Menandai Jejak Kelana

Minggu,27 Agustus 2023, pagi ini saya menemani Cenks pergi ke lantai 2 Pasar Raya Kota Solok. Kami kesana untuk memulai membuat graffiti di salah satu dinding pertokoan, yang sebelumnya kami telah berbincang-bincang dengan pemilik toko tersebut. Karena hari ini adalah hari libur, kondisi pasar lumayan sepi. Kami melihat banyak pertokoan yang tutup selama perjalanan menuju ke lokasi. Hari ini, kami berdua juga ditemani seorang  teman bernama Rian Maulana seorang fotografer yang juga pernah terlibat di acara TENGGARA FESTIVAL 2022, sebuah festival dua tahunan yang diselenggarakan Komunitas Gubuak Kopi dan kawan-kawan komunitas di Solok. Tak lama, juga  menyusul Kaisar Kertabumi yang akrab saya panggil Kaka. Siswa kelas 1 SMA yang juga pelaku graffiti di Kota Solok, dan saya juga bermain band extreme metal bersama dengan Kaka sejak dia masih bersekolah di SMP.

Selama kami di lokasi gambar, banyak pedagang dan pengunjung pasar yang lalu lalang. Terkadang singgah melihat dan memberi respon kepada Cenks saat memainkan cat kalengnya. Beberapa anak kecil juga sangat antusias saat melihat Cenks membuat gambar, mereka juga penasaran dengan apa yang tengah Cenks buat. Tak terasa setelah lumayan lama kami berada di lantai 2 pasar dan gambar pun juga sudah selesai. Kami berencana untuk pulang dan makan siang terlebih dahulu. Sebelum kami kembali pulang ke markas Komunitas Gubuak Kopi, Cenks tak lupa juga melanjutkan menggambar di lokasi lain. Lokasi yang sebelumnya kami telah sepakati bersama pemiliknya.

Setelah makan siang, saya bergabung membantu Deni, Riski, dan Dika yang sedang mengecat loteng, serta mendempul dinding galeri yang akan dipakai untuk Pameran Presentasi Publik Lumbung Kelana #2. Saya juga melihat Devi yang masih sibuk, menyusun bentuk karya yang akan ia pamerkan nanti.

Malam ini setelah kami makan bersama, Verdian Rayner yang biasa kami panggil bang Dian, Street Artist yang  juga sering berkegiatan di Rumah Tamera, datang berkunjung menemui Cenks. Pertemuan kali ini adalah untuk berdiskusi membicarakan kolaborasi dengan band thrashcore punk bernama PxFxF, yang saat ini sedang aktif di skena musik Sumatera Barat, dan Dian adalah salah satu personilnya. Setelah obrolan singkat dengan Bang Dian dan sudah menentukan hasil dari diskusi yang terjadi. Cenks pun dan teman yang lainnya pergi melanjutkan membuat graffiti ke salah satu tempat, yang juga termasuk dalam daftar lokasi gambar. Proses gambar kali ini harus dilakukan saat malam hari, karena lokasi tersebut juga dipakai untuk berdagang oleh yang punya tempat, dari pagi hingga sore hari. 

Sementara itu, saya memilih tinggal di markas dan  melanjutkan proses pengecatan, sampai tak terasa waktu menunjukkan jam 04:00 wib, pekerjaan subuh itu saya sudahi dengan pergi beristirahat dan tidur.


Mampir ke hamalan Lumbung Kelana #2 – Gubuak Kopi

Riyan Putra Jaya Kelana (b. 1999), biasa disapa Buset adalah seorang musisi. Ia terlibat sebagai vokalis band HARR, sebuah band hybrid rock yang berbasis di Kota Solok. Selain itu, ia juga memiliki ketertarikan untuk mendalami bidang kepenulisan, film, dan bidang kebudayaan. Saat ini ia bergabung dan belajar bersama di Komunitas Gubuak Kopi. Sebelumnya ia juga terlibat dalam Tenggara Festival, sebuah festival street art dan DIY culture di Solok.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.