Lumbung pada Temujalar PKN 2023

Rabu, 19 Juli 2023, setelah sarapan para peserta Majelis Akbar kembali berkumpul di Aula Villa Cemara Danau Kembar, Alahan Panjang, Solok. Setelah hari sebelumnya mengevaluasi program Lumbung Indonesia sebelumnya dan pemilihan Tim Sarekat baru, hari ini kami memusyawarahkan program-program untuk Lumbung Indonesia kedepannya.

Dipandu oleh Tim Sarekat periode sebelumnya, Dwiki Nugroho Mukti, alias Komeng mengajak para Tim Sarekat baru berkumpul di depan bersama Tim Sarekat sebelumnya. Forum kecil ini diharapkan para Tim Sarekat baru dapat memulai komunikasi untuk menyusun strategi kerjanya, dan juga Tim Sarekat lama berbagi pengalaman para periode sebelumnya. Sementara itu, para peserta atau anggota Lumbung Indonesia lainnya juga berkumpul membentuk forum, melanjutkan obrolan pertemuan hari sebelumnya, mengenai kemungkinan program-program yang dibutuhkan masing-masing kolektif.


Setelah setengah jam berdiskusi, forum-forum yang tadi terpisah kembali bergabung. Majelis yang diwakili beberapa orang memaparkan ide-ide, isu besar, dan kemungkinan program untuk dikerjakan bersama, baik itu dalam jangka pendek dan jangka panjang. Tentu saja ide-ide ini ditampung terlebih dahulu oleh Tim Sarekat yang baru, untuk didiskusikan dan didalami bersama-sama, yang mana tidak dituntut selesai pada siang itu. Untuk kelanjutan pembahasannya, Tim Sarekat menyusun beberapa program majelis lagi, yang mungkin diselenggarakan secara daring dan rutin. Namun, saat ini Lumbung Indonesia juga memiliki program yang tengah berjalan, yang dikelola oleh Tim Sarekat sebelumnya, yaitu Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023.

Keterlibat Lumbung Indonesia pada PKN 2023 sekaligus dimanfaatkan sebagai proses transisi Tim Sarekat lama ke yang baru. Memahami pola komunikasinya dan cara kerjanya dengan pihak-pihak di luar Lumbung Indonesia. Tahun ini Lumbung Indonesia direncanakan memiliki sejumlah rangkaian kegiatan bersama PKN, antara lain Majelis Akbar Lumbung Indonesia yang sedang berajalan, residensi Lumbung Kelana, produksi buku kolektif Lumbung Indonesia, dan pameran bersama di perhelatan puncak PKN 2023.


Setelah makan siang, para peserta kembali berkumpul di Aula. Kali ini majelis menghadirkan tim kuratorial Temujalar – PKN 2023 yang diwakili oleh Gesyada Amora Siregar. Pada kesempatan ini, Gesya memaparkan gagasan kuratorial PKN tahun ini, khususnya pada tema Temujalar. Menurutnya, kurasi atas Lumbung Indonesia ini didasarkan pada gagasan besar PKN mengenai lumbung sebagai metode aksi dan ruang untuk menuai praktik-praktik baik yang telah dikerjakan oleh berbagai inisiatif di Indonesia. Maka dari itu, kehadiran Lumbung Indonesia sebagai mitra kerja yang mengerjakan serangkaian program seperti majelis, DKT, riset, residensi, penerbitan dan pameran menjadi sebuah kebutuhan kuratorial untuk mengartikulasikan ragam praktik pelumbungan yang sudah berjalan di konteks seni kontemporer sebagai pengetahuan untuk disajikan kepada publik PKN.

Pemaparan Gesya kami lanjutkan dengan dialog antara tim kurator dan Lumbung Indonesia. Khususnya mengenai relevansi program dan produksi karya Lumbung Indonesia dengan capaian kuratorial. Dialog ini sebelumnya sudah dimulai secara daring, namun majelis ini menjadi momen untuk memperdalam capaian artistiknya. Pada sesi berikutnya, Komeng juga menjelaskan tentang konsep buku kolektif Lumbung Indonesia yang tengah diusulkan baik itu secara ide artistiknya, maupun teknis konten, seperti jumlah halaman yang disepakati, design buku, dan lainnya.

Diskusi dilanjutkan setelah makan malam. Masih melanjutkan topik yang sama, terkait keterlibatan Lumbung Indonesia dalam kuratorial Temujalar – PKN 2023. Kali tidak hanya persoalan buku, tetapi juga mengenai residensi yang dipandu oleh Gayatri Tria Rahmadiyah alias Ama. Diskusi belum dapat disimpulkan malam itu, setelah pukul 22.00 WIB para peserta dipersilakan istirahat, sementara beberapa orang tengah menyegarkan pikiran dengan berkaraoke!

Halaman Majelis Akbar Lumbung Indonesia

Komunitas Gubuak Kopi adalah sebuah kelompok belajar seni dan media yang berbasis di Kota Solok, sejak tahun 2011. Kelompok ini berfokus pada pengembangan seni sebagai metode riset. Serta menjembatani kolaborasi profesional (seniman, peneliti, dan penulis) dan warga dalam mendedah persoalan-persoalan budaya lokal di Solok secara khusus dan Sumatera Barat secara umum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.