Author Archives: Albert Rahman Putra

Albert Rahman Putra, biasa disapa Albert, adalah seorang penulis, kurator, dan pegiat budaya. Merupakan lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, dengan fokus studi pengkajian seni karawitan. Dia adalah pendiri Komunitas Gubuak Kopi dan kini menjabat sebagai Ketua Umum. Albert aktif sebagai penulis di akumassa.org. Ia juga memiliki minat dalam kajian yang berkaitan dengan media, musik, dan sejarah lokal Sumatera Barat. Manager Orkes Taman Bunga. Tahun 2018 bersama Forum Lenteng menerbitkan buku karyanya sendiri, berjudul Sore Kelabu di Selatan Singkarak. Ia merupakan salah satu kurator muda terpilih untuk program Kurasi Kurator Muda yang digagas oleh Galeri Nasional Indonesia, 2021.

Musim Arab: Wisata Surga Hingga Ke Kawin Kontrak

Kata “musim” biasannya merujuk pada pembagian utama dalam tahun, berdasarkan bentuk iklim yang luas dan berulang. Misalnya, di Indonesia yang terletak di daerah tropis, terdapat dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kedua musim tersebut selalu hadir bergantian setiap tahunnya. Selain itu, di Indonesia juga sering terdengar kata musim yang dibarengi dengan nama buah-buahan. Misalnya, musim durian di Kota Padang, yang artinya bahwa dalam kurun waktu tertentu, di Padang kita bisa melihat buah durian berjejer dalam jumlah yang banyak. Biasanya bisa kita temukan di sepanjang Jalan MH. Thamrin dan Jalan Sisingamangaraja. Di Kampung halaman saya, di Solok, ada juga yang namanya musim layangan. Musim ini hadir beriringan dengan liburan Ramadhan. Anak-anak hingga orang dewasa memilih bermain layangan untuk menunggu waktu berbuka. Pada tanggal 20 hingga 23 Juli lalu, selama mengikuti kegiatan workshop akumassa bernas di Puncak Bogor, saya mendengar istilah musim yang baru, yaitu “musim Arab”. Continue reading

Catatan Aku Kita Dan Kota

“Kita” Inisiatif Kolektif, Lebih Dari Sekedar Adipura.

 

Beberapa bulan lalu tepatnya 22 April 2012, hari itu saya sebagai warga Solok bangga akhirnya kegiatan Aku Kita Dan Kota (AKDK) yang sudah menjadi wacana bertahun-tahun ini terlaksana. “Aku” adalah individu, “kita” adalah kelompok individu (kolektif), dan kota adalah tempat bermuaranya si”Aku” dan “Kita” tadi. Apa yang dilakukan “aku” dan “kita” adalah bagian penting yang membentuk karakter kota tempat mereka berkembang tersebut. Continue reading

Pustaka Keliling Kota Solok

Melewati rute biasa, setiap pulang dari Padangpanjang menuju rumah di Solok, saya akan mampir dulu ke Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Solok atau yang biasa dikenal dengan sebutan Taman Kota. Sore itu, jumat (11/05), sebuah mobil dengan dinding terbuka dan didalamnya berisi buku menarik perhatian. Saya langsung mendekat dan mampir. Mobil itu adalah Perpustakaan Keliling. Disana saya mengambil satu buku. Awalnya oleh petugas saya disuruh untuk mengisi buku tamu dulu, dia juga menawarkan agar saya mendaftar sebagai anggota di Perpustakaan Umum Kota Solok. Sebenarnya saya tertarik, namun ternyata saya tidak memungkinkan untuk itu karena saya bukan warga Kota Solok. Continue reading

Si Kecil Kritis dan Sekolah Angan-angan

Sekilas memang kebanyakan orang mengira filem dokumenter adalah sebuah karya gampang, atau karya iseng-iseng. Seperti yang dilakukan Suthan Malik Hamonangan atau yang akrab disapa Monang, siswa sekolah dasar (SD). Di usia 11 tahun, Monang telah melahirkan beberapa karya filem dokumenter pendek. Empat di antaranya saya saksikan langsung di kediaman Sarueh, Selasa (08/05) lalu. Monang awalnya memang melakukannya dengan iseng-iseng, namun siapa sangka ternyata kegiatan iseng Monang membuat banyak orang di atas usianya cemburu, termasuk saya. Continue reading

Masjid Megah, Cermin, Dan Poster

 
Masjid Agung (Al-Muhsinin) kota Solok

Masjid Agung (Al-Muhsinin) kota Solok

Jumat (13/04) lalu, Saya bersama rekan saya (Angga dan Rivo) menunaikan ibadah shalat Ashar di Masjid Al Muhsinin Kota Solok. Masjid megah ini juga dikenal dengan sebutan Masjid Agung, selesai direnovasi beberapa waktu lalu dan diresmikan langsung oleh wakil mentri agama, Prof. Dr. H Nazarudin Umar MA pada 16 Desember 2011.

