Jum’at, 16 Juni 2017, lalu lokakarya Kultur Daur Subur di Gubuak Kopi sudah memasuki hari ketujuh. Tiga hari lagi lokakarya akan selesai, dan akan dilanjutkan dengan presentasi publik open lab pada 07 Juli 2017 nanti, di Galeri Gubuak Kopi. Siang itu seperti biasa para partisipan mulai mencari informasi lanjutan tentang isu yang akan mereka tulis persentasikan, terkait visi Kultur Daur Subur. Continue reading
Tag Archives: Kultur Daur Subur
Enam Hari Belajar Bersama
Kamis pagi, 15 Juni 2017 ini, adalah hari keenam Lokakarya “Kultur Daur Subur” di Gubuak Kopi. Para partisipan memulai kegiatannya seperti biasa, membahas perkembangan observasi, dan mencari data-data tambahan. Hari sebelumnya, kita melakukan kegiatan produksi film di Taman Bidadari, seluruh partisipan maupun fasilitator turut terlibat dalam pengerjaannya. Kegiatan bermedia sambil bermain ini, secara performatif merespon situasi taman, fasilitasnya, kolam yang suda kering, tempat sampah, wc, kantor kosong yang kotor dan lainnya. Malam harinya, seluruh peserta kegiatan, partisipan dan fasilitator, diundang untuk berbuka bersama di rumah salah satu pegiat Gubuak Kopi, yakni Albert Rahman Putra. Di sana kita sempat berbincang dengan bapak Elhaqi Effendi, orang tua dari Albert, mengenai sejarah perkembangan pertanian di Solok, sebelum ia dimekarkan menjadi tiga kabupaten atau kota. Continue reading
Mengendus dan Mengelola Sampah
Senin siang itu, 12 Juni 2017, saya bersama fasilitator beserta partisipan Lokakarya Kultur Daur Subur lainnya , kembali mengunjungi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Kota Solok, di Ampang Kualo, Kelurahan Kampung Jawa. Saya sendiri baru pertama kali mengunjugi lokasi ini, Muhammad Risky, selaku fasilitator lokakarya meminta izin kepada satpam yang berada di kantor. Dengan senang hati satpam ini menemani kami melihat keadaan area TPA ini. Kesan pertama yang saya dapati waktu itu adalah bau sampah yang sangat menyengat. Continue reading
Bermain Kisah Bidadari
Kali ini, di hari ke lima kegiatan Lokakarya “Kultur Daur Subur” dilaksanakan oleh Gubuak Kopi, tepatnya di hari Rabu tanggal 14-06-2017, teman-teman fasilitator mengajak partisipan lokakarya ke Taman Bidadari untuk menanggapi taman tersebut. Taman Bidadari adalah salah satu tempat rekreasi atau ruang terbuka hijau (RTH) yang ada di Kota Solok. Beberapa bulan sebelum kegiatan lokakarya ini berlangsung, Taman Bidadari sudah menjadi bahan diskusi di Gubuak Kopi, dan itu adalah salah satu potensi yang ada Kelurahan Kampung Jawa. Sebelumnya di bulan Maret, kita juga melakukan kegiatan workshop singkat bersama Oliver Hussein, dia adalah salah seorang seniman video dan performance asal Toronto, Canada. Dalam workshop itu, dipandu oleh Oliver kita juga melakukan kegiatan ‘video performance’ di Taman Bidadari ini. Continue reading
Buya Khairani: Cancang Tadadek Jadi Ukia
Selasa siang lalu, 13 juni 2017, adalah hari ke empat Lokakarya “Kultur Daur Subur” yang diselenggarakan oleh Gubuak Kopi. Seperti hari sebelumnya partisipan memulai aktivitas dengan mengulas dan mempersiapkan buku-buku catatan hasil observasi di lapangan hari sebelumnya. Lalu, hari itu kita diperkaya dengan kedatangan Buya Khairani. Beliau adalah seorang tokoh masyarakat Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Ia juga aktif memberikan ceramah adat di salah satu radio lokal. Pertemuan ini memang sudah diagendakan, sebelumnya teman-teman dari Gubuak Kopi memang sering berdiskusi dengan Buya, termasuk terkait isu yang diperdalam melalui lokakarya ini. Continue reading
Pinang Dibelah Kering
Catatan observasi hari pertama di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Observasi ini adalah bagian dari kegiatan lokakarya Kultur Daur Subur yang diselenggarakan Gubuak Kopi, pada tanggal 10-20 Juni 2017. Catatan ini ditulis oleh partisipan lokakarya.
