petuah adat.
–
Biennale Jogja #17 – TITEN: Pengetahuan Menubuh, Pijakan Berubah
6 Oktober – 25 November 2023
Pada berbagai tempat di Yogyakarta
Halaman terkait:
– Biennale Jogja #17
– Daur Subur #9 – Pusako Tinggi Project
Forum Pembangunan: Komunitas sebagai Stakeholder Pembangunan
Di dalam wacana pembangunan terkini, Community Development telah menjadi model pembangunan yang cukup terbuka terhadap berbagai pendekatan dan strategi. Di dalam pengertian ini, mencakup usulan pembangunan yang berangkat dari akar rumput (bottom-up). Maksudnya, segala upaya masyarakat di dalam menentukan hidup dan masa depan wilayahnya dapat dikatakan sebagai sebuah upaya pembangunan. Maka, pemahaman bahwa masyarakat adalah pihak yang perlu ‘dibangun’ dan bersifat pasif, sudah usang.
Continue readingThe Pos Ronda Project di Seoul
The Pos Ronda Project adalah proyek seni yang digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi sebagai pengembangan dari platform Daur Subur sejak Maret 2022 lalu. Proyek ini berupaya mengaktivasi pos ronda sebagai institusi alternatif warga dalam mengupayakan kesalamatannya sendiri. Proyek ini terdiri dari serangkaian pertemuan, aktivitas bersama warga, open lab, dan produksi buku.
Continue readingPresentasi Daur Subur #8 – Downshifting di JILF
Oktober 2022 lalu, Komunitas Gubuak Kopi mempresentasikan proyek Daur Subur #8 bertajuk Downshifting di Galeri Taman Ismail Marzuki (TIM) pada perhelatan Jakarta Internasional Literary Festival (JILF) 2022. Daur Subur adalah sebuah platform studi mengenai kebudayaan yang berkembang di masyarakat pertanian di Sumatera Barat. Platform ini berupaya membaca beragam peristiwa budaya baik itu melalui penelitian, lokakarya, proyek seni, dan praktik artistik lainnya. Setiap tahunnya Daur Subur mengangkat sejumlah tema yang berkelanjutan dalam menggali aspek pengetahuan dari tradisi, dan kearifan lokal dalam memahami persoalan yang berkembang hari ini, dengan tetap sadar akan perkembangan situasi sosial, ekonomi, dan politik.
Continue readingSmells Like a Tiger di Festival Komunitas Seni Media
Pada 5-12 Oktober 2022 lalu, Komunitas Gubuak Kopi terlibat sebagai salah satu kolektif undangan sebagai partisipan pameran dalam rangkaian Festival Komunitas Seni Media 2022. Festival ini merupakan pengembangan dari Pekan Seni Media yang diinisasi oleh Kemdikbudristek, yang mana kali ini diselnggarakan bersama UPTD Taman Budaya Bengkulu dan ARCO Art Collab. Festival ini diselenggarakan di Komplek Taman Budaya Bengkulu, yang dikuratori oleh Sudjud Dartanto, Jeong Ok Jeon, dan Yudi Ahmad Tajudin, dengan tajuk kuratorial: [Medi(t)asi Ritus/Rute].
Continue readingDimulai dari Kerinduan Bersilaturahmi
Dimulai dari kerinduan bersilaturahmi dan berkumpul yang tertangguhkan selama hampir tiga tahun oleh pandemi, pemuda Kampung Jawa, Solok lantas mencoba mengambil momen di perayaan HUT RI yang ke-77 untuk mengobati rindu berkumpul. Di akhir Juli 2022, sambil ngopi di Pos Ronda, sebuah obrolan sampai pada agenda perayaan 17-an. Oret-oretan rencana pun disusun dan akan disampaikan kepada Pak RT dan Pak RW sekaligus meminta restu.
Continue reading