Category Archives: Vlog Kampuang

Vlog Kampuang: Program produksi karya audiovisual dengan pendekatan video diary yang dilakukan oleh Gubuak Kopi dan warga pengguna telepon pintar untuk merekam persoalan-persoalan atau narasi-narasi lokal yang ada di Solok secara khusus, dan Sumatera Barat, secara umum. Karya-karya audiovisual yang terkumpul didistribusikan secara online melalui kanal YouTube Gubuak Kopi.

Baburu Partamo

Baburu/berburu merupakan hal yang tidak asing lagi di Sumatera Barat, termasuk di Padang Sibusuk. Aktivitas ini diikuti oleh masyarakat dari berbagai usia, remaja hingga tua. Hari perburuan biasanya jatuh pada hari Rabu sebagai berburu kecil, dan hari Minggu sebagai berburu besar. Tradisi ini berkembang dari/sebagai kebiasaan kolektif masyarakat pertanian di Minangkabau dataran tinggi (bukan daerah pantai), untuk memburu hewan babi atau yang dalam bahasa lokal disebut ciliang, kondiak, dan kandiak. Hewan ini dari dulunya oleh masyarakat disebut sebagai hama pertanian. Kebiasan ini tidak hanya tumbuh sebagai tradisi masyarakat pertanian, tapi kini ia juga berkembang sebagai hobi dan digadangkan sebagai olah raga. Di berbagai daerah di Sumatera Barat, khususnya, Solok, Sijunjung, Batusangkar, Padangpanjang dan lainnya kini muncul organisasi Porbi (Persatuan Olah Raga Buru Babi), yang aktivitasnya antara lain mengorganisir aktivitas berburu bersama. Video ini adalah rekaman suasana berburu di Aia Angek, Kabupaten Sijunjung oleh Riski dan Ade yang baru pertama kali ikut aktivitas berburu. Continue reading

Koleksi Arsip Pak Kades

Pertengahan Januari 2018 lalu, Fadlan mengunjungi mantan kepala desa Padang Sibusuk Selatan di era awal 90-an. Kunjungan ini merupakan bagian dari riset lokakarya Daur Subur untuk menggali memori kejayaan masa lalu di Padang Sibusuk, baik itu di bidang olah raga, lingkungan, tradisi, dan sejumlah prestasi lainnya, serta melihat keterkaitannya dengan kebudayaan masyarakat pertanian pada masa itu. Di masa pimpinan beliau, Padang Sibusuk sempat mendapat penghargaan sebagai desa teladan tingkat provinsi, dan ia diundang oleh Kementerian Dalam Negeri untuk menerima penghargaan. Menarik membaca kembali kejayaan masa lalu, dalam melihat perkembangan situasi sosial dan perekonomian masyarakat Padang Sibusuk kini. Continue reading

Kebun Terung Pak Sukri

Pak Sukri adalah salah seorang petani di Padang Sibusuk yang memutuskan untuk terus bertani walau lahan pertanian di sekitarnya telah berubah menjadi lahan tambang emas. Ia menanam beragam jenis tanaman sayur terutama terung dan cabai. Selain itu, Pak Sukri juga menceritakan beberapa persoalan yang timbul karena tambang, baik itu masalah sosial maupun lingkungan. Tidak sedikit pertambangan di sekitar sana yang gagal, atau tekor, hingga tidak cukup uang untuk membuatnya menjadi sawah kembali. Continue reading

Ketapel Mak Etek

Banyak cara yang dilakukan petani dalam mengusir hama burung pemakan padi, salah satunya adalah “manggaro”. Namun untuk musim burung yang tidak banyak, bisa dilakukan dengan cara sederhana. Seperti yang dilakukan oleh Mak Etek, yaitu dengan ketapel, ia menjaga sawah nya dari hama burung menggunakan ketapel karena cukup ampuh menjangkau dari jarak jauh dan cara ini tidak terlalu memakan tenaga. Mak Etek dapat menjaga sawahnya dari hama sambil bermain ketapel.

Vlog by Ade Mukhlas
Padang Sibusuk, 11 Januari 2018

Vlog ini bagian dari edisi khusus lokakarya Daur Subur di Padang Sibusuk, oleh Gubuak Kopi dan PKAN.

Tembak-tembak di Batang Aia

Sepulang sekolah Edo dan Teguh mempersiapkan alat pancing yang biasa ia sebut “tembak-tembak”. Alat ini merupakan salah satu dari beragam jenis penangkap ikan yang biasa dipakai oleh warga. “Tembak-tembak” bukanlah alat rutin untuk menangkap ikan, tapi biasa dipakai petani sepulang ke sawah sambil membersihkan badan, atau anak-anak sepulang sekolah sambil bermain di sungai. Alat penembak ini berbobot ringan dan mudah dibawa kemana-mana, terbuat dari kayu dan pelontar besi. Didesain menyerupai senapan, dapat dibawa dengan cara disandang atau diselipkan pada pinggang. Continue reading

Main ka Sawah

Ada beberapa hal yang menarik di persawahan di Padang Sibusuk, selain sawah yang bagus, di sana juga terdapat sejumlah kincir air yang tekonlogis untuk mengairi sawah, ternak-ternak yang lepas, ladang terong, sungai yang masih mengalir, dan sejumlah lahan kering semak berduri pasca tambang emas, yang dulunya adalah sawah-sawah.

Vlog by Zaki
Padang Sibusuk, 9 Januari 2018

Vlog ini bagian dari edisi khusus lokakarya Daur Subur di Padang Sibusuk, oleh Gubuak Kopi dan PKAN.

Salak Morebu

Selasa adalah hari jatuhnya pasar pekan di Padang Sibusuk, Kabupaten Sijunjung. Hari itu, sembari menjalankan observasi dalam rangkaian Lokakarya Daur Subur di Padang Sibusuk, Zaki dan Volta menyimak aktivitas pasar, proses interaksi, dan keberagaman jenis jualannya. Salah satu yang menarik perhatian mereka adalah salah satu stan dagang salak. Selain penasaran dengan kualitas salak yang dijual, dan maskud dari uang yang bergantungan di kresek, si pedang juga memediasi dagangannya dengan sorakan yang unik dan musikal. Continue reading

Sawah atau Tambang

Pak Pono adalah salah satu pemilik sawah di Padang Sibusuk, yang sawah di sekelilingnya telah beralih fungsi menjadi area pertambangan emas. Pak Pono juga menyebutkan kalau sawah yang baru ia tanami itu merupakan penaman yang terakhir musim ini. Setelah ini di panen, ia akan segera menjadi area tambang emas pula, menyusul lahan di sekitarnya. Pak Pono sempat ragu mengalih fungsi lahan pertaniannya, melihat kerusakan yang terjadi di sekelilingnya. Tapi ia juga yakin bisa mengatasi persoalan itu, dengan mepersiapkannya. Pak Pono yang juga merupakan pembuat kincir air ini, semakin yakin mengalih fungsi lahannya, mengingat lahan di sekitarnya, yang telah dikeruk itu cukup banyak emasnya. Continue reading

Bukan Jalan-jalan Biasa

Di hari kedua Lokakarya Daur Subur di Padang Sibusuk, Fani dan beberapa partisipan lainnya berkeliling di Negeri Padang Sibusuk, yang menjadi wilayah riset. Sembari menikmati keindahan alam, dan kincir air. Serta sembari melewati jalur bekas kereta api, Fani dan kawan-kawan juga menyimak kerusakan-kerusakan yang terjadi bersama keindahan itu. Continue reading