Membagikan Kisah Kelana

Rabu, 30 Agustus 2023. Sore, pukul 16:00 WIB, saya berperan menjadi MC pembukaan Pameran Presentasi Publik Lumbung Kelana Gubuak Kopi #2. Setelah pembukaan, kami melanjutkan membaca doa bersama, yang dipimpin oleh Buya khairani. Selesai berdoa saya memperkenalkan Cenks dan Devi serta dari mana mereka berasal. Setelah itu saya mempersilahkan Nanda, untuk memberikan sedikit kata sambutan sebagai perwakilan host yang memandu Seniman Residensi Lumbung Kelana selama kurang 2 minggu terakhir. 

Riski selaku perwakilan dari Rumah Tamera – Komunitas Gubuak Kopi mengajak kedua seniman untuk maju untuk mempresentasikan apa yang mereka buat dan pengalaman apa saja yang mereka dapat selama berporses di Solok. Devi yang terlebih dahulu diberi waktu untuk mempresentasikan karyanya. Ia menjelaskan ketertarikannya terhadap tanaman obat yang diturunkan oleh ibunya dan pendekatan personal terhadap aroma, membawanya untuk menggali lebih dalam berbagai macam  tanaman herbal  yang ada di Solok. Kali ini ia kemas dalam bentuk aroma terapi. Devi juga mengajak tamu yang datang, membaca dan merangkai ulang pepatah atau pantun yang berhubungan dengan beberapa tanaman herbal. Serta menyusunnya membentuk narasi sebagai bentuk informasi yang lebih mudah diingat masyarakat Solok.  

Cenks yang juga mempersentasikan karyanya, menuturkan bahwa pengalamannya berkeliling di Kota Solok dan bertemu dengan beberapa warga selama 2 minggu ini. Pertemuan ini membawanya  mengetahui sejumlah  isu-isu yang hangat di Kota Solok. Quotes yang ia temukan selama dialog dengan para tetangga dan warga lainnya, membuatnya memilih untuk merespon hal itu ke melalui praktik grafiti yang selama ini geluti. Cenks juga menjelaskan bahwa banyak macam platform media berkolaborasi dan berkomunikasi dengan warga di Solok. 

Saat acara berlangsung, satu persatu tamu terus berdatangan, beberapa ada yang saya kenal dan kami temui selama riset kurang dari 2 minggu kemarin. Pada saat sesi artist talk, Buya Khairani memberikan PR kepada kedua seniman residensi “bahwa apa yang mereka kerjakan hari ini, harus terus berlanjut walaupun nanti mereka pulang ke masing-masing daerah asal mereka“. Serta juga ada ucapan terima kasih dari tamu yang hadir, kepada kedua seniman karena telah berkunjung dan ikut berkontribusi di Kota Solok.

Acara sore ini juga dihadiri tamu dari berbagai kalangan mulai dari para tetangga, pegiat musik underground Solok, perwakilan dari Dinas Pariwisata, Komunitas Sekolah Gender, BSCCN dan komunitas lainnya. Setelah kurang lebih dari 1 jam kami berdiskusi, pameran pun resmi dibuka. Semua yang datang diperbolehkan masuk ke dalam galeri dan tak lupa juga mengisi buku tamu. Semua tamu yang datang melakukan berbagai macam kegiatan seperti; saling berkomunikasi, mengabadikan momen dengan kamera ponsel, juga mencicipi makanan dan minuman yang telah di suguhkan. Teman-teman yang hadir juga ada yang membawa makanan  untuk dimakan bersama-sama.


Kelana untuk sementara usai

Kamis, 31 Agustus 2023. Sore ini teman-teman dari Loket Karya juga ikut bergabung dengan mengadakan sketsa santai dan juga menjadi bagian dari acara pameran hari ini. Dika bersama dengan Cenks yang dari siang tadi menggambar salah satu dinding di Rumah Tamera, nampaknya sudah selesai dan juga ikut bergabung di kegiatan sketsa yang sedang berlangsung. 

Hafizan salah satu teman di Komunitas Gubuak Kopi yang baru juga sampai di Solok,  setelah kurang lebih satu bulan melaksanakan residensi bersama anggota Komunitas Gubuak Kopi lainnya, di salah satu daerah kota Jakarta, juga ikut bergabung sore ini. 

Pada saat malam hari, Patrisia Juwita, yang biasa saya panggil Bunda, juga datang berkunjung di malam ini. Ia bekerja di dinas pariwisata Kota Solok, juga ditemani oleh Mellya Fitri yang akrab saya sapa Uni Mel yang tergabung di komunitas Bareh Solok Creative City Network (BSCCN). Bunda dan Uni Mel membawa berbagai macam makanan dan juga cake yang bertuliskan Lumbung Kelana. Sekitar jam 21:00 wib kami memutuskan menutup pameran Presentasi Publik Lumbung Kelana Gubuak Kopi #2, setelah para teman yang hadir memberikan sedikit wejangan kepada dua Seniman   Residensi Lumbung Kelana tahun ini, dan juga melanjutkan dengan berfoto bersama-sama. Acara malamnya kami isi dengan acara memakan hidangan yang telah tersedia, saling mengobrol dan mendengarkan musik.

Tak lama lagi kedua seniman partisipan Residensi Lumbung Kelana tahun ini, akan pulang ke daerah mereka masing-masing setelah menghabiskan 2 minggu lebih waktunya di kota Solok. Ada pengalaman yang tersendiri bagi saya, bergaul dengan Devi dan Cenks yang datang dari daerah lain, yang secara sosial dan budaya kami mempunyai yang latar belakang berbeda. Berjejaring dan saling berbagi ide serta pengalaman selama 2 minggu ini, membuat saya mengerti bahwa ada banyak  macam kehidupan dan bentuk kebudayaan yang ada di belahan negeri ini. Nampaknya saya akan kangen dengan mereka berdua dan terima kasih juga untuk Lumbung Indonesia yang telah memfasilitasi pertemuan singkat kami ini.    

Sampai jumpa lagi Sanak!



Mampir ke hamalan Lumbung Kelana #2 – Gubuak Kopi

Riyan Putra Jaya Kelana (b. 1999), biasa disapa Buset adalah seorang musisi. Ia terlibat sebagai vokalis band HARR, sebuah band hybrid rock yang berbasis di Kota Solok. Selain itu, ia juga memiliki ketertarikan untuk mendalami bidang kepenulisan, film, dan bidang kebudayaan. Saat ini ia bergabung dan belajar bersama di Komunitas Gubuak Kopi. Sebelumnya ia juga terlibat dalam Tenggara Festival, sebuah festival street art dan DIY culture di Solok.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.