Makassar Biennale 2021: Sekapur Sirih

Makassar Biennale adalah perhelatan per-dua tahun yang diselenggarakan oleh Yayasan Makassar Biennale dan Tanah Indie di Sulawesi Selatan. Perhelatan ini mengusung tema Maritim: Sekapur Sirih, sebuah upaya menggali aspek pengetahuan lokal, khususnya mengenai pangan dan pengobatan dalam arti yang lebih luas. Dalam MB 2021, Komunitas Gubuak Kopi (Albert Rahman Putra dan Biahlil Badri) terlibat sebagai seniman residensi, narasumber forum dan diskusi.

Selama residensi, Komunitas Gubuak Kopi bersama kelompok Setangkai Bunga Makka, berkolaborasi merespon narasi-narasi tentang Kota Parepare dalam sudut pandang sejarah publik. Menghubungkan narasi besar dan narasi yang berkembang di kalangan warga, sebagai upaya mengimbangi narasi besar tersebut dan mengakselarasi keterlibatan anak muda dan warga dalam menentukan sejarah kotanya. Menyoroti ruang-ruang kecil, seperti kedai, komunitas, dan lainnya sebagai simulasi institusi sejarah kontemporer; menghubungkan narasi lampau dengan persoalan yang relevan di hari ini; serta membicarakannya secara performatif.

Selama berproses, Komunitas Gubuak Kopi mengunjungi ruang-ruang kecil, ruang-ruang berkumpul tempat pertukaran informasi dan memantik obrolan melihat sejarah dari sudut pandang kita sebagai warga. Proses ini ditindak lanjuti dalam bentuk forum diskusi terarah di Rumah Putih, bersama 10 anak muda Parepare. Diskusi dirancang untuk menindak-lanjut narasi tersebut dan kemungkinannya untuk membangun keterlibatan lebih luas lagi dalam menarasikan kota. Hasil diskusi ditindaklanjuti dengan membuat platform “sureq”; plat mengumpulkan dan mendistribusikan kisah-kisah tentang dan dari to maradeka (orang merdeka/orang biasa).


situs terkait:
makassarbiennale.org
artefact.id
instagram: @makassarbiennale



Komunitas Gubuak Kopi adalah sebuah kelompok belajar seni dan media yang berbasis di Kota Solok, sejak tahun 2011. Kelompok ini berfokus pada pengembangan seni sebagai metode riset. Serta menjembatani kolaborasi profesional (seniman, peneliti, dan penulis) dan warga dalam mendedah persoalan-persoalan budaya lokal di Solok secara khusus dan Sumatera Barat secara umum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.