Tag Archives: Solok

Peluncuran Sinema Pojok

Sinema Pojok adalah sebuah bioskop non-komersial yang berbasis di Kota Solok, Sumatra Barat. Program ini merupakan inisiatif dari Komunitas Gubuak Kopi atas kebutuhan akan pengetahuan sinema, serta mendistribusikannya melalui kegiatan pemutaran film reguler. Film-film yang akan diputar oleh program Sinema Pojok ini adalah film-film yang bisa menjadi pilihan lain / alternatif untuk ditonton oleh publik. Program ini akan banyak menyediakan berbagai jenis film mulai dari film klasik, kontemporer, film panjang maupun pendek, film lokal maupun luar negri, film aktifisme, film experimental, film non arus utama, serta film-film yang dianggap penting dalam sejarah dunia. Ruang ini juga diadakan sebagai tempat bertemunya para pencinta film dan berbagi kecintaan tentang film serta sejarah sinema dunia.

DSC06440

Albert (Ketua Komunitas Gubuak Kopi) saat memperkenalkan program Sinema Pojok

Jum’at yang lalu, tepatnya pada tanggal 02 Oktober, Komunitas Gubuak Kopi menggelar acara grand opening program Sinema Pojok di Ruang Terbuka Hijau, Kota Solok. Dengan mengandalkan sosial media yang sedang marak dikalangan anak muda jaman sekarang, program ini cukup dikenal oleh media berkat bantuan @infosumbar, forum lenteng, dan juga Radio Fanesha 5 FM. Acara ini dibuka dengan pertunjukan perkusi oleh group Ethnic Percussion, Padang Panjang, dimeriahkan juga dengan penampilan arkustik pengamen jalanan pada acara penutupannya. Film yang ditayangkan pada malam pertama Sinema Pojok ini adalah Harimau Minahasa yang disutradarai oleh Andang Kelana & Syaiful Anwar. Film Harimau Minahasa ini berdurasi 63 menit. (lihat poster terkait: Poster Harimau Minahasa)

Film Harimau Minahasa sendiri berkisah tentang seorang pemuda rantau dari Jember yang bernama Ateng, bekerja di perkenbunan Pala, Minahasa Utara. Kultur Minahasa Utara sendiri mayoritas berupa identitas homogen dalam sebuah sistem keyakinan tertentu: tampak dari simbol-simbol yang menghiasi sepanang jalan pada halaman rumah-rumah penduduk. Namun, Budiono, nama asli pemuda tersebut, bisa diterima oleh warga untuk bekerja, dan tinggal di sebuah rumah perkebunan. Di perantauan, ia tak bisa mngungkiri keterikatan identitas asl muasal leluhurnya. Hal itu terungkap dalam alam bawah sadarnya; ia dirasuki leluhurnya sendiri. Dialog dalam peristiwa kesurupan itu mempertegas identitas asal tersebut; komunikasi yang tak terjembatani akibat perbedaan bahasa, identitas asal merupakan hal yang selalu hadir dan menyertai Ateng di manapun ia berada. Inilah sekilas ringkasan dari film Harimau Miahasa yang ditayangkan perdana oleh Komunitas Gubuak Kopi dalam program barunya Sinema Pojok.

DSC06463

DSC06458

Suasana menonton filem Harimau Minahasa karya Andang Kelana & Syaiful Anwar

12112453_1081210068557372_7430663820393748393_n

Fauzia saat membacakan deskripsi filem

12109224_1081209958557383_4551929353456943367_n

Pertunjukan dari Ethnic Percussion Padangpanjang

DSC06474

Pertunjukan kolaborasi kelompok seniman/pengamen jalan Kota Solok dengan Ethnic Percussion Padangpanjang.

