Author Archives: M Yunus Hidayat

Biasa disapa Joe atau Datuak atau Joe Datuak (Muaralabuh, 05 Mei 1989), saat ini aktif di Komunitas TAKASIBOE (Takaran Seni Boedaja) Solok Selatan sebagai Inisiator sekaligus Sekretaris Umum. Jenjang pendidikan di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Padangpanjang, Fakultas Seni Pertunjukan Prodi Seni Karawitan dan tamat di Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. Selain itu sering berkeliaran diluar rumah keliling kampung untuk mencari teman yang sudah tua-tua untuk mencari informasi terkait Perkembangan Seni Budaya Tradisional di Daerah Domisili (Solok Selatan). Ia juga merupakan salah seorang partisipan Lokakarya Media: Kutur Daur Subur oleh Gubuak Kopi (2017); Lokakarya Daur Subur: Lapuak-lapuak Dikajangi, Gubuak Kopi, 2017; dan Lokakarya Daur Subur di Padang Sibusuk, yang digelar oleh Gubuak Kopi berkolaborasi PKAN Padang Sibusuk (2018).

Banyak Saketek

Banyak Saketek merupakan sebuah permainan tradisional yang biasa dimainkan oleh anak-anak di Solok. Permainan yang sangat musikal ini hampir sama dengan permainan “hompimpa“, namun menghadirkan teks-teks dan melodi yang sangat lokal, serta teks-teks yang sering kali merujuk pada situasi yang sedang hangat di sekitar lokasi dan kalangan anak-anak tersebut.

Vlog by Joe Datuak Solok, 7 Oktober 2017

Dulu Kini Bersama Orkes Taman Bunga

Dulkinhe adalah salah satu lagu ciptaan Orkes Taman Bunga yang mengajak kita mengamati lagi kebiasaan-kebiasaan yang pernah menubuh pada diri kita, yang sangat berkaitan dengan perkembang teknologi bermedia. Malam itu, di Pembukaan Pagelaran Seni Multimedia: Lapuak-lapuak Dikajangi #2, Orkes Taman Bunga mengajak kita menari-nari menertawakan kebiasaan kita bersama.

Vlog by @joe.datuak
Solok, 1 November 2018

Kesenian sebagai Media Pelestarian

Rabu, 6 Juni 2018 merupakan hari ke-enam Lokakarya Bakureh Project. Pagi ini setelah Sahur, beberapa partisipan lokakarya yang didampingi fasilitator berangkat menuju ke Nagari Kinari untuk mengikuti kegiatan ‘bakurehatau masyarakat lokal di sana menyebut membantai. Saat itu kawan-kawan partisipan melakukan observasi lapangan ke sana, seperti yang direkomendasikan oleh salah seorang fasilitator yang kebetulan sekali putra daerah Kinari. Kampung ini berjarak tempuh kurang lebih setengah jam dari pusat lokakarya atau Kantor Komunitas Gubuak Kopi. Continue reading

Mancing, Jembatan, dan Mantari Hewan

Kamis, 11 Januari 2018, merupakan hari pertama observasi lapangan bagi saya yang mengikuti kegiatan Lokakarya Daur Subur di Padang Sibusuk. Padahal hari ini merupakan hari yang ke-5 kegiatan ini. Baru di hari ke-4 saya bisa berangkat ke lokasi, ada beberapa kegiatan yang memang tak bisa ditinggalkan di daerah dampingan Solok Selatan. Continue reading

Perjalanan Pinang

Siang itu, 16 Juni 2017, sehabis shalat Jumat, saya bersama seorang rekan berkunjung ke beberapa rumah warga penjemur pinang, yaitu rumah Da Eng dan rumah Buk Yen. Saya bertujuan melanjutkan observasi terkait proses pemetikan pinang, mulai dari batang sampai ke rumah si pengolah, dan berlanjut pada tempat penjualan oleh pengepul, serta observasi terkait pembuangan limbah pinang dan seterusnya. Rumah pertama yang saya kunjungi adalah rumah Buk Yen. Kebetulan siang itu Buk Yen sedang tidak di rumahnya, meskipun ada pinang yang dijemur di halaman. Jarak rumah Buk Yen dengan rumah Da Eng tidak terlalu jauh, saya langsung menuju ke rumah Da Eng. Beberapa waktu lalu, saya pernah melihat Da Eng menjemur pinang di halaman Sekolah Dasar Negeri (SDN) 13 Kampung Jawa, Kota Solok, yang juga tepat berada di depan rumahnya. Continue reading

Jalan Sore ke Laiang Pasie

Suatu sore, Joe Datuak, salah seorang partisipan lokakarya Kultur Daur Subur di Gubuak Kopi, mengarakan sepeda motornya ke daerah Laiang Pasie, sebuah kampung yang sebelumnya pernah terdapat tambang cadas atau galian tipe C. Menarik menyimak situasi di sepanjang jalan, yang kiri kananya terdapat beragam tanaman, bekas tambang, dan jalannya yang sudah mulai berlobang. Continue reading

Pinang Dibelah Kering

Catatan observasi hari pertama di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Observasi ini adalah bagian dari kegiatan lokakarya Kultur Daur Subur yang diselenggarakan Gubuak Kopi, pada tanggal 10-20 Juni 2017. Catatan ini ditulis oleh partisipan lokakarya.

Siang ini, Minggu 11 Juni 2017, merupakan hari observasi lapangan pertama terkait Lokakarya “Kultur, Daur, Subur” di Gubuak Kopi. Perjalanan saya awali dengan berjalan kaki bersama kawan-kawan partisipan lainnya, dari kantor Gubuak Kopi menuju rumah Buk Ami yang merupakan salah seorang pegiat Dasawisma di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Rumahnya cukup asri, sejuk, dan nyaman. Pekarangannya dipenuhi berbagai jenis tumbuhan seperti: bunga hias, tanaman buah, sayur-sayuran, bumbu masak dan lain sebagainya. Continue reading