Tag Archives: Lingkungan Hidup

Kincia di Pulau Masojik

Pulau Masojik adalah sebutan untuk sebuah kampung kecil di Padang Sibusuk, Kab. Sijunjung. Di sana dulunya terdapat banyak kincir air, untuk mengaliri air dari sungai ke sawah. Beberapa tahun terakhir kincir sudah semakin jarang kita temui. Selain karena banyak petani yang memilih menggunakan mesin, banyak juga sawah-sawah di sekitaran lokasi itu telah kering karena ditambangi emas. Continue reading

Kolam Lindi

Vlog Kampuang – Kolam Lindi

Lindi adalah cairan yang merembes dari tumpukan sampah. Ia adalah hasil dari proses pelarutan dan pembusukan materi yang bisa larut oleh aktivitas mikroba setelah ia terkena air, termasuk air hujan, yang masuk ke dalam tumpukan sampah itu. Kolam lindi biasanya kita temui di komplek Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Cairan lindi mengandung zat-zat yang dapat membantu pertumbuhan bakteri. Jika ia dikelola dengan baik, lindi dapat berfungsi sebagai pupuk cair dan biogas. Juni 2017, lalu Amathia Rizqyani, datang ke TPA Regional Kota Solok, dan menyimak langsung kondisi kolam lindi di sana bersama salah seorang pegawai TPA. Continue reading

Perjalanan Pinang

Siang itu, 16 Juni 2017, sehabis shalat Jumat, saya bersama seorang rekan berkunjung ke beberapa rumah warga penjemur pinang, yaitu rumah Da Eng dan rumah Buk Yen. Saya bertujuan melanjutkan observasi terkait proses pemetikan pinang, mulai dari batang sampai ke rumah si pengolah, dan berlanjut pada tempat penjualan oleh pengepul, serta observasi terkait pembuangan limbah pinang dan seterusnya. Rumah pertama yang saya kunjungi adalah rumah Buk Yen. Kebetulan siang itu Buk Yen sedang tidak di rumahnya, meskipun ada pinang yang dijemur di halaman. Jarak rumah Buk Yen dengan rumah Da Eng tidak terlalu jauh, saya langsung menuju ke rumah Da Eng. Beberapa waktu lalu, saya pernah melihat Da Eng menjemur pinang di halaman Sekolah Dasar Negeri (SDN) 13 Kampung Jawa, Kota Solok, yang juga tepat berada di depan rumahnya. Continue reading

Kita, Sungai, dan Masa Depan

Solok adalah salah satu kota yang dianugerahi tanah yang subur. Hal ini tercermin dari citranya yang melekat diingatan banyak orang sebagai Kota Beras. Selain padi, berbagai macam jenis tumbuhan sebenanrya juga hidup subur di Solok. Beras merupakan komoditi utama di Solok, juga diimbangi dengan berbagai pertanian lain seperti jagung, sayuran, dan tumbuhan keras seperti cokelat dan kopi. Sesuai juga dengan tema Lokakarya yang diusung oleh Komunitas Gubuak Kopi kali ini yaitu ‘Kultur Daur Subur’ yang kemudian mengantar ketertarikan saya membahas persoalan lainnya di balik kesuburan. Continue reading

Sepi di Taman Bidadari

Siang itu, 15 Juni 2017, saya melanjutkan observasi terkait keberadaan komposter di Taman Bidadari. Taman ini merupakan salah satu taman yang berada di Kota Solok, yang sebelumya sering disinggahi pengunjung. Seiring berjalannya waktu dan fasilitas taman yang semakin banyak rusak, taman ini pun mulai sepi. Taman kota seharusnya menjadi poin penting dalam perencanaan sebuah kota, karena selain berfungsi untuk menjaga kualitas lingkungan perkotaan yang padat aktivitas, taman kota juga berpotensi menumbuhkan rasa sosial yang kini kebanyakan mengarah pada sikap individual. Menumbuhkan rasa toleransi, tidak hanya terhadap sesama manusia melainkan juga terhadap mahkluk hidup lainnya. Hal itu dapat tercermin dari taman kota yang baik. Taman yang baik merupakan cerminan kota dengan warga yang baik. Continue reading

Taman Rel

Minggu, 11 Juni 2017 lalu, sekitar pukul 15:00 WIB, saya dan teman-teman Lokakarya Kultur Daur Dubur, bercerita tentang penggunaan barang bekas sebagai wadah bercocok tanam yang berada di sekitar warga Kampung Jawa, Kota Solok. Hal ini menarik untuk diberdayakan untuk ruang privat maupun publik. Karena selain segar, ini dapat memberikan nalar positif kita dalam merespon persoalan lingkungan. Saya sendiri tinggal di Kampung Jawa atau yang lebih suka saya sebut Kampuang Jao ini sekitar dua tahun. Memang sebelumnya saya tidak terlalu memperhatikan situasi taman-taman warga, maupun persoalan lingkungan umum di sini, tapi dalam lokakarya ini, pikiran saya tertarik untuk mengenal lebih jauh kondisi lingkungan di sini.   Continue reading

Timbangan Sampah

Vlog Kampuang – Timbangan Sampah

Juni 2017 lalu, Datuak, Ogy, dan beberapa teman lainnya berkunjung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Solok. Salah satu hal menarik perhatian mereka adalah proses penimbangan mobil truk sampah yang masuk ke TPA. Sembari menggali informasi, mereka dipersilahkan untuk melihat langsung cara kerja penimbangan itu bersama petugas. Sambil mencermati proses itu, sejumlah pertanyaan juga dilemparkan Datuak untuk memancing pandangan-pandangan petugas sampah sendiri tentang persoalan sampah di Solok. Continue reading

Sensus Taman Warga

Sejauh mata memandang menembus pagar-pagar rumah warg di Kelurahan Kampung Jawa, atau yang biasa disebut Kampuag Jao ini, hampir setiap rumahnya memiliki sebuah taman. Berbagai macam tanaman tumbuh di sini, seperti tanaman hias, tanaman obat, maupun tanaman yang bisa dikonsumsi. Bagi saya ini menarik, karena kesadaran masyarakat terhadap lingkungan telihat dari bagaimana masyarakat itu sendiri mengelola lingkungannya. Ketertarikan saya dengan taman-taman ini, mengantarkan saya untuk menggali lebih jauh tentang taman warga di Kampung Jao. Continue reading

Jalan Sore ke Laiang Pasie

Suatu sore, Joe Datuak, salah seorang partisipan lokakarya Kultur Daur Subur di Gubuak Kopi, mengarakan sepeda motornya ke daerah Laiang Pasie, sebuah kampung yang sebelumnya pernah terdapat tambang cadas atau galian tipe C. Menarik menyimak situasi di sepanjang jalan, yang kiri kananya terdapat beragam tanaman, bekas tambang, dan jalannya yang sudah mulai berlobang. Continue reading

Cerita Buk Ida

Buk Ida adalah seorang warga di Kampung Jawa, Kota Solok yang tinggal tak jauh dari pelintasan rel kereta api. Suatu sore, Intan bertemu Ibu Ida, dan memulai obrolan singkat tentang sampah-sampah yang berserakan di sekitaran bagunan bekas bak sampah dan tentang ide-ide memanfaatkan lahan kereta yang tidak aktif, untuk dijadikan taman. Continue reading