DSC06527

Foto bersama: Komunitas Gubuak Kopi, Minangpalal (Bukittinggi), Mahasiswa Ummy (Solok), Ethnic Percussion (Padangpanjang) dan teman-teman penonton lainnya dari Padang, Solok, dan Padangpanjang

Harimau Minahasa dan Sinema Solok

Ateng tiba-tiba kehilangan dirinya, ia mengejang berlagak seperti harimau, mencakar, jungkir balik, lalu berbicara dalam bahasa Jawa. Tubuh itu kini mengaku sebagai eyangnya Ateng. Ateng kerasukan roh eyangnya. Entah benar entah tidak. Tapi ia benar-benar geram ketika bahasa Jawa nya dibalas dengan bahasa Indonesia oleh Andang (sutradara). Pertanyaan-pertanyaan eyang sering kali mendapat jawaban yang tidak nyambung, karena si Andang pun tak mengerti bahasa Jawa. Percakapan tidak terjembatani. Ia geram tapi tak berhenti bertanya.

Continue reading

VideoGubuakKopi – Surau Latiah

Surau Latiah hari ini adalah salah satu situs cagar budaya yang ada di Kampai Tabu Karambia (KTK), Kota solok, Sumatera Barat. Keberadaan Surau Latiah diidentikan sebagai bukti keberadaan Syehk Siahlan, Salah seorang Syeh yang mengembangkan tarekat Naqsyabandiah di Ranah Solok. Selain sebagai tempat ibadah, menuntut ilmu, dan pelatihan rohani, Surau Latiah “dahulunya” juga digunakan sebagai tempat Ibadah Suluk. Suluk adalah usaha tertinggi bagi umat muslim, terutama di Minangkabau untuk mendekatkan diri pada Allah SWT dan memperdalam ilmu tasauf. Tempat seperti ini sangat terbatas, karena tidak banyak buya-buya yang bisa membimbing orang-orang yang ingin melakukan ibadah suluk. Para peserta suluk di Surau Latiah dulunya tidak hanya diisi oleh orang-orang dari Solok, tapi juga dari Pariaman, Padangpanjang, Payakumbuh, Sawahlunto, dll.

Continue reading

Nostalgia Layar Kejayaan

Bagunan tua itu terletak di jantung kota, Simpang Surya, tepatnya arah memasuki terminal angkot Kota Solok. Dua tahun lalu kita masih bisa melihat sebuah layar yang dilukis grafis di pekarangan bangunan, lengkap dengan jam tayang, sebuah poster filem yang akan tampil minggu ini. Poster itu terabaikan ditengah sibuknya aktivitas pasar dan terminal. Di bibir pagarnya sampah – sampah berserakan dan para pedagang memarkirkan becak mereka diperkarangannnya. Kini (29 January 2014) bangunan ini telah diisolasi dengan seng setinggi kurang dua meter, di dalamnya tengah terjadi sebuah pembangunan komplek toko yang mungkin bisa dimanfaakan oleh beberapa pedagang. Sejak itu Solok resmi tidak punya bioskop.

Continue reading

Lempar Bulan

GBKPictStory – Lempar bulan

Sejak ratusan tahun lalu, dunia sudah mengenal yang namanya kesenian rakyat (folklore). Hampir setiap etnis memlikinya. Beberapa kesenian rakyat tersebut kemudian tidak hanya terus berkembang ditengah-tengah masayrakat se-etnisnya. Sensibilitas kerakyatan yang digemakannya memudahkannya menjadi populer ditengah kehidupan global. Terutama ditengah mereka yang telah bosan dengan konstruksi kelas-kelas sosial. Sebut saja beberapa orang yang mempeloporinya seperti Joan Baez, Bob Bylan, Roma Irama, dan banyak lagi. Di tangan mereka suara-suara rakyat dirayakan dalam kerakyatannya. Tak heran banyak politikus merinding ketika Roma Irama mencalonkan diri sebagai presiden, setidaknya ketenarannya membuktikan ia mampu mengerti selera rakyat. Continue reading

Aku Kita Dan Kota : Cerita Deski

Cerita Deski :

Deski saat pelatihan bersama adik-adik peserta
Deski saat pelatihan bersama adik-adik peserta

