Refleksi kritis dan pernyataan dukungan terhadap praktik seni kolase Kamarkost.ch, dibuat oleh Manshur Zikri dalam rangka melengkapi literatur pameran Menyusun Mantra Kamarkost, Tamera Showcase #5, 2022, yang diselenggarakan oleh Komunitas Gubuak Kopi di Solok, Sumatera Barat.
Continue readingAuthor Archives: Manshur Zikri
Pengantar Kuratorial: Video Out OK. Pangan
Pada perhelatan OK. Video – Indonesia Media Arts Festival 2017 yang bertajuk OK. Pangan ini, Gubuak Kopi bersama OK. Video berkolaborasi menyelenggarakan sub-program festival: Video Out. Melalui program ini kita melakukan penayangan dan diskusi film. Film-film yang ditayangkan dalam program ini merepresentasikan persoalan pangan, mulai dari diskursus kebijakan hingga persoalan-persoalan yang dekat dengan kejadian sehari-hari, dalam konteks estetika. Berikut teks kuratorial yang ditulis oleh Manshur Zikri. Continue reading
Bingkaian-bingkaian Isu di AKUMASSA Solok
Catatan tentang AKUMASSA Solok (Bagian 4)
Partisipan AKUMASSA Solok
Catatan Tentang AKUMASSA Solok (Bagian 3)
Perkenalan dengan Komunitas Gubuak Kopi
Catatan tentang AKUMASSA Solok (Bagian 2)
Albert berbagi pengalaman tentang kesulitannya mendaftar untuk menjadi anggota perpustakaan keliling itu karena ia adalah warga Kabupaten Solok, sedangkan pihak perpustakaan hanya menerima anggota baru yang merupakan warga Kota Solok demi menghindari risiko kehilangan buku. Albert juga menyebut bahwa saat itu ia menemukan buku berjudul Lubang Hitam Kebudayaan (2002) karya Hikmat Budiman di perpustakaan tersebut. Menariknya, tulisannya yang terbit di website AKUMASSA mendapat respon dari Hikmat Budiman. Sosiolog yang terkenal dengan proyek-proyek penelitian mengenai kota-kota di berbagai pulau di Indonesia itu mengapresiasi tulisan Albert dan aktivitas pemberdayaan media yang dilakukan oleh AKUMASSA. Berhubung saya mengidolakan Hikmat Budiman, dan ia memuji tulisan Albert, maka sejak itulah saya terus memantau karya tulis Albert. Kami pun semakin sering berinteraksi di media sosial, terutama Facebook, karena Albert selalu berbagi kabar tentang aktivitasnya di Solok bersama Komunitas Gubuak Kopi. Continue reading
Bermula dari Cerita Kubuang Tigo Baleh
Catatan tentang AKUMASSA Solok (Bagian 1)
Ini adalah catatan yang mengingat kembali kegiatan lokakarya AKUMASSA di Kota Solok, Sumatera Barat, 26 Februari – 11 Maret 2017. Catatan ini dibuat di Jakarta, dua setengah minggu setelah lokakarya tersebut selesai dilaksanakan. Dalam tradisi yang dikembangkan oleh AKUMASSA sejak tahun 2008, pemaparan tentang agenda lokakarya AKUMASSA biasanya diterbitkan beberapa hari sebelum lokakarya dimulai, berangkat dari cerita tentang kota yang menjadi lokasi penyelenggaraannya (dengan parafrasa yang disusun sendiri oleh para fasilitator lokakarya berdasarkan pelbagai sumber), baru setelahnya menyusul tentang komunitas yang menjadi subjek utamanya. Karena tulisan ini dibuat belakangan, pemaparan yang akan diberikan agaknya akan sedikit berbeda daripada yang sudah-sudah. Continue reading
Di Rantau Awak Se
Pengantar Kuratorial:
Pameran dan Open Studio bertajuk “Di Rantau Awak Se” merupakan bagian dari kegiatan lokakarya yang dilaksanakan oleh Komunitas Gubuak Kopi dan Forum Lenteng, lewat Program Pemberdayaan dan Pendidikan Media Berbasis Komunitas, AKUMASSA, sejak tanggal 6 hingga 10 Maret 2017.
Kegiatan lokakarya tersebut mendorong kawan-kawan komunitas untuk membaca kota Solok, khususnya daerah Kampung Jawa tempat beradanya Komunitas Gubuak Kopi, sebagai sebuah lokasi yang kita tinggali bersama, melalui sudut pandang warga masyarakat lokal. Pembacaan ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan jurnalisme warga dan praktik media alternatif, dengan memberdayakan teknologi telepon genggam dan kamera sederhana, untuk merekam apa-apa saja yang ada di Kampung Jawa. Aksi perekaman ini menjadi salah satu cara untuk mengarsipkan kota, dalam rangka memproduksi dan mendistribusikan pengetahuan secara luas.
Materi-materi dalam pameran dan open studio ini dihadirkan sebagai sebuah sketsa atas pembacaan tersebut. Seluruh partisipan lokakarya mendokumentasikan peristiwa dan narasi-narasi yang tersebar di Kota Solok, lalu mengemasnya ke dalam berbagai medium, seperti teks, fotografi, gambar, dan video.
Materi-materi yang dipamerkan ini bukanlah hasil akhir, melainkan masih menjadi bagian dari proses lokakarya. Menarik untuk merefleksi apa yang telah dilakukan oleh para partisipan lokakarya sebagai suatu awal baru untuk mendefinisikan Kota Solok sebagai kota yang sadar akan budaya dan peka terhadap potensi media sebagai alat yang dapat membantu aksi-aksi pemberdayaan masyarakat.***
© Photo: Courtesy of Hafiz Rancajale (2017)