Menyebar Kata-kata Kota

Senin, 28 Agustus 2023, setelah beberapa hari yang lalu kami telah memilih tanggal untuk mengadakan pameran, jadi siang ini Riski pergi ke beberapa rumah tetangga yang pernah kami temui sebelumnya. Maksud kedatangan ia kali ini adalah turut mengundang untuk hadir di pembukaan Presentasi Publik Lumbung Kelana Gubuak Kopi #2. Sementara itu saya masih melanjutkan mengecat dinding galeri dan Dika tengah membantu Devi membuat sketsa untuk zine, yang akan dibagikan dan dipamerkan nanti. 

Cenks yang di temani Deni dan Rian pergi ke salah satu lokasi grafitinya. Kali ini Cenks akan menggambar di dinding tembok sebuah pagar SMA swasta di Kota Solok. Di sini ia akan menggambarkan teks dari salah satu kalimat yang sebelumnya kami dapat ketika berdialog dengan Buya Khairani. Tempat ini memang sudah pernah juga digambar oleh Komunitas Gubuak Kopi saat acara Tenggara Festival 2022. Dinding ini juga berlokasi tepat di persimpangan jalan, yang juga dilengkapi dengan zebra cross dan traffic light. Ketika lampu berwarna merah, beberapa pengendara terkadang juga menoleh ke arah dinding yang sedang digambar Cenks. 

Proses gambar yang dilakukan di ruang publik  terkadang juga  bisa menjadi hiburan tersendiri bagi warga dan pengendara yang sedang melintas, tergantung dari perspektif mereka memandang gambar tersebut. Kejadian lucu juga Cenks dan teman-teman alami, saat ada salah satu pengendara motor naik ke atas trotoar, yang menjadi tempat Cenks menggambar. Sorenya setelah dinding tersebut selesai digambar, Cenks dan lainnya pulang ke markas Komunitas Gubuak Kopi untuk beristirahat sejenak. Sebab, nanti malam ia akan melanjutkan lagi membuat graffiti  di lokasi yang  berbeda. 

Sehabis magrib saya dan Riski terus melanjutkan membuat instalasi untuk kebutuhan galeri dan mendisplay ruangan, dalam waktu yang bersamaan teman-teman yang lain juga sibuk mengerjakan berbagai macam kebutuhan untuk pameran besok hari. Semua pekerjaan yang kami lakukan D.I.Y (Do It Yourself). Ya, hampir semua keperluan kami buat secara mandiri dan juga  memakai perlengkapan yang seadanya. 

Malam ini Cenks yang sudah ada janji dengan Bang Dian yang pernah saya ceritakan sebelumnya (baca juga: Menandai Jejak Kelana). Bahwa sepulang Bang Dian berdagang, mereka akan membuat sebuah graffiti, hasil dari kolaborasi yang tercipta berkat obrolan yang terjadi dengan Bang Dian beberapa malam sebelumnya. 

Sekitar jam 12 malam Cenks dan beberapa teman, berangkat menuju ke lokasi. Saat mereka sampai di lokasi gambar, juga sudah menunggu para personil band yang lain, dan juga ada beberapa teman-teman dari skena “musik underground” Solok. Walaupun hujan turun, itu tidak menjadi alasan mereka untuk berhenti menyelesaikan gambar tersebut sampai selesai.

Kami yang di tinggal markas, masih terus melanjutkan pekerjaan kami sampai selesai. Kami semua bekerja sampai larut malam, karena besok adalah hari berpameran. Deadline memang selalu membuat kami bekerja sampai tak kenal waktu. 



Mampir ke hamalan Lumbung Kelana #2 – Gubuak Kopi

Riyan Putra Jaya Kelana (b. 1999), biasa disapa Buset adalah seorang musisi. Ia terlibat sebagai vokalis band HARR, sebuah band hybrid rock yang berbasis di Kota Solok. Selain itu, ia juga memiliki ketertarikan untuk mendalami bidang kepenulisan, film, dan bidang kebudayaan. Saat ini ia bergabung dan belajar bersama di Komunitas Gubuak Kopi. Sebelumnya ia juga terlibat dalam Tenggara Festival, sebuah festival street art dan DIY culture di Solok.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.