Manusia yang sadar adalah manusia yang sadar kebersiahan

Oleh: Deski Wiri Yendra

Nama saya deski, selain beraktivitas kuliah di Universitas andalas, saya juga aktif di Komunitas Gubuak kopi, solok. Alhamdullah acara yang  diadakan oleh komunitas gubuak kopi solok (GBK) “ aku, kita, dan kota  ”pada minggu 22 april 2012 kemarin berjalan dengan baik (walau dalam prosesnya panitia menemukan berbagai kendala). Kegitan tersebut bertujuan membuat masyakat lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan kota. Bentuk kegiatannya seperti marathon bersih, talkshow bersama dinas kebersihan dan tata lingkungan hidup, diskusi dan pemutaran film. Continue reading

Mimpi Untuk Tanah Lahir

Impian Rahmi untuk tanah lahirnya, Desa Subarang Danau, Alahan Panjang, Kabupaten Solok –  Sumatera Barat

Oleh: Rahmia Novaliza

    Aku tak  pernah bosan dengan kesejukan ini,dengan hijau yang masih segar dengan panas yang kadang kala terasa terik. Disni juga aku bisa memanjakan pandangan mata, dimana tak kutemui ditempat kerjaku, yang berkutat diruangan dan dilayar komputer. Kesejukan yang selalu kurindu. Continue reading

Catatan Aku Kita Dan Kota

“Kita” Inisiatif Kolektif, Lebih Dari Sekedar Adipura.

 

Beberapa bulan lalu tepatnya 22 April 2012, hari itu saya sebagai warga Solok bangga akhirnya kegiatan Aku Kita Dan Kota (AKDK) yang sudah menjadi wacana bertahun-tahun ini terlaksana. “Aku” adalah individu, “kita” adalah kelompok individu (kolektif), dan kota adalah tempat bermuaranya si”Aku” dan “Kita” tadi. Apa yang dilakukan “aku” dan “kita” adalah bagian penting yang membentuk karakter kota tempat mereka berkembang tersebut. Continue reading

Pustaka Keliling Kota Solok

Melewati rute biasa, setiap pulang dari Padangpanjang menuju rumah di Solok, saya akan mampir dulu ke Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Solok atau yang biasa dikenal dengan sebutan Taman Kota. Sore itu, jumat (11/05), sebuah mobil dengan dinding terbuka dan didalamnya berisi buku menarik perhatian. Saya langsung mendekat dan mampir. Mobil itu adalah Perpustakaan Keliling. Disana saya mengambil satu buku. Awalnya oleh petugas saya disuruh untuk mengisi buku tamu dulu, dia juga menawarkan agar saya mendaftar sebagai anggota di Perpustakaan Umum Kota Solok. Sebenarnya saya tertarik, namun ternyata saya tidak memungkinkan untuk itu karena saya bukan warga Kota Solok. Continue reading

Masjid Megah, Cermin, Dan Poster

 
Masjid Agung (Al-Muhsinin) kota Solok

Masjid Agung (Al-Muhsinin) kota Solok

Jumat (13/04) lalu, Saya bersama rekan saya (Angga dan Rivo) menunaikan ibadah shalat Ashar di Masjid Al Muhsinin Kota Solok. Masjid megah ini juga dikenal dengan sebutan Masjid Agung, selesai direnovasi beberapa waktu lalu dan diresmikan langsung oleh wakil mentri agama, Prof. Dr. H Nazarudin Umar MA pada 16 Desember 2011.

Mesjid Agung terlihat jauh berbeda dari terakhir saya kunjungi, kira-kira dua tahun yang lalu. Sebelumnnya mesjid ini rusak akibat gempa yang menggucang Sumatera Barat pada tahun 2006 dan diperparah oleh gempa 2009. Namun sekarang masjid ini adalah salah satu masjid termegah di Sumatera Barat. Sayang sekali rasanya saya baru bisa sempat berkunjung. Untuk itu saya memutuskan berkeliling sejenak. Continue reading