Catatan Kuratorial: Berliterasi Alam dan Budaya

Literasi menjadi kunci dalam menimba pengetahuan, memahami konteks, mengolah informasi, dan mengambil keputusan secara efektif. Dalam konteks budaya, literasi mengacu pada kemampuan kita untuk memahami, menghargai, dan berinteraksi dengan orang dengan latar berbeda. Kini, interaksi semakin dipermudah oleh teknologi jaringan yang kian mendekatkan jarak geografis dan sosiografis.

Berliterasi budaya berarti membaca ulang ruang dan cara hidup kita. Termasuk di antaranya cara hidup praktis yang sering kali berlawanan dengan sifat alamiah ruang hidup bersama segala makhluk: Bumi. Bumi perlu dipahami sebagai yang paling terdampak oleh cara hidup praktis manusia modern. Padahal keberlanjutan eksistensi manusia sangat bergantung pada kondisi bumi yang layak huni.

Mengembangkan pemahaman tentang alam dan keberagaman budaya tentu saja membutuhkan ruang-ruang percakapan yang inklusif dan setara. Ruang ini memuat segala yang diperlukan dalam pertukaran pengetahuan; edukasi, kreasi, dan apresiasi bersama. Dari paham akan muncul tindakan yang diharapkan. Dalam hal ini segala tindakan yang berkelanjutan; termasuk praktik-praktik seperti menghemat energi, efisiensi sumber daya, mengelola sampah, melakukan daur naik, belajar siklus materi, menjaga rantai pangan, dan lainnya.

Walau harus melalui proses yang panjang, melalui ruang-ruang pertukaran pengetahuan akan bergulir pula promosi tentang cara hidup sehari-hari yang berkelanjutan. Tiada lain, inilah laku kearifan budaya yang dibutuhkan agar generasi setelah kita terhindar dari kepunahan.

REKAM O-RAMA

Program “Rekam Berkesadaran Bersama” merupakan kelompok kegiatan PKN yang merefleksi dan mengenali potensi  warga pemukiman padat melalui media rekam yang dilakukan sendiri atau secara kolektif.

Kegiatan “Rekam Berkesadaran Bersama” diawali dengan penunjukan kolektif kolaborator yang dikurasi berdasarkan fokus mereka terhadap isu keberlanjutan dan pengalaman berkegiatan sebelumnya. Para kolaborator diberi ruang untuk memilih lokus/mitra residensi berdasarkan peminatan terhadap isu yang sama tetapi mungkin juga karena latar geografis dan budaya yang berbeda.

Para kolaborator dan mitra bekerja berdasarkan pembacaan ulang akan masalah di ruang hidup dan siasatnya sebagai bentuk praktik baik merawat bumi.

Gubuak Kopi merupakan salah satu kelompok seniman yang terlibat dalam kegiatan Rekam O-Rama, Melalui kegiatan residensi bersama Kelompok warga Galur, Senen Jakarta Pusat selama satu bulan menjadi landasan utama dalam menjelajahi peran warga Galur dalam membangun kesadaran lingkungan dan sosial. Kolaborasi antara warga, komunitas lokal, dan seniman bertujuan untuk merefleksikan dan mencerahkan potensi yang ada dalam diri setiap individu untuk berkontribusi dalam perubahan positif di sekitar mereka.

Kegiatan ini menyoroti pentingnya menghadirkan dan merekam berbagai upaya, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan oleh warga untuk membangun kesadaran lingkungan dan sosial. Melalui berbagai media, karya seni, dokumentasi, dan partisipasi langsung Gubuak Kopi bersama warga Galur akan menggambarkan keberagaman inisiatif warga dalam mengatasi isu-isu lingkungan dan sosial yang dihadapi komunitas mereka.

Tim Kurator
Heni Wiradimaja, Anita Bonit, dan Nasha Razak

Komunitas Gubuak Kopi adalah sebuah kelompok belajar seni dan media yang berbasis di Kota Solok, sejak tahun 2011. Kelompok ini berfokus pada pengembangan seni sebagai metode riset. Serta menjembatani kolaborasi profesional (seniman, peneliti, dan penulis) dan warga dalam mendedah persoalan-persoalan budaya lokal di Solok secara khusus dan Sumatera Barat secara umum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.