Minangkabau merupakan salah satu suku bangsa yang kaya akan kegiatan kebudayaan di Indonesia. Budaya masyarakat Minang yang sangat menyukai pesta dapat dilihat dalam kesungguh-sungguhan masyarakat ketika melakukan perayaan-perayaan adat seperti pernikahan, gotong royong, dan akikah, bahkan kematian pun diselenggarakan dengan berbagai acara besar serta melibatkan masyarakat banyak. Dalam pelaksanaanya, alek nagari biasanya dilakukan secara komunal yang menandakan bahwa nilai gotong royong di daerah tersebut masih sangat tinggi. Salah satu hal yang menarik untuk dibahas dalam tradisi gotong-royong masyarakat Minang yaitu tradisi bakureh. Continue reading
Tag Archives: Bakureh Project
Bakureh, Tradisi, dan Perempuan Minangkabau
Juni 2018 menjadi awal perjalanan kami bertujuh sebagai pendekarwati Daur Subur, sebuah platform yang digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi dalam usaha mengarsipkan dan memetakan kultur pertanian di Sumatera Barat. Program ini memberi kesempatan pada kami untuk memperlajari kultur pertanian dari sudut pandang media berbasis komunitas. Program Daur Subur periode Juni-Agustus 2018 ini mengangkat tema “Bakureh” yang dikonsep dalam “Bakureh Project”, sebuah proyek memetakan aktivitas bakureh di lingkungan masyarakat Sumatera Barat. Pada awalnya, kami akan difokuskan pada bakureh sebagai kegiatan memasak kaum ibu dalam acara-acara besar seperti pernikahan, aqiqah, khatam, pengangkatan penghulu (batagak panghulu) atau bahkan upacara kematian. Namun, seiring berjalannya waktu, isu yang kami angkat berkembang, yakni mengupas bakureh lebih mendalam secara keseluruhan, baik itu dalam konteks memasak kaum ibu, maupun dalam konteks bekerja “berkuras tenaga”. Tujuh orang yang dimaksud adalah Sefniwati (Sefni), Nahlia Amarullah (Nahal), Olva Yosnita (Olva), Dyah Roro Puspita Amarani (Roro), Annisa Nabila Khairo (Ica), Nurul Haqiqi (Qiqi) dan saya sendiri. (Lihat juga: Profil Partisipan Bakureh Project) Continue reading
Bakureh Dimulai dari Mamanggia
Pada hari keempat Lokakarya Bakureh Project yang digelar oleh Komunitas Gubuak Kopi sejak tangggal 1 Juni 2018 lalu, cuacanya terasa lebih panas dari yang biasanya. Kegiatan Lokakarya ini berlangsung selama tujuh hari, tiga hari pertama kami beraktifitas di dalam kelas dengan berbagai materi. Sedangkan hari keempat hingga hari keenam kami akan mengumpulkan data-data di lapangan. Continue reading