Siang ini, Minggu 11 Juni 2017, merupakan hari observasi lapangan pertama terkait Lokakarya “Kultur, Daur, Subur” di Gubuak Kopi. Perjalanan saya awali dengan berjalan kaki bersama kawan-kawan partisipan lainnya, dari kantor Gubuak Kopi menuju rumah Buk Ami yang merupakan salah seorang pegiat Dasawisma di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Rumahnya cukup asri, sejuk, dan nyaman. Pekarangannya dipenuhi berbagai jenis tumbuhan seperti: bunga hias, tanaman buah, sayur-sayuran, bumbu masak dan lain sebagainya. Continue reading
Taman Warga Kampuang Jao
Catatan observasi hari pertama di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Observasi ini adalah bagian dari kegiatan lokakarya Kultur Daur Subur yang diselenggarakan Gubuak Kopi, pada tanggal 10-20 Juni 2017. Catatan ini ditulis oleh partisipan lokakarya.
Tanaman, seperti dalam pengertian umumnya yang juga dirangkum oleh wikipedia, merupakan jenis organisme yang dibudidayakan pada suatu ruang atau media untuk dipanen pada masa ketika sudah mencapai pada saat pertumbuhan. Pengertian ini sering kali dibedakan dengan pengertian tumbuhan, walaupun dalam obrolan sehari-hari kita anggap sama. Tanaman secara umum terdiri dari tanaman obat, tanaman hias, maupun tanaman yang dipanen untuk dikonsumsi. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa tanaman memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan di dunia ini. Tanaman bisa sebagai pembersih udara, sebagai penyejuk udara, sebagai sumber bahan pangan, sebagai pelindung dari teriknya sinar matahari, sebagai bahan obat-obatan dan masih banyak lagi manfaat tanaman bagi manusia dan lingkungan hidup lainnya. Continue reading
Komposter Taman Bidadari
Catatan observasi hari pertama di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok oleh partisipan. Observasi ini adalah bagian dari kegiatan lokakarya Kultur Daur Subur yang diselenggarakan Gubuak Kopi, pada tanggal 10-20 Juni 2017.
Di sini saya menceritakan perjalanan lapangan lokakarya “Kultur Daur Subur”. Pada pencarian kali ini, saya beserta fasilitator dan teman-teman partisipan lainnya memulai dari kantor Gubuak Kopi menjelajahi Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Sepanjang perjalanan saya memperhatikan rumah, halaman, trotoar, taman, dan lainnya yang berkaitan degan tema lokakarya. Continue reading
Kampuang Jao dari Dekat
Catatan observasi hari pertama di Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok. Observasi ini adalah bagian dari kegiatan lokakarya Kultur Daur Subur yang diselenggarakan Gubuak Kopi, pada tanggal 10-20 Juni 2017. Catatan ini ditulis oleh partisipan lokakarya.
Sore lalu, Minggu (11/06/2017) saya bersama teman-teman partisipan lokakarya literasi media di Gubuak Kopi, dan didampingi fasilitator, kami berkeliling melakukan observasi. Kegiatan ini kami laksanakan di sekitaran kantor Gubuak Kopi, yakni Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok, atau yang biasa saya sebut dengan Kampuang Jao. Kami berkeliling untuk melihat dan mencari isu yang berhubungan dengan tema lokakarya, yaitu “Kultur Daur Subur”. Continue reading
Pertanian Dulu Dan Kini
Catatan Lokakarya “Kultur Daur Subur” Hari Ke Dua
Minggu, 11 Juni 2017, adalah hari ke dua Lokakarya media dengan topik Kultur Daur Subur. Pagi hari, sebelum partisipan melanjutkan kegiatan, fasilitator meminta para partisipan mengulas materi yang didapat pada hari pertama, yakni, mengenai masalah sejarah perkembangan media, praktek bermedia di Indonesia, dan juga perkembangan video. Satu persatu partsipan menyampaikan apa yang mereka pahami. Setelah itu barulah pemateri melanjutkan pembekalan apa itu, Kultur Daur Subur oleh Albert Rahman Putra. Di sini pemateri menjabarkan latar belakang, kenapa Gubuak Kopi mengangkat topik ini. Lalu Albert memberikan materi-materi mengenai sejarah dan perkembangan pertanian di Sumatera Barat dari pandangan kebudayaan. Continue reading