Monthly Archives: October 2018

Aspirasi Kepada Entah

Penolakan masyarakat salingka Gunung Talang atas masuknya TNI yang mengaku latihan bersama di Nagari Batu Bajanjang. Penolakan ini dikarenakan ketakukan warga bahwa latihan ini berkaitan dengan penolakan warga sebelumnya, tentang akan dilakukannya pengeboran panas bumi atau proyek Geotermal yang sangat bersiko pada lingkungan kampung halaman mereka. Selain itu, kecurigaan warga semakin kuat, menyadari kampung mereka sebelumnya belum pernah dilaksanakannya latihan militer ini. Continue reading

Silek dan Sawah bersama Sinpia

Silek Sinpia sebenarnya bukanlah perguruan yang asing bagi kami, selain ia memang cukup dikenal di Solok, pada Lapuak-lapuak Dikajangi #1 kita juga pernah beberapa kali datang ke sini. Perguruan Silek Sinpia bertempat di Sinapa Piliang, sinpia adalah akronim dari nama daerah itu, selain itu memang sinpia atau simpia juga nama salah satu gerak dalam silek.

Continue reading

Pamenan di Sawah Solok

See more vlog on Kanal Gubuak Kopi. Subscribe!

Selain di sasaran (arena) seperti halaman rumah, para pegiat silek Sinpia juga menggelar latihan mingguan di arena yang berbeda. Setiap arena memberi tingkat kesulitan dan pemahaman tersendiri. Salah satu yang sering menjadi tempat latihan pandeka Sinpia adalah area persawahan yang sudah dipanen. Langsung saja kami menuju Sawah Solok. Sorenya, kami sempatkan bermain batuang gilo atau oyak batuang.


Vlog by Dayu Azmi
Solok, 20 Oktober 2018

Edisi spesial Lapuak-lapuak Dikajangi #2 – Silek

Kinari Bersiul

Catatan Observasi Awal Mengenal Silek Tuo Nagari Kinari

Kamis, 18 Oktober 2018, kegiatan para partisipan proyek seni Lapuak-Lapuak Dikajangi #2 lebih mengarah kepada penelitian lapangan. Beberapa partisipan dari kegiatan ini terdiri dari Prasasti Wilujeng Putri (Jakarta) yang biasa saya sapa Asti, Jatul Dokter Rupa (Lombok), Ragil Dwi Putra (Jakarta), Hafizan (Padang), dan saya sendiri Dewi Safrila Darmayanti (Pekanbaru) memilih untuk pergi ke Nagari Kinari. Perjalanan ini didampingi oleh Volta, salah satu fasilitator yang akan memberi petunjuk kepada partisipan untuk menelusuri bagian-bagian tertentu di Nagari Kinari. Continue reading

Melihat Silek sebagai Manajemen Konflik

Rabu, 17 Oktober 2018, masih dalam rangkaian proyek seni Lapuak-lapuak Dikajangi #2, kami mengikuti kuliah umum tentang persoalan makna-makna dan ragam silek oleh salah satu dosen Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas, yakni Dr. Hasanuddin, M.Si. Seperti yang diperkenalkan Albert Rahman Putra, ketua Komunitas Gubuak Kopi, Bapak Hasanuddin sebelumnya sempat meneliti persolan silek di Minangakabau, khusunya silek luambek / ulu ambek di Pariaman, dan menuangkannya pada jurnal dengan fokus pembacaan silek sebagai upaya manajemen konflik sosial. Continue reading

Perpustakaan Apung Kota Solok

Kesadaran akan pentingnya banyak membaca bukanlah hal baru lagi untuk dikampanyekan. Kali ini Dinas Perpustakaan dan kearsipan Kota Solok bersama Komunitas Solok Kreatif Center menghadirkan sebuah wadah membaca berupa Pustaka Apung di belakang tribun Lapangan Merdeka Kota Solok. Perpustakaan ini baru hadir sekitar September 2018 lalu. Continue reading

Lawan Bersua, Pantang Mengelak

Catatan Hari Kedua Lapuak-lapuak Dikajangi #2

Selasa, 16 Oktober 2018 menjadi hari yang tidak bisa dilupakan oleh para partisipan Lapuak Lapuak Dikajangi (LLD) #2 beserta rekan-rekan Komunitas Gubuak Kopi. Pagi hari itu menjadi pagi yang sangat melelahkan untuk bangun, disebabkan pada dini hari sekitar jam 3, para partisipan dan penghuni kamar di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Solok, dibangunkan oleh kehadiran maling yang kepergok memasuki salah satu kamar dari partisipan LLD #2, sontak membangunkan orang seisi SKB dan berhamburan berlari mengejar maling tersebut. Karenakan bangun dalam posisi terkejut para partisipan dan rekan-rekan Gubuak Kopi yang ikut mengejar masih sedikit kebingungan mencari ke mana arah maling itu lari. Continue reading

Berkumpul di Solok Mengenal Silek

Catatan pembukaan Lapuak-lapuak Dikajangi #2

Lapuak-lapuak Dikajangi (LLD) #2 adalah project lanjutan dari project Lapuak-lapuak Dikajangi tahun 2017 lalu. Secara garis besar project ini berupaya melestarikan nilai-nilai tradisi yang terdapat dalam aktivitas masyarakat melalui platform multimedia. Kalau sebelumnya partisipan yang dihadirkan hanya dari Sumatera Barat, Project LLD #2 melibatkan 9 orang seniman yang berasal dari luar dan dalam Sumatera Barat. Para partisipan akan diajak untuk membaca dan merespon persoalan silek di Sumatera Barat dan Solok secara khusus. Teman-teman seniman ini akan riset, berkolaborasi, dan memproduksi karya di Solok selama 21 hari kedepan. Continue reading