Category Archives: Lapuak-lapuak Dikajangi #3

“Lapuak-lapuak Dikajangi” adalah sebuah perhelatan dari kegiatan studi pelestarian tradisi melalui proyek seni berbasis media. Kegiatan ini pertama kali digagas oleh Gubuak Kopi melalui program Lokakarya Daur Subur pada tahun 2017, sebagai rangkaian presentasi publik dalam membaca tradisi di masyarakat pertanian Sumatera Barat. Presentasi publik ini dihadirkan dalam bentuk kuratorial pertunjukan dan open lab/pameran multimedia. Mengingat banyaknya isu-isu kesenian tradisi yang belum terbicarakan dengan baik – dalam konteks sekarang, serta menyadari isu ini akan terus berkembang, maka kegiatan ini diagendakan setiap tahunnya, yang secara khusus mempelajari dan memberi pandangan kritis terhadap nilai-nilai seni tradisi itu sendiri, serta menjembatani pengembangannya dalam kerja seni media. Pada tahun 2018, LLD mengangkat tema “silek”, sebagai upaya memaknai tradisi silek (silat) melalui medium teknologi dan medium lainnya yang dekat dengan sehari-hari. Kemudian LLD #3, pada tahun 2020 ini merespon situasi tradisi silaturahmi di masa pandemi dan normal baru.

Bermain Silaturahmi di Normal Baru

Catatan pertemuan kedua Lapuak-lapuak Dikajangi #3

“Halo… halo..”

“tes…”

“suara saya kedengeran, nggak?”

Kata dan kalimat ini berulang-ulang kali terdengar sembari menunggu semua peserta masuk dan bergabung dalam aplikasi meeting  jitsi.org. Selasa, 08 September 2020 itu, menjadi pertemuan kedua para partisipan untuk melakukan diskusi terarah pertama.

Continue reading

Pertemuan Pertama LLD #3

Sabtu, 05 September 2020, proyek seni Lapuak-lapuak Dikajangi (LLD) #3 dimulai. Proyek ini digagas oleh Gubuak Kopi pada tahun 2017, berawal dari bagian program studi tradisi dan pengetahuan masyarakat pertanian: Daur Subur. Namun, karena isu mengenai tarik ulur antara nilai-nilai tradisi dan bentuk perayaannya selalu berkembang, Gubuak Kopi menilai proyek ini perlu dilanjutkan setiap tahunnya dengan tema-tema yang lebih spesifik.

Continue reading