Menyambut Saudara dari Celebes

Catatan Proses Residensi Lumbung Kelana #2 di Solok

Kamis, 17 Agustus 2023, sehabis magrib kami berkumpul di Rumah Tamera di kota Solok, rumah yang juga merupakan markas dari Komunitas Gubuak Kopi. Kali ini, kami akan kedatangan teman-teman dari pulau Celebes (nama lain dari pulau Sulawesi). Mereka siang tadi telah mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang Pariaman. Mereka datang ke Solok sebagai bagian dari program Residensi Lumbung Kelana yang diinisiasi dan dikelola oleh 12 kolektif yang tergabung platform yang bernama Lumbung Indonesia. Mereka adalah Komunitas Gubuak Kopi (Solok), Rumah Budaya Siku Keluang (Pekanbaru), Pasir Putih (Lombok), Komunitas Kahe (Maumere), Serbuk Kayu (Surabaya), Forum Sudut Pandang (Palu), Siku Ruang Terpadu (Makassar), Trotoart (Jakarta Utara), Gelanggang Olah Rasa (Bandung), Sinau Art (Cirebon), dan Kolektif Hysteria (Semarang). Platfrom ini bertujuan untuk saling mempelajari strategi keberlansungan kolektif di berbagai konteks lokalnya.

Tahun lalu Komunitas Gubuak Kopi juga berkesempatan mengirim dua pengelana mengunjungi komunitas yang tergabung dalam Kolektif Lumbung Indonesia dan juga menerima seniman yang residensi. Jika tahun sebelumnya kami kedatangan seniman residensi dari Komunitas Gelanggang Olah Rasa (GOR), Bandung dan Komunitas Kahe, Maumere, kali ini dua teman dari Sulawesi-lah yang bertandang ke Komunitas Gubuak Kopi. Rencananya, mereka akan menghabiskan waktu selama 2 minggu di Kota Solok.

Dua teman ini, yang pertama adalah Devi Wulandari, atau yang kemudian kami sapa Devi. Ia datang dari Komunitas Forum Sudut Pandang yang berbasis di Palu, Sulawesi Tengah. Ia sudah lebih dahulu sampai di Bandara. Di sana ia juga bertemu dengan salah satu anggota Gubuak Kopi, yakni Volta Ahmad Jonneva, yang juga akan berangkat residensi. Kebetulan komunitas yang akan dituju Volta dalam kelana kali ini adalah komunitas dimana Devi berasal.

Sembari nongkrong di bandara, mereka melanjutkan obrolan santai dan juga spill-spill sedikit tentang kota masing-masing. Mereka menghabiskan waktu sambil menunggu teman Sulawesi lainnya, yang aka beresidensi di Solok. Ia adalah Husein Abdullah yang akrab dipanggil Cenks, dari Kolektif Siku Terpadu, Makassar. Karena mereka rencananya akan bareng naik travel ke Solok, mereka akan menempuh durasi perjalanan sekitar 3 jam. Cenks sendiri sebelumnya sudah pernah ke Solok. Waktu itu ia datang sebagai delegasi Siku Terpadu untuk pertemuan Majelis Akbar Lumbung Indonesia di Alahan Panjang, Solok, sekitar dua minggu lalu.

Mereka sampai sampai di Rumah Tamera – Komunitas Gubuak Kopi setelah magrib. Kami saling berkenalan dan melanjutkan ngobrol santai sambil menunjukan tempat yang akan mereka tempati selama residensi Lumbung Kelana di Solok.

Malam ini tidak terlalu panjang, karena mereka pasti lelah, dan waktunya beristirahat.


Mampir ke hamalan Lumbung Kelana #2 – Gubuak Kopi

Riyan Putra Jaya Kelana (b. 1999), biasa disapa Buset adalah seorang musisi. Ia terlibat sebagai vokalis band HARR, sebuah band hybrid rock yang berbasis di Kota Solok. Selain itu, ia juga memiliki ketertarikan untuk mendalami bidang kepenulisan, film, dan bidang kebudayaan. Saat ini ia bergabung dan belajar bersama di Komunitas Gubuak Kopi. Sebelumnya ia juga terlibat dalam Tenggara Festival, sebuah festival street art dan DIY culture di Solok.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.