Mesjid Agung terlihat jauh berbeda dari terakhir saya kunjungi, kira-kira dua tahun yang lalu. Sebelumnnya mesjid ini rusak akibat gempa yang menggucang Sumatera Barat pada tahun 2006 dan diperparah oleh gempa 2009. Namun sekarang masjid ini adalah salah satu masjid termegah di Sumatera Barat. Sayang sekali rasanya saya baru bisa sempat berkunjung. Untuk itu saya memutuskan berkeliling sejenak. Continue reading

Bioskop Tua Solok

Beberapa waktu lalu (01/04/2012), saya bersama kawan – kawan di Komunitas Gubuak Kopi dan juga bersama kawan-kawan dari komunitas Sarueh Padangpanjang mengunjungi salah satu bioskop di Kota Solok. Informasi yang kami dapatkan di Solok dulu hanya terdapat dua Bioskop, yaitu bioskop Karia dan bioskop Wirayudha. Bioskop Wirayudha telah mati total karena tidak ada lagi peminat bioskop. Hingga saat ini satu-satunya bioskop yang bertahan adalah bioskop Karia yang berada masih di kawansan pasar raya Kota Solok. Walaupun dapat dikatakan tidak aktif lagi namun bioskop karia tersebut lebih memilih untuk tidak diruntuhkan seperti yang terjadi pada beberapa bioskop lainnya. Atau mungkin belum. Continue reading

Cerita "Gathering" Dari Solok

Cerita Ketika Kegiatan GatheringIS#9 Dan Wisata Budaya di Solok, Bersama Komunitas Yang Tegabung Dalam SocMed (Social Media) Sumbar

Foto Bersama Peserta GatheringIS #9

Foto Bersama Peserta GatheringIS #9

GatheringIS, forum silaturahminya komunitas yang tergabung dalam kelompok komunitas SocMed (Social Media) Sumbar. Kali ini, untuk GatheringIS yang ke 9 di selanggaran di Solok, bersama tuan rumah Komunitas Gubuak Kopi. Momen ini tepatnya dilaksanakan pada hari Minggu 11 Maret 2012 lalu, di GOR Batu Tupang, Solok. Continue reading

Misteri Batu Nan Tujuah

 Cerita ketika kami berkunjung ke tempat sandaran Datuak Parapatiah Nan Sabatang.

Oleh: Albert Rahman Putra

Batu Nan Tujuah

Penasaran tentang perjalanan Datuak Parapatiah Nan Sabatang (salah satu Pucuk Pimpinan Minangkabau), saya dan Komunitas Gubuak kopi mengunjungi beberapa tokoh adat Solok dan Selayo. Salah satunya adalah Tan Ali, ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Lubuak Sikarah (Solok). Beliau menceritakan banyak hal mengenai perjalanan Datuak Parapatiah Nan Sabatang di tanah Solok, salah satu monumennya adalah “Batu Nan Tujuah” di Nagari 9Korong (baca: Sembilan Korong), Kota Solok. Menurut bapak Tan Ali Batu Nan Tujuah juga dikenal sebagai tempat sandaran Datuak Parapatiah Nan Sabatang. Disanalah salah satu tempat beliau mendapat banyak pemikiran – pemikiran untuk kesejahteraan masyarakat Minangkabau. Karena penasan, saya dan rekan saya Kojek mengunjungi lokasi tersebut pada selasa (07/02) lalu. Continue reading

Mampir Sejenak Di Batu Tupang

Ruang Kreativitas Dari SEMOCC Untuk Genarasi Muda

Piala Penghargaan

Piala Penghargaan

Gubuak Kopi – Jumat (20/01/2012) lalu, sepulang dari Padangpanjang saya heran, di Solok, di sepanjang jalan, saya lihat muda mudi hilir mudik menyandang gitar di bahu mereka. Penasaran, diam – diam saya mengikuti. Perjalanan mereka ternyata menuju markasnya “Semocc”. Saya jadi lebih penasaran, “nyadang gitar kok perginya ke klub motor?”. Selidik demi selidik, ternyata mereka adalah “anak – anak band” yang baru saja selesai latihan dan mendaftarkan diri untuk event yang digelar kawan – kawan “Semocc”. Continue reading

Rekaman Akhir Tahun

oleh: Albert Rahman Putra

Gubuak kopi – Lintas Solok – Padangpanjang – Bukittinggi macet, Singkarak Padat. Itulah isu yang gak pernah bosan-bosanya hadir ketika akhir tahun. Berkumpul di Jam Gadang adalah pilihan faforit hingga saat ini. Pengunjung yang datang tidak hanya dari pelosok Sumatera Barat saja, tapi juga ada dari Bangkinang, Pekan baru, Medan, Jambi dan lain-lain. Continue reading