Setelah perhelatan ARKIPEL Noli Me Tangere – the 10th Jakarta International Documentary & Experimental Film Festival ditutup pada 1 Oktober 2023, Bogor menjadi tuan rumah Thinkwell Empat – Kelindan Dalam Sedulur pada 3 Oktober. Thinkwell adalah program yang digagas oleh SAVVY Contemporary, yang menghubungkan praktisi sinema, perwakilan kolektif, pemikir, dan ahli teknologi global. Salah satunya adalah Komunitas Gubuak Kopi yang direpresentasikan oleh Volta Ahmad Jonneva. Mereka berkumpul untuk mendiskusikan dan mencoba merancang ulang ekosistem distribusi film kontemporer. Lebih dari lima puluh peserta dari berbagai penjuru dunia hadir dalam simposium ini, yang bertujuan untuk mengatasi isu-isu dalam sistem sirkulasi film global.
Edisi keempat dari simposium ini bertujuan untuk mendalaminya dan mencari cara menghadapi tantangan dalam sirkulasi film. Simposium ini diatur dalam bentuk permainan tiga tahap yang melibatkan peserta dalam berbagai peran. Peran tersebut mencakup “messanger” yang bertindak sebagai jembatan komunikasi antar kelompok, serta peran lain yang ditentukan oleh setiap kelompok untuk memfasilitasi diskusi yang mendalam dan kompleks.
Dalam tahap pertama simposium, setiap peserta secara individu menulis isu-isu penting dalam peta sirkulasi film. Isu-isu ini kemudian ditempelkan di dinding ruangan. Peserta dapat menyatakan masalah tersebut dalam bentuk tulisan, gambar, atau bahkan kolase. Teks dan gambar yang terkumpul dikelompokkan berdasarkan kaitan tematik, membentuk “pulau-pulau” masalah besar. Pemetaan masalah ini menjadi kerangka dasar bagi peserta untuk mengidentifikasi individu yang memiliki kecenderungan untuk mengatasi masalah terkait.
Pulau-pulau yang muncul dari proses pemetaan di dinding membawa pada pembentukan kelompok-kelompok. Inilah awal dari tahap kedua simposium. Setiap kelompok merinci masalah-masalah dalam pulau mereka masing-masing dan menjelajahi peluang atau solusi yang mungkin. Ada empat kelompok, masing-masing dengan pendekatan yang berbeda.
Pertama kelompok Subvertion, mendalami sistem sirkulasi yang sudah ada dan mencari celah untuk masuk atau menciptakan model sistem baru. Kedua, kelompok Scandal Bag, mengkaji hubungan antar komunitas, menciptakan ruang aman, dan prinsip-prinsip kehidupan bersama. Ketiga, kelompok Dialect of Oblivion, membayangkan kotak alat yang diperlukan dalam ekosistem sirkulasi sinema yang sehat. Keempat kelompok Kinoship, fokus pada sudut pandang penonton, kelompok ini merenungkan prinsip-prinsip yang diperlukan untuk mendukung ekosistem sirkulasi film.
Selama diskusi mereka, setiap kelompok mendokumentasikan proses, pemetaan, dan membuat gambar dan kolase yang nantinya akan dikompilasikan dalam satu zine.
Pada tahap ketiga simposium, masing-masing kelompok ditantang untuk melewati masalah yang telah mereka telusuri. Tugas mereka adalah merancang prototipe atau solusi untuk mengatasi masalah yang telah mereka identifikasi. Kelompok Subvertion mengusulkan “The Mesh,” sebuah jaringan yang menghubungkan praktisi sinema berdasarkan prinsip kesetaraan, desentralisasi, dan ketahanan komunitas. Kelompok Scandal Bag menyajikan prinsip-prinsip untuk menciptakan ruang aman yang mengoptimalkan fungsi untuk semua orang dan kurator yang mendukung masyarakat. Kelompok Dialect of Oblivion merancang program pemutaran film yang menggambarkan perjuangan di berbagai wilayah yang menghadapi berbagai bentuk penindasan.
Kelompok Kinoship menawarkan manifesto bagi sinefil dan prinsip-prinsip untuk mengaktifkan penonton, ruang, dan komunitas.
Ketika keempat prototipe ini dihubungkan, mereka membentuk solusi yang holistik. The Mesh berfungsi sebagai platform yang menghubungkan praktisi dan komunitas, ditambah dengan prinsip-prinsip ruang aman dari Scandal Bag, program pemutaran yang dirancang oleh Dialect of Oblivion, dan prinsip untuk mendukung penonton dari Kinoship. Ekosistem ini tampaknya sesuai dengan kebutuhan kontemporer dalam distribusi film dan memiliki potensi untuk diaplikasikan.
Simposium Thinkwell Empat – Kelindan Dalam Sedulur adalah upaya kolaboratif yang menarik untuk menghadapi tantangan dalam ekosistem distribusi film kontemporer dan mengeksplorasi solusi yang inovatif. Ini mencerminkan komitmen untuk meresapi masa depan sirkulasi film.
(teks diambil dari forumlenteng.org)
Halaman terkait: Thinkwell Empat – Kelindan Dalam Sedulur: Mendefinisikan Ulang Ekosistem Distribusi Film Kontemporer